❄ INAT 03

4.1K 424 32
                                    

"membosankan" ucap Haechan sembari membaringkan kepalanya di senderan sofa.

Saat ini mereka berkumpul di markas yang mereka beli. Tentu saja mereka membelinya dengan uang yang diberikan Orangtua mereka.

"mau melakukan sesuatu?" tanya Renjun sambil melukis.

"apa?" tanya Haechan.

"mana ku tau"

"diamlah Huang Renjun"

"aku beberapa bulan lebih tua darimu Lee Haechan, tunjukkan rasa hormatmu"

"nyenyenyenye" Haechan hanya meledek Renjun sebagai jawaban.

"mau kemana?" tanya Haechan saat melihat Jeno mengambil kunci mobil.

"cari makan"

"aku ikut!" seru Ryujin, gadis itu langsung beranjak dari duduknya.

"aku juga!" seru Haechan.

"kalian ikut tidak?" tanya Jeno dengan nada yang terdengar cuek.

"No Thanks" balas Renjun.

"aku titip cola saja" teriak Chenle sambil berfokus memainkan Game di handphone nya.

"tidak" sahut Jaemin dengan mata yang terfokus membidik bola billiard dihadapannya.

Mark mengangkat satu tangannya sebagai jawaban sambil menunggu giliran setelah Jaemin.

Jeno, Haechan dan Ryujin meninggalkan markas mereka. Masuk kedalam mobil Jeno dan mulai mencari makan di sekitar.

***

"Selamat datang" Winter membungkuk sopan pada pelanggan yang baru saja masuk ke Restoran.

"Selamat dat-"

"Eo! Bukannya kau murid baru itu?" tanya Haechan mengingat kejadian minggu lalu.

Winter mengangkat wajahnya, ia langsung buru-buru menundukkan kembali wajahnya.

"wahh.... Kau bekerja disini? Bukannya kau dapat Beasiswa? Apa kau tidak tau peraturan murid Beasiswa dilarang bekerja? Apalagi kau masih dibawah umur"

Winter terdiam, ia meremas jarinya, tak berani mengangkat wajahnya sama sekali.

Jeno tersenyum miring, ia berjalan masuk kedalam Restoran dan duduk disalah satu kursi.

Ryujin dan Haechan mengekori Jeno, keduanya ikut duduk di meja persegi dengan kursi yang berjumlah 6.

Jeno mengangkat tangannya, mengisyaratkan pelayan untuk datang, ia memesan beberapa menu yang cukup mahal disana.

Sambil menunggu pesanannya datang, Jeno terus menatap ke arah Winter, sesekali ia tersenyum mengerikan.

"kau terus memperhatikan murid baru itu. Apa kau tertarik dengannya?" tanya Haechan.

"tsk.... Tertarik? Lihat wajahnya yang berpura-pura polos itu"

"aku tak menyukainya...." ucap Ryujin.

"apa dia menyebalkan?" tanya Haechan penasaran.

"tidak, aku hanya tak menyukainya tanpa alasan" sahut Ryujin cuek.

"apa karna ia lebih unggul dibanding dirimu selama dikelas?" goda Haechan.

Ryujin berdecak kesal, ia melayangkan tatapan sinisnya hingga membuat Haechan tertawa.

Tak lama pesanan mereka datang, Jeno menatap ke pelayan pria yang menata makanan mereka di meja.

"yak, panggil temanmu yang disana" suruh Jeno pada pelayan pria itu.

"maaf Tuan, kam-"

"cepat panggil" Jeno sedikit menekan perkataannya. Ia paling tak suka saat ada yang membantahnya.

Pelayan pria itu membungkuk sedikit dan memanggil Winter.

Winter berjalan menuju tempat mereka.

"ada yang bisa dibantu?" tanya Winter sesopan mungkin.

"duduk"

"maaf?"

Jeno menatap sinis ke arah Winter "jangan membuatku mengatakannya 2 kali".

"kau tidak dengar? Kau disuruh duduk. Kau tuli apa?" tanya Haechan.

Dengan segera Winter mendudukkan dirinya di samping Ryujin.

"jangan duduk disampingku! Kau membuatku muak" usir Ryujin.

Winter bangun dari duduknya, kini ia berpindah ke samping Haechan.

"aku akan membiarkanmu duduk disampingku karna kau cantik" ucap Haechan sambil tersenyum, senyum yang terlihat mengejek.

"makan" titah Jeno kembali, pria itu melipat tangannya didepan dada.

"ta-"

"yak, makan saja, kapan lagi kau bisa menikmati makanan seenak ini?" ucap Haechan.

Dengan ragu, Winter menyuapkan sepotong udang goreng kedalam mulutnya.

"Haechan-ah, sepertinya dia tidak terbiasa makan enak seperti ini. Harusnya kau menyuapinya" ujar Ryujin dengan wajah memelas.

"kau benar, sini biar ku suapin" Haechan memasukkan beberapa potong udang goreng secara paksa kedalam mulut Winter.

Tubuh Winter bergetar saat Haechan terus memasukkan udang goreng itu kedalam mulutnya.

"ayo kunyah" suruh Haechan.

Winter langsung memuntahkan semua makanan yang ada dimulutnya.

"menjijikan!" Ryujin langsung berdiri dari duduknya.

Jeno mengangkat sebelah tangannya, tak lama kemudian, pelayan wanita datang menghampirinya.

"panggilkan Manajer kalian".










Ketoprak.

I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang