"apa aku boleh meminta bantuan?" tanya Winter ragu."tentu saja" jawab Haechan.
"tas ku tertinggal di tempat kemarin.... Aku harus masuk sekolah besok"
Tadinya Winter ingin meminta bantuan Jaemin, tapi ia tak mau menyusahkan Jaemin lagi.
"ah aku baru ingat, aku akan segera mengambil tas mu" Haechan bangun dari duduknya.
Ia masuk kedalam truck, berpamitan sebentar pada Eomma nya dan memakai helm.
"bisa tunggu disini sebentar? Aku tidak akan lama"
Winter mengangguk patuh. Haechan langsung menaiki motor besar nya , meninggalkan Winter.
***
Mark masuk kedalam markas, ia baru saja menyelesaikan kelas tambahannya pukul 10 malam. Matanya terpejam sebentar diatas sofa.
Renjun yang masih berada di markas langsung menghentikan kegiatan memetik gitarnya saat melihat Mark masuk.
Renjun mengecap bibirnya, meski mereka berteman sedari kecil, Renjun masih saja selalu segan dengan Mark. Mengingat Mark yang paling kaya diantara mereka , tentunya lebih tua dari mereka juga.
Renjun merapikan tas nya, hendak kembali ke rumah, rasanya ia tak bisa lebih lama lagi berdua bersama Mark di markas.
"mau kemana?" tanya Mark dengan mata terpejam.
"pulang"
"main saja lagi, aku tidak akan lama disini" ucap Mark.
"tidak Hyung, aku memang sudah mau pulang"
Mark membuka matanya, menatap ke arah Renjun tanpa ekspresi.
"hati-hati dijalan"
Renjun mengangguk sekilas, tangannya baru saja ingin membuka pintu, suara Mark kembali menghentikannya.
"tas siapa yang tertinggal?" tanya Mark merasa asing pada tas putih punggung di sebrangnya.
Renjun menelan saliva nya dengan susah payah, jantungnya langsung berdegup kencang.
Mark berdiri dari duduknya dan membuka isi tas itu, ia menemukan sebuah dompet kartu, terdapat kartu pelajar disana.
"yak! Kenapa tas Winter ada disini? Apa yang terjadi?" tanya Mark setelah melihat nama di kartu pelajar itu.
Renjun membalikkan badannya perlahan, ia bisa melihat mata Mark yang penuh selidik dan menyeramkan saat ini.
"ceritakan yang sejujurnya, tanpa dikurangi atau dilebihkan" ucap Mark dengan suara datarnya.
***
Haechan menekan pin pintu dengan ragu karna ia melihat mobil Mark yang terparkir di luar.
'harusnya aman kan' batin Haechan dalam hati.
Haechan masuk kedalam, ia disambut pemandangan mengerikan. Renjun yang berlutut dengan kedua tangan diangkat keatas sedangkan Mark berdiri dengan satu tongkat bisbol ditangannya.
Mark dan Renjun menoleh bersamaan ke arah pintu, Haechan bisa melihat wajah Renjun yang memohon meminta bantuan.
"a-aku hanya ingin mengambil barang yang tertinggal" ujar Haechan gugup.
Mark menatap sengit ke arah Haechan.
"kemari Haechan"
Haechan langsung berlari dan ikut berlutut bersama Renjun. Tak lupa mengangkat kedua tangannya.
"bukankah aku sudah bilang jika kalian masih mengulangi kejadian tahun lalu, aku akan memukul kepala kalian dengan tongkat bisbol?"
Renjun dan Haechan mengangguk kuat. Mereka ingat jelas dengan perkataan Mark kala itu.
"Hyung! Kami melakukan hal ini karna Hyung sudah kasar pada Ryujin, hyung harus ingat Ryujin itu calon tunangan Hyung" ucap Renjun. Ia jadi lebih berani karna ada Haechan disampingnya.
"aku hanya mengikuti perintah saja, aku sungguh tak ada maksud menyakiti Winter" ucap Haechan tertunduk.
"yak! Kau juga menahannya saat aku akan mengukir tatto di dada nya" Renjun memprotes tak percaya pada Haechan.
"tapi aku yang melepaskan ikatannya"
"apa hak kalian melakukan hal sekejam itu pada Winter? Jika kalian tak senang aku mencari Winter, harusnya kalian menyakitiku, bukan menyakiti Winter!" sahut Mark emosi, urat di lehernya mulai timbul.
"Hyung, kau boleh memukulku nanti, sekarang aku harus mengembalikan tas Winter" ujar Haechan.
"dimana dia?" tanya Mark sembari menatap Haechan dengan serius.
***
Winter melihat Haechan yang mengendarai motornya, pria itu mematikan mesin motornya saat berada tepat di samping truck.
Winter juga melihat mobil yang terparkir dibelakang Haechan.
Winter menyeritkan keningnya saat melihat Haechan kembali tanpa membawa tas nya.
Tiba-tiba dari kursi pengemudi, Winter bisa melihat Mark yang turun dengan tergesa-gesa.
Tanpa aba-aba, Mark berlari menghampiri Winter dan langsung memeluk erat tubuh gadis itu.
"aku sangat mengkhawatirkanmu" ucap Mark dalam pelukkannya.
"Sunbae, kau memelukku terlalut erat" ujar Winter pelan sembari menepuk lengan Mark.
Mark langsung melepas pelukkannya, Lelaki bersurai hitam itu bisa melihat memar dan luka di wajah Winter yang mulai membaik.
"aku akan memukul mereka yang sudah melakukan ini padamu" guman Mark sembari mengusap pelan pipi Winter.
"tidak Sunbae, jangan lakukan apapun. Aku tak mau hal lain terjadi lagi" kata Winter dengan serius.
Haechan menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali, ia sedikit bergedik saat mendengar perkataan Mark.
"baiklah jika itu mau mu"
Haechan langsung bernafas lega. Sepertinya ia selamat.
Mark menoleh ke arah Haechan saat mendengar hembusan nafas Lelaki itu.
"H-hyung mau odeng?".
Mie kuah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )
FanfictionApa yang akan terjadi jika 2 bayi yang baru saja terlahir di dunia ini ditukar? apakah keduanya akan menikmati hidup dengan baik atau hanya salah satu dari kedua bayi itu yang akan menikmati hidup dengan baik? ❄ Cast : - Kim/Shin Winter (Aespa) - L...