3.5 Entwined Destiny

229 32 0
                                    

Takdir Yang Terjalin

.....

'Siapa dia sebenarnya?'

Ketika dia pertama kali bertemu dengannya, dia adalah seorang ksatria. Dia bilang dia adalah seorang prajurit bayaran, tetapi orang biasa menghadiri pesta duke sebagai tamu? Seorang duke tidak akan memberikan undangan kepada sembarang orang.

Saat dia dengan alami memulai dansa mereka, Sienna melihat betapa ahlinya kemampuan dansanya. Dia pasti mempelajarinya dengan baik. Apakah dia sebenarnya seorang bangsawan? Kenapa seorang bangsawan menjadi prajurit bayaran? Tidak peduli bagaimana dia memikirkannya, dia tidak bisa menyatukan petunjuknya.

"Tadi kamu melihatku, kan?"

"Saya tidak mengerti yang anda maksud."

Saat aku pergi dengan kereta kudaku, aku melihatmu. Kamu juga melihatku, kan?"

"Anda tahu saya siapa?"

Mata Sienna melebar.

"Ini kan perjumpaan pertama kita, tapi ucapan anda terdengar sangat akrab."

Sienna menatap tajam Kuhn yang dengan acuh tak acuh mengubah pembicaraan. Untuk sesaat, dia hampir terjatuh dalam kebohongannya. Namun, ketika dia melihatnya yang hanya tertawa dan menatap lurus kembali ke matanya yang menatap tajam, dia tahu itu adalah Kuhn.

'Tidak mungkin ada dua pria yang sekurang ajar ini.'

"Kelihatannya anda tidak terlalu menikmati pesta topeng ini, Putri Mahkota."

Dan tidak mungkin dia tidak bisa mengenali suara ini. Cara pengucapannya sangat bagus. Dia mungkin sudah terlahir dengan itu, tetapi dia merasa itu adalah hasil dari belajar berbicara yang gigih. Semakin dia memikirkannya, semakin dia meragukan identitasnya.

"Ini membosankan."

Ketika dia menjawab dengan cuek, Sienna mengerutkan alisnya. Dia menyadari sedikit terlambat saat Kuhn dengan terang-terangan memanggilnya 'Putri Mahkota'.

"Kamu sedang mengejekku, ya."

"Mengejek anda? Tidak mungkin saya melakukan itu."

"Kamu bilang ini perjumpaan pertama kita, jadi bagaimana kamu bisa mengenaliku?"

"Itu karena kabar kehadiran Putri Mahkota sudah menyebar luas. Semua yang ada disini mengetahuinya."

"Saat aku memanggil namamu tadi, kamu bertingkat seolah kamu mengetahuinya."

"Iyakah?"

"Kuhn. Itu namamu."

"Entahlah..."

Sienna tidak senang dengan caranya yang terus mencoba mengubah pembicaraan. Namun, itu bukannya tidak menyenangkan. Sebenarnya itu menyenangkan. Dia benar-benar berbeda dari semua orang yang ada di sekitarnya. Dia tidak menebak apa yang akan dikatakannya. Jika aku mengatakan ini, apa yang akan pria ini katakan balik? Dia mulai menantikannya.

"Kenapa anda merasa bosan? Bukankah ini lebih baik bila dibandingkan dengan pesta di Istana?"

"Semuanya sama saja. Semua orang mengatakan hal yang sama."

"Contohnya?"

"Kesetiaan mereka pada Kekaisaraan. Pujian untukku."

"Saya bisa melihat kenapa topik sebelumnya sedikit membosankan, tetapi saya tidak mengerti apa masalahnya dengan yang terakhir tadi. Bukankah bagus mendengar orang memuji anda?"

"Jika kamu terus mendengarkan hal yang sudah pasti, itu menjadi membosankan."

Kuhn hampir tertawa terbahak-bahak, tetapi bisa menahannya dengan menekan bibirnya. Pujian mereka adalah fakta? Setelah mendengarkan perkataan tersebut, seseorang hanya bisa mengangguk jika itu dari Putri Mahkota.

Harapan Terbesar || Book 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang