Mimpi Sang Putri
.....
Sembari melihat Sienna yang pergi, senyum berseri Ratu Merah menghilang dan hanya tersisa aura dingin.
"Apa kamu sudah mencari tahu?"
"Iya. Ketika sedang di perjalanan pulang setelah rapat Parlemen, Putri Mahkota terganggu dengan keadaan yang kacau dan memanggil ketua Penyelenggara Acara."
Sampai sekarang, seluruh perayaan diawasi oleh Ratu Merah. Ini pertama kalinya Sienna mengajukan pendapat yang berbeda. Patricia berhasil melewatinya kali ini, tapi tidak menjamin jika hal yang serupa tidak akan terjadi selanjutnya. Patricia mendecakkan lidahnya dengan marah.
"Apa Count Dicken kepala Penyelenggara Acaranya?"
"Iya."
"Dia orang yang mengecewakan. Dia membuat keributan mengenai perayaan sampai-sampai Putri Mahkota mengetahuinya.
Walaupun dia orang yang ceroboh dan munafik, dia tahu kapan harus berlutut, jadi Patricia membiarkannya. Pada akhirnya, dia tidak berguna dan harus diganti.
'Mari kita lihat... Siapa yang sebaiknya dipilih?'
Patricia mulai memikirkan penggantian kepala Pihak Penyelenggara. Dia tidak bisa memilih setiap orang yang bekerja di Istana, tapi dia punya kekuasaan yang cukup untuk mengubah kepala Pihak Penyelenggara.
Sebelum menjadi Ratu Merah, namanya adalah Patricia Rimone. Dia anak dari Duke Rimone. Keluarga Rimone adalah pusat kekuasaan dari Kekaisaraan Suci dan salah satu dari 6 keluarga duke.
'Akan jadi masalah jika Putri Mahkota melihat hal seperti ini lagi...'
Patricia tidak menginginkan kekuasaan di depan publik. Dia bahkan berpura-pura tidak tertarik dengan politik. Namun, dia berkuasa penuh atas masalah rumah tangga Istana Kekaisaraan. Dia memiliki pengaruh lebih atas staff Istana daripada Kaisar sendiri.
Dengan caranya sendiri, Patrcia juga pemain dalam pertarungan kekuasaan di Kekaisaran, dan kekuasaan adalah sesuatu yang bahkan orangtua tidak akan bagi kepada anaknya. Patricia tidak bisa mentolerir Putri Mahkota menyusup masuk ke dalam lingkup pengaruhnya.
Apa yang bisa dia gunakan untuk mengalihkan Putri Mahkota?
'Sebaiknya aku mempercepat persiapan pernikahannya.'
Patricia mulai mengelus kucingnya dengan kasar, dan kucing itu pun terkejut.
"Meow!"
mencoba melepaskan tubuhnya dari tangan Patricia, kucing itu mencakar pergelangan tangan Patricia dengan cakarnya. Para dayang disekitar Patricia terkesiap kaget. Garis merah muncul di pergelangan tangan pucat Patricia. Wajah Patricia menegang ketika dia melihat samar tetesan darah. Dia meraih tengkuk leher kucing itu dan melemparnya ke lantai.
"Singkirkan itu."
Seorang dayang dengan cepat mengambil kucing tersebut yang mencoba kabur. Kucing ini tidak akan pernah dilihat Ratu Merah lagi. Orang lain pun tidak akan bisa memeliharanya. Patricia benci jika miliknya jatuh ke tangan orang lain, bahkan jika dia berencana membuangnya.
Seorang dayang mengamati ekspresi Patricia sambil berhati-hati memberitahunya.
"Ratu Merah, Baron Alphon telah menerima panggilan anda dan sedang menunggu."
Patricia menunjukkan minat terhadap kabar tersebut.
"Kapan dia tiba?"
"Belum lama."
Dayang tersebut tidak menyebutkan Baron Alphon dan Putri Mahkota berpapasan. Ratu Merah memastikan untuk menyembunyikan identitas kekasihnya dari Putri Mahkota. Ratu merah percaya dia harus terlihat seperti seorang ibu yang setia kepada anaknya, menekan hasrat pribadinya. Dia tidak tahu jika Sienna sudah lama mengetahuinya dan hanya berpura-pura tidak tahu.
Para dayang takut dengan Ratu Merah, jadi mereka sering menyembunyikan informasi darinya demi menghindari neraka. Namun, Patricia yakin dia berkuasa penuh atas setiap orang yang ada di Istana, tidak menyadari kesenjangan dalam pengaruhnya.
Dengan izin Patricia, pria pirang memasuki ruangan. Baron Alphon berlutut di kaki Patricia. Dia memegang kaki Patricia dengan tangannya dan menciumnya. Dia berhati-hati seolah-olah memegang permata yang berharga.
"Anda semakin cantik setiap harinya, Ratu Merah."
"Berhenti bercanda. Aku bukan lagi bunga yang sedang mekar."
"Itu tidak benar. Tidak ada yang bisa menandingi kecantikan anda yang anggun.
Mata pria muda itu dipenuhi gairah yang besar ketika melihat Patricia. Tidak ada yang tahu apakah dia benar-benar mabuk akan kecantikan Patricia atau dengan kekuasaan Ratu Merah.
Manapun itu, tidak masalah. Patricia memiliki keduanya, kecantikan dan kekuasaan.
Patricia tersenyum kepada pria muda dengan wajah yang seperti anak kecil itu. Apa dia berkata dia berumur 22 atau 23? Patricia menikmati sensasi segar yang muncul dari yang lebih muda. Mereka kaku tapi kuat. Mereka tidak bertahan lama, tapi itu bisa ditingkatkan dengan pengarahan.
"Miss Patricia!"
Pria yang terangsang itu bergegas. Patricia memejamkan matanya sembari bibir merahnya melengkung membentuk senyum.
~CHAPTER 1 END~
Hai semuanyaa
Jangan lupa vote dan komennya yaa
Karena saya sendiri masih belajar, kalau ada kalimat yang ga sesuai, aneh atau ga pantas
boleh cuss komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Terbesar || Book 1 (END)
Fiction Historique~Novel terjemahan~ Terjemahan versi bahasa Indonesia ini murni dibuat untuk asupan semata dan non-komersil. Mohon jangan dishare atau re-upload yaa. THE*GREAT*WISH Bahasa asli : Korea Author : Covering The Sky 하늘가리기 Tahun : 2018 Penerbit asli : Fi...