PROLOGUE

2.2K 192 5
                                    


{[LOVE SIGHT]}

"Appa akan menjodohkanmu dengan seseorang, Yeonjun. Kau tahu, teman bisnis Appa sangat banyak yang menginginkanmu menjadi menantunya. Kau juga sering saja menerima tawaran para wanita itu. Appa tidak suka kau bermain sesuka hati seperti itu, Yeonjun. Appa akan menjodohkanmu dengan wanita baik baik dia adalah anak dari teman Appa. Kau benar benar keterlaluan dan liar." Ucap pria paruh baya yang merupakan ayah dari Choi Yeonjun. Pria itu adalah pewaris satu satunya dari Perusahaan seorang Choi Seojun. Pengusaha sukses yang perusahannya berada diurutan nomor satu di Korea Selatan ini.

Choi Corporation memang sudah lama berdiri sejak Choi Seojun masih muda. Sejak perusahaan itu mengalami naik turunnya peningkatan dan penghasilannya.

"Terserah, aku tidak akan bisa menjamin wanita itu bisa hidup tenang denganku. Karena kau tahu diriku, aku sulit untuk mengubah kebiasaan lamaku. Jadi Appa, aku tidak keberatan untuk apapun perjodohan ini."

Seojun menggeram tertahan melihat kelakuan anaknya yang bar bar dan liar itu. Setiap malam bahkan anak keparatnya itu tidak pernah ada dirumah dan malah menghabiskan waktunya di basecamp bersama keempat temannya itu.

"I'm gone, Appa." Ucap Yeonjun seraya berdiri dari duduknya.

"CHOI YEONJUN, APPA BENAR BENAR SERIUS DENGAN UCAPAN APPA. KAU HARUS SETUJU DENGAN KEPUTUSAN INI." Teriak Seojun kemudian.

Yeonjun hanya mengangkat tangannya dan melambai tanpa berbalik arah. Ia sudah sangat bosan mendengar ayahnya selalu berusaha menjodohkannya dengan wanita pilihan ayahnya itu. Lagipula, Yeonjun masih muda, usianya masih 24 tahun dan belum terlalu tua untuk tidak menikah sekarang.

🦊🦊🦊

Hari sudah sore, sekitar pukul lima dan Yeji tengah bersiap untuk pulang. Sekarang caffe-nya dijaga oleh asisten kepercayaannya. Sebenarnya bukan asisten, karena Chaeryeong itu adalah teman sekaligus sahabatnya.

Hari ini Yeji memang sedikit lesu karena pagi pagi ia mendapat kabar yang menurutnya buruk sekali.

"Chaerry, aku pulang. Selamat bekerja." Ucap Yeji seraya melambaikan tangannya pada Chaeryeong.

"Ya eonnie, hati hati! Semoga mood-mu kembali membaik." Ucap Chaeryeong disertai senyumannya.

Yeji hanya balas tersenyum dan mengangguk kemudian berjalan keluar dari caffe. Berbicara soal caffe, sebenarnya caffe itu milik kedua orang tuanya. Hanya karena Yeji sudah dewasa dan sudah bisa mengurusinya, jadi Yeji yang akhirnya turun tangan untuk menangani caffe sederhana itu.

Yeji bukan orang kaya yang memiliki segala apapun dalam hidupnya. Meskipun kedua orang tuanya memiliki caffe, bukan berarti Yeji juga orang yang dikatakan mampu. Kadang juga perekonomian keluarganya terhambat sesuatu.

Karena berjalan dengan tatapan kosong karena pikirannya dipenuhi tentang perjodohan itu, bahu Yeji bertabrakan dengan seseorang, itu membuatnya meringis. Ia memegang bahunya yang terkena benturan keras dari seseorang itu.

"Apa kau bisa lihat kalau berjalan!!" Seru seorang yang menabraknya itu. Pria dengan setelan jas biru dongker dan warna rambut abunya itu.

"Ahh maafkan aku, aku benar benar tidak sengaja." Yeji meminta maaf dan membungkuk saat melihat setengah dari jas yang dipakai pria itu ternyata basah akibat minuman ditangan pria itu yang tersenggol olehnya.

"Ckk ... dasar wanita tidak punya mata!!" Pria itu malah terlihat marah dan memakinya.

Yeji menghela nafas, ia kemudian mengeluarkan sebuah tissue di tas selempangnya dan membersihkan jas pria itu. Parahnya lagi, air yang tumpah itu ternyata adalah jus jeruk.

"Heyy apa yang kau lakukan? Aku tahu aku tampan, kau tidak perlu berpura pura seperti itu padaku. Dasar modus!!" Pria itu malah semakin marah saat Yeji membantunya membersihkan jas milik pria itu.

"Aku tidak berpura pura. Aku hanya membantumu. Lagipula aku sudah minta maaf." Ucap Yeji berusaha tenang. Meskipun ia kali ini benar benar sedang badmood sekali, tapi ia pandai sekali dalam mengontrol emosinya.

"Cihh sudahlah!! Dasar wanita tidak punya mata. Bilang saja bahwa kau hanya ingin modus padaku." Ucap pria itu kemudian berbalik dan berjalan pergi.

Sedangkan Yeji hanya menatap datar punggung pria itu dan kemudian menghentakkan kakinya. Ia benar benar kesal dengan hari ini.

Pagi pagi tadi yang biasanya disambut dengan kebahagian, sekarang buyar seketika saat orang tuanya mengatakan bahwa ia akan dijodohkan dengan salah seorang teman dekat ayahnya itu. Tentu saja Yeji tidak percaya akan hal itu. Ia kesal dan benar benar kesal karena ayahnya itu seenaknya saja menjodohkannya.

Usia Yeji bahkan baru saja menginjak 23 tahun. Yeji hanya takut, biasanya dalam kasus perjodohan seperti ini. Pria yang akan dijodohkan selalu saja pria tua yang kaya raya. Tapi, Yeji yakin bahwa orang tuanya bukanlah orang yang mengorbankan kebahagian anaknya demi uang.

Yeji terlampau sangat hapal bahwa orang tuanya sudah cukup bersyukur dengan keadaan mereka seperti ini. Kalaupun ayah dan ibunya menjodohkannya, mungkinkah pria yang akan menjadi suaminya kelak adalah yang terbaik untuknya? Entahlah.

Hari ini benar benar hari yang dikatakan buruk untuk Yeji. Mendengar perjodohan, memecahkan gelas dicaffenya didepan pelanggan, dan tadi baru saja ia menabrak seorang pria dan pria itu malah marah marah padanya.

"Yeji, kau percayakan saja semuanya pada orang tuamu. Kau pasti bisa." Ucap Yeji menyemangati dirinya sendiri. Meskipun sebenarnya ia benar benar miris akan hidupnya.

🦊🦊🦊

Haii aku buat cerita baru nihh..

Follow my wp: moa4march

buat informasi cerita ini.

Jangan lupa vote dan commentnya ditunggu.

Love you💙

12 Juni 2021

BITTERSWEET [2YJ] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang