3.2 Entwined Destiny

128 17 3
                                    

Takdir Yang Terjalin

.....

Kereta kuda Joseph meninggalkan Istana. Countess Pope datang menyambut Sienna. Dia memilih kata-katanya dengan hati-hati saat berbicara dengannya.

"Apakah tuan muda itu dari keluarga Duke Luke?"

"Apa anda mengenalnya?"

"Saya pernah melihatnya beberapa kali di pesta yang saya hadiri. Dia cukup terkenal di kalangan kita."

"Karena dia cucu Duke Luke?"

"Itu salah satunya. Dia juga terkenal sebagai pria baik-baik yang lebih terkenal dari gadis kebanyakan."

Jika dilihat, Joseph memang setampan Adonis*. Namun, Sienna tidak setuju dengan ucapan Countess. Memikirkan kembali saat pertama kali melihatnya, dia tidak merasakan apapun padanya sama sekali.

/*Adonis : Tokoh yang terkenal sebagai pemuda tampan di mitologi Yunani, kekasih manusia Dewi Aphrodite (Dewi cinta dan kecantikan).*/

"Sebuah undangan akan segera sampai. Tolong persiapkan keberangkatan kita dari Istana, Countess."
"Baik, saya terkejut karena tiba-tiba mendengar anda ingin untuk menghadiri pesta di luar Istana."

"Dia adalah calon suami."

"Ah... Begitu ya."

"Apa kamu mengetahuinya?"

"Saya mendengarnya dimana-mana."

"Ratu Merah memberitahuku hari ini. Dia memintaku untuk berusaha mengenalnya. Awalnya aku merasa itu merepotkan, tetapi aku sadar kalau Ratu Merah benar. Suamiku akan menjadi Raja Biru selanjutnya. Aku tidak bisa membiarkan sembarang orang mengisi posisi itu. Agar bisa mengenal seseorang dengan lebih baik, aku perlu melihat sisi yang berbeda darinya. Jadi aku akan menghadiri pesta di luar Istana. Aku akan melihat semuanya sendiri, mendengarkan obrolan, dan melakukan yang terbaik."

Sienna menaikkan suaranya. Dia ingin para dayang disekitarnya mendengar apa yang dia katakan. Dia ingin mereka menyampaikan ucapannya ini kepada Ratu Merah.

"Apa anda berniat untuk sering keluar Istana?"
"Aku berniat begitu."

"Para tuan dan nyonya akan senang mendengarnya, Putri Mahkota."

Niat Sienna yang sebenarnya adalah untuk mengetahui apa yang Patricia pikirkan.

***

Mereka pergi lebih cepat dari waktu yang dituliskan pada undangan. Sienna memutuskan untuk mengelilingi ibukota daripada langsung menuju kediaman duke. Kediaman Duke Luke toh cukup dekat, tetapi Sienna pergi ke arah yang berbeda.

Kereta kuda megah Sienna dan kereta kuda yang membawa rombongan dan pelayan berjumlah lima kereta. Sienna mengerutkan alis saat melihat pemandangan yang lewat di luar jendelanya.

'Bukan begini.'

Tidak ada kereta kuda lain yang terlihat. Tentara yang memegang bendera sebagai keamanan publik dan menahan kerumunan orang-orang agar tidak mengganggu kereta kuda Sienna. Biasanya ibukota pasti tidak begini. Kereta kuda akan berlalu lalang di jalan, dan orang-orang akan sibuk dengan urusannya masing-masing.

Sienna tidak ingin melihat jalan dengan penjagaan. Dia tidak ingin melihat wajah terkagum dari para rakyat Kekaisaran saat mereka menyaksikan kereta kuda kekaisaran yang dihias dengan indah berkendara di jalan.

Saat dia pertama kali berangkat dari Istana, Sienna sungguh bersemangat. Perasaannya yang berdebar kencang karena menantikannya adalah sensasi yang aneh, tapi itu terasa menyenangkan. Kegembiraannya hanya berlangsung sesaat. Matanya yang berbinar dengan cepat meredup.

Harapan Terbesar || Book 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang