"Rey, laper" ucap Ara.
"Makan lah"
"Ribet ini gaunnya. Ambilin ya" pinta Ara
"Ck, nyusahin" decak Reyhan beranjak dari duduknya dan mengambil makanan untuk Ara.
Tak lama Reyhan kembali dengan membawa sepiring nasi serta beberapa lauk diatasnya. Ia juga membawa segelas air mineral ditangan kirinya.
Ara langsung merebut piring itu dari tangan Reyhan karena ia sudah tak bisa menahan laparnya lagi. "Pelan-pelan" ucap Reyhan melihat cara makan Ara yang terlihat sangat cepat.
"Lo mau?" ucap Ara menawarkan makanannya.
"Enggak, buat lo aja" tolak Reyhan. Entahlah rasanya sudah kenyang melihat Ara makan dengan lahap.
Ara menyodorkan sesendok nasi serta lauknya didepan bibir laki-laki itu. "Aaaa buka mulutnya. Lo daritadi belom makan" ucap Ara.
"Gak usah"
"Makan! Kan gak lucu nanti kalo ada berita 'seorang mempelai pria pingsan dipelaminan karena menunda makannya selama acara resepsi pernikahannya' " ucap Ara yang berhasil membuat Reyhan terkekeh.
"Cepetan buka mulutnya, pegel nih tangan gue" akhirnya Reyhan mau membuka mulutnya menerima suapan dari sang istri.
Tak sampai 10 menit, makanan yang ada dipiring itu sudah habis oleh Ara dengan sesekali ia menyuapi Reyhan.
Tak!
Tiba-tiba semua lampu mati membuat seluruh tamu panik tak terkecuali Ara.
"Reyhan tolong gue buta!" panik Ara meraba ke arah samping mencari keberadaan Reyhan.
"Lampunya yang mati, bukan lo yang buta!" sarkas Reyhan.
Tak!
Secara tiba-tiba 1 lampu menyorot ke arah panggung yang disediakan untuk penyanyi. Terlihat disana sudah ada Gilang, Kenneth, Rakha, dan Ragil yang sudah berdiri menjadi pusat perhatian.
Rakha memegang sebuah saxophone, Ragil memegang kendali drum, Kenneth membawa gitar askutik, sedangkan Gilang membawa sebuah gitar listrik. Entah apa yang ingin mereka lakukan, Reyhan hanya berdo'a semoga mereka tak melakukan kekacauan.
"Cek cek" Gilang mengecek microphone-nya
"Selamat malam semua maaf mengganggu kenyamanannya, sebelumnya kami semua ingin mengucapkan selamat untuk sahabat kami yang baru saja melangsungkan sebuah pernikahan. Semoga berbahagia, semoga sakinah mawadah warahmah, dan e--SEMOGA LANGGENG YA PAK BOS!" ucap Gilang dengan sedikit meninggikan nada di akhir kalimatnya. Tak lupa juga ia mengepalkan tangannya keatas seolah meninju udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh tapi Sah [On Going]
Fiksi Remaja[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️HASIL PEMIKIRAN SENDIRI. ANTI PLAGIAT-PLAGIAT⚠️ ⚠️BANYAK KATA KASAR⚠️ ⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ Kisah gadis cantik yang dijodohkan oleh kedua orangtuanya dengan seorang laki-laki tampan demi sebuah perjanjian. Dan siapa sa...