1.6 The Princess's Dream

190 18 0
                                    

Mimpi Sang Putri

.....

Sienna mengirim seorang dayang untuk pergi menuju Ksatria Istana Kekaisaran dengan membawa deskripsi pria yang sedang ia cari. Namun, para ksatria masih belum merespon sampai senja tiba. Dia mengirim dayangnya kembali untuk mendapat jawaban, tapi masih belum ada kabar juga.

Esoknya, Sienna memanggil Gilbert, seorang ksatria, dan mengirimnya untuk mencari pria itu. Dia pikir dia akan menemukannya sekarang, tapi terus mengalami penundaan.

Pagi itu, dia kembali menuju kediamannya dari pertemuan Parlemen Pusat. Ketika berjalan, dia melihat sekelompok dayang mondar-mandir. Dia sedang dalam suasana hati yang tidak baik, jadi dia mengamati.

"Kacau sekali."

Seorang dayang berbicara dari belakang Sienna.

"Saya yakin mereka sedang menyiapkan upacara perayaan."

"Maksudmu ulang tahunku?"

"Iya, Yang Mulia."

Ulang tahun Sienna yang ke-20 segera tiba. Di Kekaisaran, Perayaan kedewasaan diadakan ketika berumur 20 tahun. Perjamuan mendatang akan diselenggarakan untuk perayaan ulang tahun dan juga perayaan kedewasaan.

Perayaan yang meriah diadakan setiap ulang tahun Sienna di Istana. Persiapan perayaan ini selalu ditangani oleh pihak yang bertanggung jawab, dan Sienna tidak pernah mempedulikan rinciannya.

"Kirim seseorang ke pihak penyelenggara dan katakan aku punya beberapa pertanyaan."

"Baik, Yang Mulia."

Kepala pihak penyelenggara, Count Dicken, bergegas kembali.

"Bisakah kamu menunjukkan rencana anggaran untuk perjamuan itu?"

"Apa? Oh, tentu saja! Saya akan menyiapkannya sekarang, Yang Mulia."

Count tersebut mempersiapkan dokumennya dan kembali. Alis Sienna naik seiring ia membalik dokumennya.

"Apa kalian menghabiskan biaya sebanyak ini setiap tahun untuk perayaan ulangtahunku?"

"Tidak, Yang Mulia. Kami menghabiskan lebih banyak tahun ini."

"Kenapa?"

"Karena melihat betapa spesialnya perayaan kali ini..."

"Apa yang spesial dengan tahun ini?"

Count tersebut melirik Sienna.

"Tahun ini, ulang tahun Putri Mahkota menandakan kedewasaan anda."

"Ini terlalu berlebihan. Kurangi anggarannya dan buat ulang."

"Maafkan saya, tetapi Ratu Merah menaruh minat lebih pada perjamuan dan..."

Sienna mengerutkan keningnya sebelum menenangkan ekspresinya.

"Aku mengerti. Aku yang akan mengatakannya langsung kepada Ratu Merah."

Setelah Count tersebut pergi, Sienna pergi menuju istana Ratu Merah. Ketika dia sampai di pintu masuk, dia mengamati wajah baru yang ditempatkan disana sebelum berbicara kepada dayang yang datang menyambutnya.

"Sepertinya ada tamu."

"Countess Elio ada di dalam, Yang Mulia."

"Siapa?"

"Ibu Countess Elio adalah sepupu Ratu Merah."

"Begitu ya."

Sienna membalas dengan tidak minat. Dia tidak terlalu peduli dengan silsilah keluarga yang rumit.

Kebanyakan aristokrat Kekaisaran memiliki beberapa koneksi dengan keluarga Kekaisaran. Tidak peduli seperti apa hubungan atau kekerabatan yang dimiliki, orang-orang ini hanyalah pengikut dan warga negara yang akan dia perintah.

"Apa aku harus menunggu mereka selesai?"

"Tidak, Yang Mulia. Beliau menyuruh saya untuk menemui anda ketika anda tiba."

Dayang itu menuntun Sienna ke ruang tamu. Dua wanita sedang duduk berhadapan. Ketika Sienna memasuki ruangan, salah satu wanita tersebut berdiri. Wanita itu sekitar pertengahan 20-an. Bingung, dia ragu sebelum menyambutnya dengan merona.

"Salam, Yang Mulia. Suatu kebanggaan bisa bertemu dengan anda."

Countess Elio sangat kebingungan sampai lupa memperkenalkan dirinya. Sienna tidak menyebutkan kesalahannya. Toh, mereka tidak akan bertemu lagi.

Wanita satunya sedang duduk di sofa melihat Sienna dan dengan lembut mengerutkan matanya. Dia tersenyum dengan memikat seolah-olah dia sedang menggoda pria.

"Selamat datang, Putri Mahkota."

"Apakah anda baik-baik saja, Ibu?"

Sienna dengan lembut menyapa ibunya.

Sulit untuk menentukan usia wanita ini karena riasan tebalnya. Dari jauh, dia terlihat seperti umur 20-an, tapi jika dari dekat, dia terlihat lebih tua dari itu.

Dia dengan lesu mengelus dagu kucing di pangkuannya. Kucing berbulu putih, menikmati sentuhan tuannya.

"Perkenalkan dirimu. Ini Countess Elio. Dia seperti keponakan bagi saya."

Sienna hanya mengangguk. Dia tidak memperkenalkan dirinya atau tersenyum. Meskipun begitu, mata Countess terlihat berseri dan bibirnya bergetar kegirangan. Hanya bertemu Putri Mahkota secara langsung membuat jantungnya berdebar.

"Putri Mahkota, i-ini sebuah kebanggaan. Saya putri dari Earl Luke..."

Menyadari kesalahannya, Countess tergagap ketika memperkenalkan dirinya. Sienna tanpa belas kasihan memotongnya.

"Ada yang ingin saya bicarakan, Ibu."

Ratu Merah, Patricia, sedikit merengut ke Sienna sebelum tersenyum lembut kepada Countess.

"Aku menikmati kunjunganmu hari ini, Countess." Ayo berbincang lagi lain waktu. Kelihatannya Putri Mahkota ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan ibunya."

"Baik, Ratu Merah. Saya akan datang kapan pun anda memanggil saya, jadi mohon panggil saya lagi. Saya pamit undur diri."

Setelah Countess pergi, Patricia dengan ringan menegur Sienna.

"Memberi salam yang pantas tidak terlalu sulit, bukan?"

"Apa ada alasan saya harus melakukannya?"

Patricia ingin menasehati anaknya mengenai pentingnya berinteraksi tetapi memutuskan untuk melupakannya. Tidak peduli berapa kali dia memberitahu Putri Mahkota, perilakunya tidak akan berubah. Sienna adalah anaknya, tapi Ratu Merah merasa dia seperti orang asing untuknya.

Dengan Kaisar pun sama. Pasangan ayah-anak itu sama-sama dingin dan angkuh. Mereka sangat bangga dengan darah mereka. Keduanya memandang rendah manusia dan tidak pernah mencoba berhubungan baik dengan mereka.

Untungnya, mereka masih menghormatinya sebagai ibu Sienna. Walaupun semua orang membicarakan betapa Sienna sangat berbakti kepada ibunya, mereka tidak tahu kebenarannya. Itu semua berkat upaya keras Patricia.

"Countess tersebut dapat menjadi seseorang yang sangat penting untuk anda di masa depan. Saya berencana untuk menjadikan adik laki-lakinya sebagai calon Raja Biru."     




~TBC~

Hai semuanyaa

Jangan lupa vote dan komennya yaa

Karena saya sendiri masih belajar, kalau ada kalimat yang ga sesuai,aneh atau ga pantas

boleh cuss komen

Harapan Terbesar || Book 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang