BITTERSWEET 39 : The Moment

864 137 30
                                    

WARNING!!

PART INI FULL MOMENT OF YEONJI. (Nggak ada unsur 18++. belom waktunya!!🤣)

JADI YANG NGGAK SANGGUP BACA, SILAHKAN SKIP😁

DAN INI DOUBLE UP KEDUAKU!! ENJOY.... JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT.

~ Instrumental - The Moment By Kenny G

{[BITTERSWEET]}

Yeonjun menutup pintu mobilnya dengan agak keras. Pria itu menghela nafas kasar seraya berjalan memasuki rumah besar itu. Ia benar benar lelah. Menghindari semua hal yang berkaitan tentang pekerjaannya dan tentang hal yang terjadi diantaranya dan juga Yeji dengan berada diapartement nyatanya merasa seperti sia sia saja. Bukannya mendapat ketenangan, dia malah lebih merasa frustasi berada diapartement.

Pria itu berjalan tertunduk dengan menaiki setiap anak tangga. Tangannya memegang kunci mobil. Dilihatnya arloji yang menunjukkan pukul 11 malam dipergelangan tangannya.

Yeonjun sengaja datang agak larut, agar ia tidak bersusah payah bertemu gadis itu. Karena ia masih tidak bisa mengontrol kekesalannya barang sekejapun. Seharian ini pikirannya dipenuhi dengan gadis itu. Dan itu membuat kepalanya sangat pusing. Bagaimana kemarin saat dibandara dia melihat gadis itu menangis sesenggukkan dengan jalannya yang terseok seok. Yeonjun bahkan tidak fokus saat bekerja tadi. Ia bahkan banyak memarahi sekretarisnya itu karena kemarahannya.

Yeonjun tahu, ia memang sudah menyakiti gadis itu dengan mendiaminya. Tapi, apa yang dilakukannya dibandara memang sudah sangat keterlaluan.

Setelah mencapai lantai atas, keberuntungan tidak berpihak padanya saat menemukan gadis itu tengah menutup pintu kamar putih itu. Yeonjun meyakini bahwa gadis itu berniat keluar untuk melakukan sesuatu.

Ia yakin keluarnya gadis itu dari kamarnya bukan karena mendengar kedatangan Yeonjun. Karena kamar gadis itu tidak memiliki jendela kaca didepan. Itu artinya, gadis itu hanya ingin melakukan sesuatu dengan kebosanannya itu. Kakinya juga nampak masih berjalan dengan tertatih.

Disisi lain, Yeji terkejut saat melihat persentasi pria itu yang berada tak jauh darinya. Ia amat sangat bersyukur ternyata pria itu masih ingat pulang.

"Y...Yeonjun-ssi ... kau..."

Ucapan Yeji terhenti saat pria itu memilih berjalan mengabaikannya dan menutup pintu kamarnya dengan keras.

Tangan Yeji seketika terkepal, ia benar benar ingin sekali memarahi pria itu karena seenaknya meninggalkan rumah. Jikapun harus meninggalkan rumah, seharusnya itu dilakukan olehnya, bukan Yeonjun yang notabene-nya adalah pemilik rumah besar ini.

Dada gadis itu rasanya serasa ditusuk ribuan duri saat melihat bagaimana Yeonjun mengabaikannya. Padahal, ada sedikit harapan bahwa pria itu sudah tidak marah lagi padanya karena peristiwa dibandara pagi kemarin. Dimana, pria itu menggendongnya.

Yeji mengatur nafasnya, mencoba menahan emosinya yang sudah sangat bergejolak. Akan sangat percuma jika kemarahan dibalas dengan kemarahan. Sama saja Yeji sedang memaksakan dirinya menginjak bara api.

Hah ... Yeji tidak tahu mengapa dirinya menjadi selemah ini hanya karena mendapat pengabaian pria itu. Seharian ini, air matanya terus jatuh hanya karena sikap pria itu padanya. Ia menangis karena pria itu meninggalkannya dirumah yang bahkan bukan miliknya.

Yeji memutuskan untuk terduduk disofa dan berharap Yeonjun akan keluar dan mengajaknya mengobrol. Namun, sepertinya harapannya hanyalah sekedar harapan.

BITTERSWEET [2YJ] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang