5.2 Coming-of-Age

170 20 1
                                    

Kedewasaan

.....

Para tamu undangan mulai tiba saat sore dan memenuhi aula perjamuan Istana Kekaisaran yang luas.

"Aku bisa melihat bukti dari kejelian Ratu Merah di pesta ini."

"Ini sungguh berlebihan tapi elegan. Tidak ada yang bisa meniru gayanya."

Pesta kekaisaran yang diselenggarakan oleh Ratu Merah selalu mendapat pujian. Bahkan sebelum menikah, Patricia dikenal sebagai pencetus tren di antara kalangan kelas atas. Saat dia menjadi Ratu Merah, dia bisa memamerkan bakatnya tanpa ragu. Pesta yang diadakannya sangat mewah dan dipenuhi kesombongan para bangsawan.

Hari ini adalah hari dimana Putri Mahkota menjadi dewasa. Semua tamu mengenakan pakaian terbaik mereka. Bahkan mereka yang biasanya tidak menghadiri pesta bangsawan pun datang. Para bangsawan sibuk memperkenalkan diri mereka dan membangun koneksi pribadi.

Sekumpulan tamu mengelilingi seorang pria paruh baya yang montok. Mereka menertawakan hal yang diucapkan pria itu.

Para tamu di sekitar kumpulan ini penasaran dengan apa yang diucapkan pria itu dan bertanya ke yang lain.

"Memang pria itu siapa dan kenapa semua orang mengelilinginya?"

"Itu adalah Baron Burock."

"Ah, pria itu adalah..."

Bahkan mereka yang tidak pernah bertemu langsung dengan pria paruh baya ini tahu namnya dan menganggukkan kepalanya mengerti.

Para selebriti di kalangan atas biasanya mereka dengan kedudukan tinggi. Namun, Baron Burock itu pengecualian. Dia tidak memiliki kedudukan tinggi, tidak sekaya itu, dan tidak dikenal karena tampangnya. Tapi dia memiliki pengaruh yang luar biasa di kalangan atas.

Julukannya adalah 'Vagabond'. Seperti julukannya itu, tidak ada tempat yang tidak pernah dikunjunginya. Dia pernah mendatangi setiap ujung benua. Dia juga punya kemampuan yang hebat dalam menarik semua orang ke dalam ceritanya saat dia menceritakan mereka apa yang pernah dia lihat dan dengar selama perjalanannya.

Bagi bangsawan yang hidup di dunia dengan lingkupan yang kecil, cerita Baron Burock adalah hiburan yang terbaik. Dia hanya tinggal di rumahnya beberapa kali setahun, dan kapanpun dia menghadiri pesta, orang-orang berkumpul di sekitarnya.

"Aku haus. Ayo istirahat sebentar. Mohon beri aku waktu untuk membasahi tenggorokanku."

"Ini air dinginnya, tuan."

Seseorang dengan cepat membawakan secangkir penuh air es dan memberikannya ke Baron Burock.

"Oh, astaga. Kelihatannya aku akan kehilangan suaraku malam ini dan tidak akan bisa berbicara sepatah kata besok."

Baron Burock dengan cepat menemukan celah di keramain itu dan keluar. Para tamu tertawa sembari mereka mengatakan, 'Baron Burock melarikan diri!' dan 'Seseorang pegangi dia.'. Namun, mereka tidak mengikutinya.

Mendapatkan ketenangannya, Baron Burock menyesap air es nya dan melihat sekitar aula perjamuan.

'Hmm? Kakek tua itu masih hidup. Dan pria muda itu terlihat tidak asing. Aku harus mengetahui ayahnya.'

Saat dia sedang melihat-lihat para tamu, mata baron melebar. Dia bergegas menuju targetnya.

Dua pria tampan tengah berbicara bersama. Mereka menarik perhatian semua orang. Salah satu pria itu memiliki rambut merah dicampur abu-abu. Hanya dari rambutnya, semua orang bisa mengetahui identitasnya.

"Mengejutkan sekali bertemu anda disini, Putra Mahkota Dian."

"Iyakah? Kupikir ini pertama kalinya aku bertemu denganmu di pesta istana."

Harapan Terbesar || Book 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang