3. Telat

6.4K 443 3
                                    

Ara mondar-mandir seorang diri diparkiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara mondar-mandir seorang diri diparkiran. Sekolah sudah membunyikan bel pulangnya sekitar setengah jam yang lalu, suasana sekolah pun sudah sangat sepi. Tadi Ara melaksanakan piket kelas dahulu jadi kedua sahabatnya tak menunggunya pulang.

Ia mengambil ponselnya dari dalam tas nya berniat memesan ojek online dan meninggalkan motornya disini.

"Shit!" umpat Ara saat melihat ponselnya mati kebahisan baterai.

"Sial banget gue hari ini" batin Ara.

Ara melangkahkan kakinya keluar dari area sekolah menuju halte terdekat. Sudah 10 menit ia duduk melihat motor dan mobil lalu lalang didepannya.

Tin.. Tin..

Ara memandang ke arah motor sport hitam didepannya dengan sang pengendara memakai jaket serta helm full face berwarna hitam.

"Naik" satu kata yang terlontar dari seseorang yang duduk diatas motornya membuat Ara mengernyitkan dahinya bingung.

"Ogah" tolak Ara

"Oh, lo mau disini sampe malem? Nanti disamperin preman terus diculik mampus"

"Rey lo jahat banget anjir do'ain gue kayak gitu"

"Naik atau gue tinggal"

Ara tampak berfikir antara mau menerima tawaran tersebut atau menolaknya.

"Yaudah gue tinggal" Reyhan mengegas motornya membuat Ara memelototkan matanya. "IYA REYHAN GUE IKUT" teriaknya.

Reyhan tersenyum miring dibalik helmnya. "Cepetan"

"Iya iya sabar"

Beberapa detik berlalu, namun Reyhan tak kunjung menjalankan motornya.

Tuk.. Tuk..

"Ayo jalan bang ojek" Ara mengetuk dua kali helm Reyhan membuat sang empu berdecak sebal.

"Pegangan"

"Dih najis gue megang-megang lo ew"

Brum...

"Reyhan anjing, sialan mati kek lo" umpat Ara hampir terjungkal sebab Reyhan mengegas motornya secara mendadak.

Plak!

Ara menggeplak helm Reyhan membuat sang empu kehilangan keseimbangan motornya. Ya, motor yang mereka tumpangi mendadak oleng.

"BISA DIEM GAK SIH?! UNTUNG GAK JATOH" ucap Reyhan membentak. Mendengar itu, Ara seketika menutup rapat bibirnya.

10 menit kemudian mereka sampai di kediaman Ara. Sepanjang perjalanan tadi, Ara tak banyak bicara. Sesekali ia bicara hanya sekedar memberi tahu arah ke rumahnya.

Musuh tapi Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang