13. Sabrina

3.8K 279 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

































Srettt...

Tiba-tiba tangan kanan Ara ditarik oleh seseorang yang berasal dari toilet. Ia memberontak tetapi orang yang mencekal tangannya jauh lebih kuat dibandingkan Ara.

Menoleh ke orang yang mencekal tangannya membuat mata Ara membelalak kaget. Seorang siswi dengan seragam ketat tak lupa make up yang teroles diwajahnya. Siapa lagi kalau bukan Sabrina.

"Dih ngapain lo megang-megang tangan gue?" tanya Ara dengan wajah bingungnya.

"Lo ada hubungan apa sama Reyhan?" tanya Sabrina dengan tatapan menyelidik.

"Ng–nggak ada" jawab Ara sedikit gugup. Sabrina adalah satu satunya siswi yang dikenal sebagai pem-bully terkejam di SMA Angkasa. Ia membully tak pandang bulu. Menurutnya siapa pun yang berani dekat dengan Reyhan, Sabrina akan membully-nya habis-habisan. Ya, dia terobsesi dengan Reyhan.

Masalah Sabrina di skors selama seminggu kemarin karena ia ketahuan membully adik kelas sampai sang korban mengalami koma. Alasan Sabrina membully karena ia melihat bahwa adik kelas tersebut memberikan sebotol air mineral kepada Reyhan saat dilapangan setelah Reyhan selesai bermain basket.

Padahal Reyhan sendiri yang meminta adik kelasnya tersebut untuk membelikannya air karena ia sedang malas untuk ke kantin.

"Jawab jujur atau gue buat nasib lo sama kayak adik kelas kemarin" ucap Sabrina menyeringai.

Ara bergidik ngeri melihat seringaian Sabrina. "G–gue gak ada apa-apa sama Reyhan" ucap Ara berusaha meyakinkan.

"Oh mau coba bohong sama gue?" balas Sabrina menjambak rambut Ara membuat sang empu mendongak ke atas.

"Gue bisa ngelakuin apapun sampai lo mau jujur sama gue" ucap Sabrina menguatkan jambakannya membuat sang empu meringis kecil.

"Gue gak ada apa-apa sama Reyhan" ucap Ara menekan kata per katanya.

"Halah!" Sabrina menghempas tubuh Ara hingga menubruk tembok toilet. Lalu ia menyeret tangan kiri Ara masuk ke dalam salah satu bilik.

Dugh!

Dugh!

Dugh!

Beberapa kali Sabrina membenturkan kepala Ara ke tembok hingga terlihat cairan kental berwarna merah mengalir didahi gadis itu. "Shh... Aw" rintih Ara.

Terlihat Sabrina merogoh kantungnya dan mengeluarkan sebuah silet kecil. Senyum miring terbit diwajah Sabrina. "Ini mulut bisanya cuma bohong, enak kali ya kalo gue sobek pake... " ucap Sabrina melihat silet yang ia pegang.

Tanpa sadar Ara menangis tak mengeluarkan suara sambil menggelengkan kepalanya. Sabrina mengambil dua buah tali dan langsung mengikat kedua tangan dan kaki Ara. Gadis itu tak bisa memberontak. Rasa pening menjalar dikepalanya. Setelah mengikatnya, Sabrina mendudukan Ara diatas toilet duduk yang sudah ia tutup sebelumnya.

Musuh tapi Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang