2.3 To Open One's Eyes

131 16 0
                                    

Untuk Membuka Mata Seseorang

.....

"Putri Mahkota. Apa anda baik-baik saja?"

"Countess, kamu sudah kembali?"

Untuk berada di sisi putrinya yang sudah melahirkan, Beth pergi untuk cuti lama. Namun, dia telah kembali ke Istana lebih cepat dari yang dijadwalkan.

"Iya, saya memutuskan untuk kembali lebih cepat."

"Sudah lama sejak kamu melihat putrimu. Kamu seharusnya tinggal lebih lama dan beristirahat dengan baik."

"Ulang tahun anda sudah dekat, Yang Mulia. Bagaimana bisa saya melewatkannya?"

"Aku menghargai perhatianmu, tapi kamu pasti sedih. Apa cucumu sehat?"

"Iya. Dia punya tubuh yang kuat, jadi saya pikir dia akan menjadi anak yang sehat. Putri Mahkota, saya tahu ini tidak seberapa, tapi saya punya hadiah untuk anda."

Beth mengeluarkan kotak kayu kecil.

"Ini adalah daun teh yang selalu anda nikmati. Putri saya sendiri yang memanggangnya."

"Terima kasih. Aku akan menggunakannya dengan baik."

"Lalu saya ingin memperkenalkan seseorang kepada anda. Tidak ada maksud tertentu dibaliknya. Ketika saya dalam perjalanan kemari, saya membawa kerabat jauh anak tiri saya bersama saya. Saya hanya membawanya untuk membantunya menemukan suami yang baik, tapi dia punya kemampuan yang hebat dalam menyeduh teh. Saya ingin anda mencoba tehnya, Putri Mahkota."

Sienna tertawa ringan.

"Aku tidak akan menyalahpahami niat baikmu, Countess. Bawa dia kemari."

"Baik, Putri Mahkota."

Countess meninggalkan ruang tamu sebelum kembali dengan seorang wanita muda. Setelah melihat wajah yang asing, mata Sienna melebar. Dia terasa asing, tapi dia juga tidak begitu.

Beth memperkenalkan wanita itu, yang membeku kaku karena cemas.

"Ini dia, Yang Mulia. Emma, beri salam kepada Putri Mahkota."

Mata lebar Sienna bergetar.

"Salam, Y-Yang Mulia. Nama saya E-Emma. Emma Dalton."

Emma.

Wanita yang gemetaran itu memiliki nama yang sama dengan wanita dalam mimpi Sienna. Dan bukan itu saja. Versi yang lebih muda dari wanita dalam mimpi yang menyeduhkan teh berdiri tepat di depannya.

'Bagaimana bisa?'

Salah paham dengan reaksi Sienna, Beth dengan cepat menyuruh Emma.

"Emma, seduhkan teh untuk Yang Mulia. Jangan gugup, lakukan dengan tenang. Seperti yang biasa kamu lakukan."

"Baik... Baik, Countess."

Tangan Emma, gemetaran seolah-olah membeku kedinginan, berhenti gemetaran ketika dia menyetuh teko teh. Dia terus merebus teh dengan tenang sebelum menuangkannya dalam cangkir teh.

Setelah Sienna menyesap tehnya, dia takjub. Itu adalah teh yang paling harum yang pernah dia rasakan. Rasa manisnya sangat sempurna sesuai seleranya.

"Luar biasa. Ini adalah teh terenak yang pernah kuminum selama ini."

"Terimakasih, Yang Mulia."

Jika ini adalah teh yang diminum Kaisar dalam mimpi Sienna, Pujiannya tidak berlebihan. Juga, tanda lahir di hidung Emma dalam mimpi juga ada di hidung Emma muda.

'Mereka orang yang sama. Tidak salah lagi.'

"Emma, apa aku boleh memanggil namamu?"

"Ten-tentu saja, Putri Mahkota."

Ketakutan, Emma menjawab. Dari banyaknya orang yang gugup dihadapin Sienna, ini pertama kalinya dia bertemu seseorang yang sangat pucat sampai terlihat akan pingsan. Dia terlihat sangat pemalu, dan Sienna suka itu. Dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan berbicara dengan berani atau bergosip dimana-mana.

"Aku ingin terus minum teh buatanmu. Maukah kamu tinggal di Istana untuk sementara dan membuatkan teh untukku?"

Gadis desa yang pemalu, Emma, kewalahan oleh Istana yang luas dan sedikit membeku.

Emma sangat bersemangat sampai dia tiba di ibukota dengan Countess. Ibukota yang mempesona sungguh mengintimidasi, dan kediaman mewah Countess membuatnya merasa asing.

Dan lagi untuk dia tinggal di Istana. Memikirkan bahwa dia akan bertemu Putri Mahkota setiap hari dan menyajikannya teh. Dia tidak peduli tentang mencari suami lagi dan hanya ingin kembali ke kampung halamannya. Emma melihat Countess dengan mata memohon. Dia berbicara kepada Countess dengan tatapannya, 'Ini terlalu berlebihan untuk saya atasi.'

Countess tidak memihak Emma, dan Emma yang pemalu tidak bisa menolak dengan mulutnya sendiri.

"Sebuah... Kebanggaan untuk saya, Putri Mahkota."

Sienna memerintah dayang untuk menyiapkan kamar untuk Emma. Pergi dengan dayang, bahu Emma merosot kecewa.

Dengan keengganan Emma yang terlihat jelas, Countess merasa malu.

"Putri Mahkota, anak itu seperti itu karena dia belum terbiasa dengan Istana."

"Aku mengerti. Dia akan tinggal di tempat yang asing dimana tidak ada orang yang dikenalnya. Countess, tolong periksa dia saat pagi dan malam untuk memastikan dia baik-baik saja."

Malam itu, Sienna di tempat tidur sambil mengingat kembali apa yang terjadi di mimpinya. Dia tidak membuat kemajuan dalam mencari tahu identitas kaisar. Masalahnya adalah taman yang dia lihat ketika berada di balkon dalam mimpi pertamanya.

Taman ini, dibuat menggunakan dengan tema arsitektur yang berbeda, dimana dibuat sekitar 70 tahun yang lalu. Waktu itu, Kekaisaran diperintah oleh kakek moyangnya. Setelah itu, seluruh kaisar dari saat itu sampai sekarang ayahnya adalah laki-laki.

"Emma..."

Bahkan setelah dia menerima daun teh dari Kaisar, Sienna tidak sepenuhnya yakin. Namun, ketika dia bertemu orang yang muncul dalam mimpinya...

'Kaisar dalam mimpi adalah aku...'

Kalau begitu, semuanya masuk akal. Jantung sienna mulai berdebar. Dia merasa seperti akan tertawa.

'Sudah kuduga, itu adalah wahyu.'

Mimpi yang menunjukkan masa depan memang perbuatan dewa.

'Aku melihat masa depanku.'

Semua orang disekitarnya berkata dia akan menjadi kaisar. Sienna juga berpikir ini sudah ditentukan. Dia memiliki garis keturunan juga kemampuan untuk menjadi kaisar. Tapi sekarang dia bahkan menerima wahyu. Para dewa memberitahunya dia pasti menjadi kaisar. Dia sudah diakui oleh sang dewa.

'Jika mereka hanya akan memperlihatkan masa depanku, mereka tidak akan membuat mimpinya ambigu. Pasti ada maksud dari mimpi ini. Aku hanya perlu menemukannya.'

Malam itu, Sienna mendapatkan mimpi ketiganya.



~TBC~

Hai semuanyaa

Jangan lupa vote dan komennya yaa

Karena saya sendiri masih belajar, kalau ada kalimat yang ga sesuai, aneh atau ga pantas

boleh cuss komen

Harapan Terbesar || Book 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang