"aku berharap dia juga dikeluarkan dari sekolah, aku selalu ketakutan setiap bertemu dengannya" Ryujin tertunduk , tangannya terus gemetaran saat ini.
"bahkan ia juga menggoda Mark oppa hingga membuat Mark oppa berlaku kasar padaku hiks...."
Kakek Ryujin langsung memeluk cucu nya, menenangkan cucu nya yang tak kunjung berhenti menangis.
"tenanglah, Kakek akan menjamin ia keluar dari sekolah. Berani nya dia membuat cucu Kakek menjadi seperti ini" geram Kakek Ryujin.
Ryujin menggeleng pelan dan melepaskan pelukkan Kakek nya.
"Kakek tidak akan bisa mengeluarkannya, Mark oppa dan Jaemin oppa pasti akan melindunginya, bahkan sekarang Jeno oppa dan Haechan oppa juga digoda oleh perempuan itu"
"tenanglah, Kakek akan melakukan segala cara untuk mu, lihat saja apa yang akan Kakek lakukan padanya, meski nyawa Kakek yang menjadi taruhannya"
Ryujin menghambur ke pelukkan Kakeknya dan tersenyum licik.
***
2 hari kemudian
Bel istirahat berbunyi, Winter menutup buku tulisnya dan beranjak dari kursi.
"Shin Winter, sekarang juga kau ke ruang kepala sekolah" suruh Guru didepan sebelum meninggalkan kelas, beberapa murid disana langsung menatap ke arah Winter.
Segera Winter menuju ruangan kepala sekolah, mengetuk pelan pintu itu hingga mendapat izin masuk dari pemiliknya.
Winter membungukkan badannya pada pria tua gendut dihadapannya.
"duduk"
Dengan ragu Winter duduk di hadapan kepala sekolahnya, firasatnya buruk saat ini.
Kepala sekolah mengeluarkan sebuah surat berbentuk buku dari dalam laci dan menyodorkannya ke hadapan Winter.
"bisa di baca dulu"
Winter membuka buku surat itu dan membacanya dengan seksama hingga matanya membulat, tangannya bergetar kecil.
"ini tidak benar Pak, saya tidak melakukan pembullyan pada siapapun dan lagi saya tidak bekerja di club malam" ucap Winter berusaha tenang dan menutup kembali buku surat ditangannya.
"sebenarnya saya sangat kecewa saat mendapat laporan ini, padahal sejauh ini kau adalah murid yang selalu mendapat nilai tinggi di setiap pelajaran. Setelah ini tulis surat permintaan maaf dan tinggalkan sekolah"
"Saya berkata yang sesungguhnya Pak, Saya memiliki saksi bahwa Saya tidak melakukan pembullyan pada siapapun dan Saya tidak bekerja di club malam"
"ah saksi? Kebetulan sekali pihak kami juga memiliki saksi" Kepala sekolah menekan salah satu tombol pada telfon gagang "Pak Jung, tolong panggilkan para saksi kita untuk masuk kedalam".
"maaf Pak, izinkan Saya untuk memanggil saksi Saya"
"silahkan"
Winter merogoh handphone nya dari dalam saku rok, pintu dibelakang Winter terbuka dan beberapa langkah sepatu terdengar.
Winter membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa saksi yang kepala sekolah panggil. Tangannya terhenti untuk merogoh handphone didalam saku.
"mereka adalah saksi atas pembullyan yang kau lakukan pada Nona Kim Ryujin, mereka juga yang melihat kau keluar dari club malam bersama salah satu pelanggan disana"
Mata Winter berkaca-kaca saat melihat keempat pria yang berdiri dibelakangnya saat ini. Baru saja 2 hari yang lalu mereka merayakan ulangtahun Winter.
Tak ada satupun dari mereka yang berani melihat ke arah Winter saat ini.
"jadi bagaimana? Apa kau sudah memanggil saksi mu?"
Winter menatap ke arah kepala sekolah, ia meremas rok nya sekuat mungkin, menahan dirinya untuk tidak menangis.
"Saya bisa membuktikan bahwa saya tidak bersalah"
"sungguh? Tapi kami memiliki bukti yang kuat saat ini, salah satunya adalah foto mu saat keluar dari club, Haechan silahkan tunjukkan fotonya" dengan ragu Haechan membuka handphone nya dan menyerahkannya pada kepala sekolah.
"bisa kau jelaskan ini?" kepala sekolah langsung menunjukkan sebuah foto yang tertampang di layar handphone Haechan.
Winter menggeleng pelan saat melihat foto itu, dimana ada seorang gadis , porsi tubuh dan rambutnya sangat persis seperti Winter, gadis itu mengenakan dress mini ketat sembari merangkul tubuh pria tua. Wajah gadis itu ditutupi topeng pesta berwarna hitam, namun di bagian dada nya terdapat sebuah tatto yang terukir jelas.
"apa aku harus memanggil Bu Han untuk mengecek tatto mu? Kau masih mau mengelak?"
"Saya akan menulis surat permohonan maaf dan keluar dari sekolah" Winter beranjak dari duduknya dan membungkuk sekilas pada kepala sekolah.
Winter sadar dirinya tak memiliki kekuasaan sama sekali, percuma saja ia berkata jujur.
Winter melangkahkan kakinya dengan cepat, melewati keempat pria yang terus menundukkan kepalanya.
End
wkwkwk yakali end.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )
FanfictionApa yang akan terjadi jika 2 bayi yang baru saja terlahir di dunia ini ditukar? apakah keduanya akan menikmati hidup dengan baik atau hanya salah satu dari kedua bayi itu yang akan menikmati hidup dengan baik? ❄ Cast : - Kim/Shin Winter (Aespa) - L...