Untuk Membuka Mata Seseorang
.....
Seperti biasa, Kuhn mengenakan seragam ksatria dan pergi menemui Dian. Namun, lokasinya, berbeda. Kali ini, mereka bertemu di sebuah istana kecil. Begitu melihat Dian, Kuhn memikirkan Sienna. Walaupun mereka saudara tiri, mereka tidak mirip sama sekali.
Kuhn merasa tidak nyaman kapanpun dia mengingat bagaimana dia bersembunyi dari Sienna. Setiap kali luka di tangan kirinya berkedut, itu terlintas di pikirannya.
"Tidak ada masalah, kan?"
"Masalah apa?"
Kelihatannya Dian sungguh tidak tahu. Kuhn merasa lega tapi sedikit kecewa.
"Tidak ada. Ingin tahu saja."
"Baiklah, jangan katakan padaku. Kita bertemu kemarin, jadi apa yang bisa terjadi?"
"Dimana kita?"
"Aku menghabiskan waktu disini ketika pertama kali memasuki Istana Kekaisaran. Sekarang sudah kosong."
"Kenapa memanggilku?"
"Apa aku butuh alasan untuk memanggilmu? Bukankah kita teman?"
Para dayang menyiapkan teh di atas meja dan menarik diri. Kuhn tidak menyetuh teh yang diletakkan di depannya dan terus menatap Dian.
"Dian, aku sibuk. Aku tidak punya waktu untuk bermain."
Mata Kuhn terlihat dingin dengan muka datarnya. Dian merasa sedikit terintimidasi tapi tidak ingin memperlihatkannya di depan Kuhn, sehingga dia menjadi terlihat lebih periang dan mengangkat bahunya.
"Kamu ini tidak bisa diajak bercanda. Aku sudah selesai berbicara dengan Duke Grosch."
"Kerja bagus menangkap ular besar itu."
Untuk sejenak, wajah Kuhn terlihat lega lalu menghilang. Dia sempat khawatir karena negosiasinya lebih lama dari yang diperkirakan.
"Aku yakin dia juga mempertimbangkan pro dan kontra dan memutuskan dia tidak kehilangan apa-apa. Artinya seseorang dari keluarganya akan menjadi Ratu Merah."
Dian telah menyarankan Duke Grosch bahwa mereka sebaiknya membentuk aliansi melalui ikatan pernikahan. Mereka sepakat untuk menjadikan cucu perempuan Duke Grosch sebagai istri Dian.
Mereka sudah lama membicarakan ini. Duke menahannya dengan tidak memberi Dian jawaban pasti. Ini karena mereka yang bekerjasama dengan Dian akan diselidiki.
Seseorang tidak akan membatalkan pernikahan hanya karena si pria memiliki banyak kekasih yang disukai, tapi tidak ada yang ingin menikahkan cucu mereka dengan pria bebas, bahkan jika itu pernikahan kontrak. Jika itu mengenai citra yang bersih, Dian tidak ada masalah. Ini bukan karena dia menyembunyikan perbuatannya dengan baik. Dia memang tidak punya noda dalam karakternya. Dia adalah pria yang hanya memimpikan masa depan. Karena itu, dia memastikan untuk menjaga dirinya.
"Kamu sudah melihatnya?"
"Siapa?"
"Cucunya duke."
"Belum. Itu tidak masalah. Bahkan jika dia wanita terjelek di dunia, aku akan tetap menikahinya sampai akhir. Maksudku, aku yakin dia tidak jelek karena dia keturunan duke."
Enam keluarga duke, yang merupakan aristokrat tertinggi, semuanya terhubung melalui pernikahan dengan keluarga Kekaisaran. Walaupun mereka tidak memiliki ciri khas keluarga Kekaisaran, rambut dua warna, mereka masih memiliki fisik dan kecantikan yang mengesankan.
"...Apa kamu yakin?"
Muka Dian menegang.
"Kenapa? Apa kamu pernah dengan sesuatu?"
"Tidak. Maksudku, apa kamu yakin dengan pernikahan yang seperti itu?"
Dian melihat Kuhn dengan kebingungan. Tiba-tiba, tawanya meledak.
"Kuhn Lard, apa kamu gila? Kenapa kamu jadi sok perhatian? Sungguh tidak cocok untukmu. Untuk orang seperti kita ini, pernikahan adalah kontrak dan bisnis."
"Jangan masukkan aku denganmu. Aku akan memilih wanitaku sendiri."
"Apa kamu pikir itu realistis?"
Dian tercengang. Apa orang ini salah makan? Namun, Kuhn serius.
"Itu adalah hakku, dan tradisi dalam keluargaku."
"...Serius?"
"Kita menikah karena cinta..."
"Aaaaahh!"
Dian memekik.
"Diam. berhenti bicara. Aku tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulutmu. Membuatku merinding.
Gerakan Dian dilebih-lebihkan ketika dia berpura-pura menggaruk badannya.
"Pokoknya, aku hanya ingin memberitahumu apa yang terjadi. Pengumuman pertunangkanku akan segera keluar."
"Bukankah kamu terlalu terburu-buru?"
"Duke Grosch yang menginginkannya."
"Aneh sekali. Dia menarik diri sebelumnya, jadi kenapa sekarang?"
"Mungkin karena Ratu Merah. Ada gosip yang bilang beliau sedang rajin mencari calon Raja Biru."
"Kalau 'Raja Biru', kamu membicarakan..."
"Suami Putri Mahkota Sienna."
Tangan Kuhn yang sedang memegang cangkir teh tersentak.
"Duke Grosch tidak punya orang yang bisa dijadikan kandidat. Kupikir itu berhasil padaku. Kalau tidak dia tidak akan pernah bisa membuat keputusan antara aku dan Sienna."
"Bukankah itu sedikit cepat? Putri Mahkota Sienna masih muda."
"Bukan hal yang aneh untuk bertunangan sebelum perayaan kedewasaan. Putri Mahkota Sienna sepertinya tidak terlalu tertarik untuk mencari suami, makanya Ratu Merah jadi lebih terburu-buru lagi. Sebelum Putri Mahkota tertarik, Ratu Merah mencoba untuk mencari menantu yang akan mematuhi perintahnya seperti anjing."
"..."
Pernikahan Putri Mahkota Sienna.
Seorang Putri Mahkota angkuh yang seperti memandang rendah dunia itu akan menjadi istri dari seseorang? Dia bahkan tidak bisa membayangkannya. Wanita itu seperti pedang yang tajam. Dia sangat tajam dan kuat. Jika kamu salah menanganinya, tanganmu akan berdarah.
Kuhn tiba-tiba mengingat mata emasnya ketika dia mencoba menyerangnya dengan pedangnya. Dia kemudian melanjutkan untuk meminum sisa tehnya yang dingin dalam sekali teguk. Untuk beberapa alasan, tenggorokkannya terasa terbakar.
~TBC~
Hai semuanyaa
Jangan lupa vote dan komennya yaa
Karena saya sendiri masih belajar, kalau ada kalimat yang ga sesuai, aneh atau ga pantas
boleh cuss komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Terbesar || Book 1 (END)
Historical Fiction~Novel terjemahan~ Terjemahan versi bahasa Indonesia ini murni dibuat untuk asupan semata dan non-komersil. Mohon jangan dishare atau re-upload yaa. THE*GREAT*WISH Bahasa asli : Korea Author : Covering The Sky 하늘가리기 Tahun : 2018 Penerbit asli : Fi...