BITTERSWEET 30 : Lost Control

918 139 21
                                    

"Your my world, my heart, my soul" ~ How do i Live (LeAnn Rimes)

{[BITTERSWEET]}

Sore ini, Yeji pulang dalam keadaan was was dan benar benar tidak tenang. Bagaimana tidak tenang, sedangkan Yeji baru saja mendapat pesan dari Yeonjun.

Pria itu tadi sempat mendatanginya di caffe tapi tidak menemukan keberadaannya. Ia merutuk dirinya sendiri karena pulang terlalu sore.

Dia tidak menghabiskan waktu banyak dengan Lia diapartement gadis itu. Sepulang dari apartement Lia, ia mendatangi mansion mertuanya. Bukan tanpa alasan mengapa dia tiba tiba pergi kesana. Ia hanya ingin membuat ayah mertuanya itu mengerti untuk tidak menyuruh Yeonjun pergi ke Inggris.

Banyak alasan mengapa dirinya lebih memberanikan diri untuk bertemu ayah mertuanya itu. Selain karena Yeji tahu Yeonjun memiliki trauma dengan negara itu karena sebuah kecelakaan dimasalalu, Yeji juga tidak mau ditinggalkan dirumah besar itu sendirian.

Ohh ayolah, apa yang akan dilakukan dirumah sebesar itu seorang diri bersama para pelayan rumah? Yeji tidak mau hal seperti itu terjadi. Bukan karena Yeji sudah terbiasa dengan kehadiran Yeonjun untuk dua bulan lebih ini. Tapi, karena dia memang tidak bisa tinggal dirumah besar itu seorang diri.

Lagipun, sudah Yeji katakan bahwa ia memang peduli pada pria itu tanpa merasa kasihan sama sekali. Bagaimana pun, Yeonjun memanglah suaminya.

Dipukul setengah enam sore ini, Yeji akhirnya sampai didepan gerbang rumah besar milik Yeonjun. Gadis itu turun dari taksi setelah membayarnya.

Sebenarnya, ia hanya mengobrol sebentar dengan ayah mertuanya itu. Hanya saja yang menjadikan ini lebih lama adalah, ibu mertuanya yang mengajak Yeji membuat kue. Alhasil, mau tak mau Yeji mengiyakan saja. Apalagi, ia sangat malu saat ditanya tentang perkataan Yeonjun pada kedua mertuanya tentang Yeonjun yang akan menghukumnya dengan memberikan kedua mertuanya cucu. Itu benar benar membuatnya malu.

Hal yang lebih membodohkannya lagi adalah, dia lupa menyalakan data dan dia lupa memberitahu Yeonjun bahwa dirinya berada diapartement Lia. Alhasil, ia mendapat banyak panggilan dari pria itu.

"Selamat sore, nona. Anda pulang terlambat, nona?" Tanya penjaga rumah yang tengah membukakan gerbang untuknya.

Yeji tersenyum, "iya, Tuan. Kalau begitu, aku permisi, Tuan." Ucap Yeji.

Satpam rumah itu mengangguk. Yeji segera saja berjalan menuju kerumah dengan cepat. Raut cemas sudah nampak diwajahnya saat memasuki kawasan rumah besar milik Yeonjun ini.

Gadis itu memelankan langkahnya saat berada ditangga teratas. Setelahnya, ia bernafas lega karena tidak menemukan presensi Yeonjun diruang televisi.

Gadis itu dengan segera masuk kedalam kamarnya dan mengunci kamarnya. Ia harus segera membersihkan diri, apalagi saat tahu ia belum memasak untuk makan malam.

Dua puluh menit berlalu dan ia sudah keluar dengan piyama tidurnya. Gadis itu berjalan kearah cermin seraya menguncir rambutnya.

Rambutnya sedikit keriting karena terkepang selama beberapa jam. Sesaat setelah semuanya selesai, Yeji memutuskan untuk keluar dari kamarnya.

Yeji keluar dengan membuka pintu kamarnya perlahan. Ia berniat untuk melihat lihat terlebih dahulu kearah ruang televisi. Namun saat membuka pintu kamarnya, ia malah dikejutkan dengan sosok Yeonjun yang berdiri menjulang tinggi didepan pintu kamar Yeji.

"Aa ... Yeonjun-ssi..." Yeji tergagap. Gadis itu benar benar terkejut melihat Yeonjun berdiri didepan pintu kamarnya dengan mata menatapnya datar.

Pria itu membuka pintu kamar Yeji dengan sedikit keras, membuat Yeji refleks terhuyung kebelakang.

BITTERSWEET [2YJ] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang