33. Belum Selesai

9 3 1
                                    

Happy reading!



"Lo mau nampar gue?" Tanya Awa dengan Isak tangis nya

Selma mengalihkan pandangannya ke depan ,menyesali perbuatannya saat tadi.
"Gua ga bermaksud" Kata Selma dengan nafas yang tidak beraturan

Awa memahaminya. Tidak mungkin Selma melakukannya. Se marah marah nya Selma,se kesal kesal nya Selma,Selma ga akan mungkin main tangan.

"Sel. Kalo lu suka sama Zidan kenapa lu ga ngomong sejak awal?" Tanya Awa dengan nada dan nafas yang masih tidak beraturan

"Gua masih hargain lu wa.hikks" Jawab Selma dengan nada sedikit tinggi

" Tapi kalo lu ngomong sejak awal,gua bakal nge jauh Sel." Kata Awa dengan nada yang sedikit tinggi yang di iringi suara tangisan begitupun dengan Selma.

"Lu ga akan bisa ngejauh dari Zidan gua tau Wa. " jawab Selma

"Tapi gua bisa berusaha Sel." Jawab Awa

Awa menghela nafas panjang dengan melemparkan wajah nya ke arah kanan sedikit menunduk. Ngerti kan?
Mencoba ingin menjelaskan semua nya yang Selma tak tahu.

Tak sadar di sela sela mereka sedang cek cok, Zidan dkk sedari tadi sedang memperlihatkan dua gadis itu.
Dua gadis itu salah tempat. Rooftop kan tempat berdiam nya sekempulan tiga pria bad boy.

Zidan tak menyangka apa yang dua gadis itu bicarakan tadi,apalagi dengan Awa. Jadi Awa menjauh gara - gara ini?

"Stop." Suara Zidan meng kagetkan Selma dan Awa

Lalu mereka menoleh,dan terkaget melihat Zidan sedang mendekat ke arah Selma dan Awa.

"Zidan?" Kata Awa pada diri sendiri namun pelan

"Jadi lu jauhin gue gara gara ini?" Tanya Zidan ke Awa

Awa hanya bisa berdiam,ia bingung untuk menjawab apa. Padahal tadi ia ingin menjelaskan ke Selma semuanya. Lagi lagi ada pria yang selalu membuat Awa kesal.
Kesal namun juga nyaman

"Jawab Wa" Kata Zidan lembut

Awa semakin mengeluarkan tangis nya. Tak tahan sejak tadi sedikit air matanya di bendung.

Selma pergi meninggalkan Awa. Masih ada rasa sakit di dirinya. Rasa tak terima.

"Selma tunggu." Teriak Awa mengikuti Selma namun di tahan oleh Zidan. Segera Awa menghindar dari Zidan,namun sayang tubuh kecil nya tak mampu menghindar.

"Tenang dulu wa. Tenangin diri lu dulu." Kata Zidan.

"Sini duduk dulu" ajak Zidan untuk duduk di sofa bekas yang biasanya Zidan dkk duduk disitu.
Zidan memegang pundak Awa seolah menitahnya untuk duduk.

"Hikkss hiksss" Awa menangis,ingin sekali teriak se kencang kencang nya. Namun ini sekolah. Awa tak bisa melakukannya.

Arga dan Fadli hanya berdiam. Sekarang mereka hanya bisa mendengar kan dahulu apa yang terjadi pada Awa.

"Udah udah.." Kata Zidan menenangkan sembari menghapus air mata Awa dengan ibu jari Zidan

"Sekarang jelasin,ada apa?" Tanya Zidan

ZIWA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang