4.4 The Boundary Between Dream and Reality

126 19 1
                                    

Batas Antara Mimpi dan Kenyataan

.....

Pria di dalam gambar itu tidak terlihat seperti prajurit bayaran. Dia terlihat seperti tuan muda dari rumah bangsawan yang tidak pernah bekerja seumur hidupnya. Dia terlihat lembut dan penuh kasih sayang. Sehingga ketika dia melihat gambarnya untuk pertama kalinya, 'Benarkah? Ini orangnya?'.

"Itu sudah ditugaskan beberapa tahun yang lalu. Tapi tetap saja, ini baru saja tiga atau empat tahun. Dia terlihat seperti orang yang benar-benar berbeda.

Evita jatuh pada pandangan pertama padanya. Dia berhasil mendapatkan duplikat gambarnya dan diam-diam menyembunyikannya. Kapanpun dia memikirkannya, dia akan mengeluarkannya dan memujinya. Sejujurnya, dia sudah menanti-nanti hari ini. Dia tidak berpikir akan ada yang terjadi. Dia hanya ingin cuci mata.

Ada banyak contoh gambar yang sepenuhnya berbeda dengan kenyataannya. Terkadang si pelukis menambahkan beberapa fitur, atau seorang wanita yang sederhana diubah menjadi sangat cantik untuk harga yang mahal.

Gambar seorang pria, namun, tidak diperindah. Malah, ada gerakan tambahan dan lebih tiga dimensi. Alis tebal, mata tajam, rahang yang kuat, hidung mancung. Fitur-fitur wajahnya hidup berdampingan dengan harmonis.

Pria itu tampan. Dia menarik.

Namun, saat Evita bertemu untuk pertama kalinya, yang bisa dia pikirkan hanya, 'Dia menakutkan'. Dia terlihat terlalu kuat. Sangat kuat sampai semua perasaan baik yang terbawa oleh paras tampannya terhempas.

Tidak semua orang akan berpikir sama sepertinya. Karena bidang pekerjaan dan pengalaman hidupnya, dia melihat orang-orang dengan berbeda. Lebih dari tampilan luar mereka, dia menilai seseorang berdasarkan perangainya. Sementara kepekaan ini adalah kelemahan, itu juga sebuah bakat. Dia tidak pernah salah jika itu mengenai kesan pertamanya.

'Pelukis gambar itu pasti orang bodoh. Atau pria ini mungkin menyembunyikan jati dirinya di depan sang pelukis.'

Evita menebak pasti itu yang terakhir. Pria ini tidak akan pernah membiarkan jati dirinya terungkap dalam sebuah lukisan.

Knock, knock-knock, knock.

Dia mendengar empat ketukan yang diikuti sebuah irama. Pintu terbuka, dan seorang pria masuk membawa sebuah amplop besar di kedua tangannya. Evita berbicara dengan pria itu saat dia mendekatinya.

"Berikan itu kepada pria ini."

Pria itu menyerahkan amplopnya kepada Kuhn. Kuhn membuka amplop itu dan mengeluarkan isi yang ada di dalamnya. Dia dengan cepat membaca sekilas dokumennya sebelum memasukkannya kembali.

"Informasi ini tidak akan terungkap dimana pun, benar?"

"Saya bersumpah atas nama Olga. Saat kami menjual informasi, pemilik informasi itu diberikan sepenuhnya jatuh ke tangan pembeli. Kami tidak pernah membagi informasi yang telah terjual."

Kuhn mengisyaratkan Loose dengan dagunya. Loose mengeluarkan kantung kecil dari saku dadanya dan melemparkannya ke arah Evita. Kuhn berdiri dari tempatnya.

Saat klien mereka sudah meninggalkan ruangan, Evita memerintahkan pria yang membawa amplop itu.

"Bereskan sisanya. Singkirkan semua hal yang berkaitan dengan informasi yang baru saja kita jual."

"Baik, tapi..."

Pria itu ragu-ragu.

"Saya sudah mencocokkan semua informasi yang ada, dan saya pikir saya tahu siapa itu. Sepertinya saya tahu siapa yang mereka cari."

Ada seseorang yang dicari Kalligo diam-diam selama bertahun-tahun. Skala pencarian mereka luar biasa, dan banyak organisasi informasi mendapatkan permintaan dari mereka.

Orang gila macam apa yang berani mencari gara-gara dengan Kalligo? Itulah yang semua orang pikirkan. Ini karena Kaligo sudah memberitahu semua orang kalau akan ada 'imbalan' bagi yang mampu mencari orang ini. Perkataan itu mengandung konotasi. Biasanya berhubungan dengan kriminal.

Jumlah uangnya sangat banyak. Banyak organisasi informasi bergegas bekerja karena tergiur dengan imbalannya.

Tapi Sayang! Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kalligo sangat pelit jika itu mengenai memberikan informasi tentang orang yang sedang mereka cari. Bahkan gambarannya seperti apa pun tidak diberikan. Seiring waktu berlalu, mereka yang tidak mampu menemukan apapun akhirnya memilih menyerah dan mundur.

Olga bahkan tidak mampu untuk memulai pencarian awalnya. Mereka mendapatkan informasi ini secara kebetulan. Mereka sangat beruntung. Merasa seakan dia telah menemukan sapi perah, Evita akhirnya bisa melihat cahaya di ujung terowongan gelap ini.

Banyak hal yang terjadi saat Evita mewarisi Olga. Seperti organisasi lainnya, kapanpun pemimpinnya berubah, selalu ada gosip. Olga pun tak berbeda. Tepat ketika organisasi akhirnya pulih, itu terjatuh kembali hancur.

Informasi yang mereka dapatkan secara tidak sengaja sudah seperti air berharga di gurun pasir. Jika mereka kehilangannya, semua akan berakhir sampai disitu. Mereka tidak bisa mempercayai siapapun.

Ketika mereka menghubungi Kalligo kalau mereka memiliki informasi yang dicari oleh Kalligo, mereka menambahkan sebuah syarat. Mereka tidak akan menjualnya kecuali pemimpin Kalligo sendiri yang datang mengambilnya.

Setelah transaksi berjalan lancar, Evita akhirnya merasa seolah beban berat terlepas dari pundaknya.

"Siapa pun yang mereka cari bukan urusan kita."

"Baik..."

Evita mendiamkannya dengan satu serangan. Namun, dia masih penasaran.

"Siapa itu?"

"Saya yakin itu ada hubungannya dengan pembantaian yang terjadi 25 tahun lalu. Sepertinya mereka mencari seseorang yang masih bertahan hidup dari tragedi itu."

Muka Evita mengeras. Politik. Akan memusingkan kalau terlibat dalam masalah seperti ini.

"Saya rasa kita akan bisa menemukan sesuatu kalau kita terus menggalinya. Apa ini artinya Kaligo memiliki ketertarikan dengan politik Kekaisaran? Seperti yang anda tahu, imbalan yang didapatkan dari Kalligo jumlahnya lumayan. Bahkan jika kita menemukan hal sepele pun, kita bisa menjualnnya dengan harga tinggi."

Evita berpikir sebentar sebelum menggelengkan kepalanya.

"Jangan lakukan. Ini bukan urusan kita."

Sejenak, dia terpancing. Mereka membutuhkan uang.

"Kita tidak boleh membuatnya menjadi musuh kita."

Pria itu menampar bibirnya dengan kecewa.

"Dengar baik-baik. Apa kamu pernah lihat ada orang yang masih hidup untuk menceritakan kisahnya setelah berada di sisi buruk Kalligo? Kalau kamu tertangkap pria itu, kamu tidak akan bisa mati dengan wajar. Apa uang lebih berharga daripada nyawamu?"

Evita memarahinya sambil ketakutan kalau dia akan pergi mencari dengan kemauannya sendiri. Pria itu menghela napas.

"Baik. Saya mengerti."     



~TBC~

Hai semuanyaa


Jangan lupa vote dan komennya yaa

Karena saya sendiri masih belajar, kalau ada kalimat yang ga sesuai, aneh atau ga pantas

boleh cuss komen

Harapan Terbesar || Book 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang