23. Perkara Mie

4.8K 277 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Ya jalan-jalan aja sampe emosi lo berkurang"

"Yaudah" oh tidak, Rakha ternyata adalah laki-laki yang sangat peka. Ara baru tau itu.

Mereka sudah berkeliling selama 10 menit. Tapi emosi Ara belum turun juga. Ia kesal dengan Danniel yang memanggilnya sayang, memintanya untuk menjadi kekasihnya dengan seenak jidat, dan saat laki-laki itu mencekram tangannya. Jujur saja ia paling tidak suka dengan laki-laki pemaksa. Kecuali suaminya.

"Bang, mau gulali" pinta Ara.

"Gulali? Mana ada yang jual gulali maghrib maghrib anjir?!"

"Aaa cariin ya? Please" rengek Ara.

Ah tidak. Rakha paling tidak tahan dengan perempuan yang sudah merengek seperti ini. Ia jadi teringat oleh almarhumah adiknya.

"Ck, iya bentar gue cariin" final Rakha.

Setelah mencari keberadaan penjual gulali selama 15 menit, akhirnya mereka menemukannya. Tak mau berlama-lama, dan hari semakin gelap Rakha langsung membelikan sebuah gulali berukuran sedang berwarna pink.

"Nih" ucap Rakha memberikan permen kapas atau yang sering disebut sebagai gulali itu.

"Yeay! Makasih Bang Rakhaaa" girang Ara.

"Hm"

Setelah menuruti keinginan Ara, kedua sejoli itu langsung bergegas kembali ke markas. Tak sampai 15 menit mereka sampai ketempat tujuan karena Rakha mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR" ucap Ara saat memasuki markas.

"WAALAIKUMSALAM YA AHLI NERAKA" jawab Gilang.

"Princess cantik yang baik hati dan tidak sombong ini membawakan jajanan untuk kalian wahai para rakyat ku" ucap Ara melempar sekantung berisi jajanan yang ia beli tadi kepangkuan Gilang yang tengah duduk di sofa.

"Hust, makanan gak boleh dilempar-lempar" tegur Rakha menoyor kepala Ara dari belakang.

"Hehe maaf" ringsi Ara.

"Terimakasih atas makanannya, princess" Gilang membalas candaan Ara.

"Heh dari mana lo pada? Beli ginian doang sampe setengah jam" Reyhan berkacak pinggang.

"Bini lo noh demennya nyusahin orang" sindir Rakha.

Tak menghiraukan Reyhan dan Rakha, Ara langsung berjalan menuju dapur untuk membuat mie yang beli. 5 menit kemudian ia kembali ke ruang tengah dengan membawa sepiring mie instan yang terkenal dengan rasa pedasnya.

"Hm... Makan apa nich?" tiba-tiba Reyhan datang dan duduk disamping Ara yang baru saja ingin memasukan mie nya kedalam mulut.

"Mau?" Reyhan mengangguk antusias.

Musuh tapi Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang