"Assalamualaikum Ara pulang"
Seperti biasa, keadaan rumahnya hening tidak ada satu pun dari kedua orangtuanya yang berada di rumah. Mereka sibuk bekerja mengurus perusahaannya masing-masing tanpa mempedulikan anak semata wayangnya yang sering kesepian di rumah.
Ara menghela nafas lelah "Ck, tadi disuruh pulang cepet kirain dia udah ada dirumah" ucapnya menatap setiap sudut rumahnya.
Ia melanjutkan langkahnya menuju kamarnya dilantai dua. Terlihat pintu berwarna putih dengan tulisan 'ARA' pada sisi atasnya.
Ceklek!
Ara membuka pintu kamarnya perlahan. Nuansa hitam putih masuk kedalam indera penglihatan Ara. Kamarnya berukuran sedang yang sangat pas menurutnya. Disana terdapat kasur queen size dengan sprai berwarna putih, disebelah kanannya terdapat meja belajar berbahan dasar kayu berwarna putih yang selaras dengan kursinya, sedangkan disebelah kirinya terdapat meja kecil berlaci dua berwarna hitam.
Bruk
Ara menjatuhkan tubuhnya pada kasur queen size nya. Ia menatap langit-langit kamarnya "Rumah segede ini, yang tinggal cuma gue. Punya Bibi juga gak tinggal disini. Kalo jarang pulang mah seenggaknya cari Bibi yang tinggal disini biar gue ada temennya" gumam Ara dengan tatapan menerawang.
"Astagfirullah baru jam tiga ternyata" ucap Ara melihat jam dinding berwarna putih didepannya.
"Gue tidur aja kali ya"
-Skip-
"Ra, Ara bangun sayang" seorang wanita paruh baya mengguncangkan tubuh anaknya agar terbangun dari tidurnya yang lelap.
Ara mengerjapkan matanya beberapa kali untuk melihat orang yang membangunkannya. Ternyata itu adalah Vanya--mamanya. "Kenapa ma?" tanya Ara dengan suara khas bangun tidurnya.
"Bangun, mandi, terus siap-siap pake baju yang sopan ya. Soalnya tamu papa udah mau sampe" ucap Vanya.
"Tapi kenapa Ara harus ikut?" bantah Ara.
"Udah jangan banyak tanya ya sayang"
Akhirnya Ara berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritualnya yaitu mandi. 10 menit berlalu, Ara sudah selesai dengan kegiatan mandinya. Sekarang ia berjalan menuju walk in closet untuk berganti baju.
"Ck, pake baju yang mana ya"
-Skip-
Ara berjalan menuruni tangga menuju ruang makan yang dimana kedua orangtuanya sudah berada disana.
"MasyaAllah anak mama cantik banget" puji Vanya melihat putrinya memakai dres selutut simple tetapi elegan berwarna merah maroon yang sangat cocok dipakai oleh Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh tapi Sah [On Going]
Fiksi Remaja[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️HASIL PEMIKIRAN SENDIRI. ANTI PLAGIAT-PLAGIAT⚠️ ⚠️BANYAK KATA KASAR⚠️ ⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ Kisah gadis cantik yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya dengan seorang laki-laki tampan demi sebuah perjanjian. Dan siapa sa...