32. Laki-laki Misterius

2.9K 217 9
                                    

HAIII HAIII HAIII-!
Mian guys kalo lama up nya :')

Jangan lupa pencet ★ sama komen sebanyak-banyaknyaaa
Terimakasih ^^


"Lo dimana? Kenapa chat gue gak dibales?" tanya Reyhan diseberang sana.

"Gue di halte Jalan Mawar" jawab Ara membalas ucapan Reyhan ditelephone.

"Jangan kemana-mana, sebentar lagi gue sampe" ucap Reyhan langsung mematikan sambungan teleponnya.

Ara duduk termenung di halte seorang diri. Hari sudah mulai gelap. Jam juga sudah menunjukkan pukul 17.45 sore. Ara menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong. Ia memikirkan ucapan laki-laki yang ia temui di makam sahabatnya tadi.

"Gue harus gimana?"

"Apa yang dia ucapin tadi bener?"

"Gue gak mau percaya, tapi semua bukti yang dia ceritain tadi seolah emang bener kejadiannya begitu"

Ara diam bergelut dengan pikirannya. Ia benar-benar tak menyangka jika semua yang dia ceritakan tadi adalah kebenarannya. Ia menunduk untuk memijat pelipisnya merasa pening. Ara bingung harus berbuat apa sekarang.

Saat asik dengan pikirannya, tiba-tiba sebuah motor berhenti tepat didepannya. Ara mengangkat kepalanya untuk melihat sang pemilik motor.

"Ayo naik. Sebentar lagi hujan" ternyata itu Reyhan.

Ara mendongak untuk melihat langit. Dan benar saja, langit terlihat lebih gelap dipenuhi gumpalan awan hitam. Dengan segera ia menghampiri Reyhan dan duduk di jok belakang motor laki-laki itu.

Setengah perjalanan sudah mereka lewati. Reyhan mulai merasa aneh dengan Ara yang tak mengeluarkan sepatah kata pun sejak tadi.

"Lo kenapa Ra? Kesambet ya?!" tuduh Reyhan dengan sedikit candaan.

"Sembarangan lo!" jawab Ara.

"Ya lagian lo nunggu di halte yang deket kuburan, gue kira lo kesambet setan kalem makannya jadi diem sekarang" balas Reyhan.

"Udah lah, lo fokus nyetir aja"

—Skip—

Rembulan mulai terganti dengan mentari yang muncul dengan malu-malu. Jam sudah menunjukkan pukul 04.55 pagi. Setelah menunaikan ibadah sholat subuh, Ara menuju dapur untuk memasak sarapan. Sekitar 20 menit berkutat disana, akhirnya masakan Ara jadi juga.

Setelah menata makanannya dimeja makan, Ara langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Reyhan untuk membangunkan laki-laki itu.

Tok!

Tok!

Tok!

"Rey, bangun" sampai saat ini Ara belum berani jika langsung menyelonong masuk ke kamar Reyhan meskipun mereka sudah sah secara agama dan negara.

Musuh tapi Sah [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang