Beberapa belas menit kemudian, Renjun selesai mengukir tatto di bagian dada Winter.
Tatto yang bertuliskan 'TOY'.
Winter sudah tertunduk lemas, ia sama sekali tak melakukan perlawanan lagi.
"sepertinya dia tidak akan memberontak lagi, apa ku lepas saja ikatannya?" tanya Haechan.
"hm" guman Jeno yang sudah duduk diatas sofa, memandang Winter yang tertunduk lemah dihadapannya.
Haechan melepas ikatan tangan Winter yang meninggalkan bekas lecet kemerahan.
Dalam hati ia merasa bersalah melihat pergelangan Winter. Bagaimana pun juga ia masih memiliki sisi kemanusiaan.
"Tatto nya sudah kering" ucap Renjun setelah mengoleskan krim di ukirannya.
Renjun membereskan peralatannya dan Chenle membuka ikatan kaki Winter.
"kalian bisa memainkannya, bagaimana denganku?" tanya Ryujin kesal.
"kau bisa menjadikannya mainan mu juga" sahut Jeno.
"mainan yang menjijikan" ucap Ryujin sambil tertawa remeh.
Heaechan menurunkan kain hitam yang menutupi mata Winter, ia sedikit mengguncang bahu Winter karna gadis itu tak bergeming sama sekali.
"kau kerasukan?" tanya Haechan saat melihat mata Winter dari samping.
Tatapan gadis itu kosong, terdapat sisa-sisa air mata yang mulai mengering.
Haechan kembali mengguncang bahu Winter, gadis itu menolehkan kepala nya perlahan.
Bulu kuduk Haechan meremang saat melihat Winter saat ini, Menyeramkan.
Winter membenturkan kepalanya ke kepala Haechan sekuat mungkin. Detik itu Juga Winter memendang wajah Chenle yang berada di depan kaki nya hingga membuat Chenle terjatuh menimpa Renjun.
Winter bangun dari duduknya, menatap sengit ke arah Jeno, ia terus menahan rasa sakit dan nyeri di pergelangannya.
"apa kalian manusia?! Aku tau kalian memiliki banyak uang! Tapi bukan berati kalian bisa melakukan hal ini padaku! Aku bukan mainan!" teriak Winter, ia menekan setiap perkataannya.
Tak peduli dengan keningnya yang mengeluarkan darah. Jeno dan Ryujin duduk dengan santai melihat Winter.
"bagaimana jika kau yang berada di posisi ini Kim Ryujin? Dan kalian, Ibu kalian juga seorang Wanita sama sepertiku. Apa kalian tega jika Ibu atau adik perempuan kalian diperlakukan sepertiku?!" tanya Winter sembari berusaha mengatur nafasnya.
"ah sial, kepala ku sakit" rengek Haechan yang sudah tersungkur di belakang.
"berani nya kau menendangku!" Chenle bangun dan langsung menjambak rambut Winter sekuat mungkin.
"kau hanya lah anak panti yang tak berguna! Bahkan kedua orangtua mu membuang mu ke panti asuhan! Menjijikan!" Chenle langsung menghempaskan tubuh Winter ke lantai.
Ryujin bangun dari duduknya, ia berjongkok di hadapan Winter yang sudah tersungkur saat ini.
Ryujin mengangkat wajah Winter, ia tertawa meremehkan saat melihat tatapan sengit Winter.
Plak!
"jangan pernah menyebut namaku dengan mulut kotormu"
Plak!
"tentu saja aku tak akan berada diposisi mu, kau terlahir sebagai sendok kayu. Sedangkan aku terlahir sebagai sendok emas"
Plak!
"jauhi Mark Oppa"
Plak!
"aku sungguh muak melihat wajahmu"
Ryujin hendak melayangkan tamparannya lagi, namun Jeno menahannya dari belakang.
Kini sudut bibir Winter mengeluarkan darah, bahkan kedua pipi nya sudah sangat memerah karna tamparan Ryujin yang sangat kuat.
Winter terus menopang tubuhnya agar tak terjatuh, kepala nya terasa sangat sakit dan berputar saat ini. Sebisa mungkin Winter menahan semua rasa sakitnya.
"cukup Ryujin"
"aku belum puas menamparnya!"
"kau bisa membunuhnya"
Ryujin menatap Jeno dengan kesal. Ia sedikit berdecak dan akhirnya Ryujin menurunkan tangannya.
Cleck!
Mereka menolehkan kepala ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang, kecuali Winter yang sudah mulai melemah.
Jaemin masuk kedalam dengan wajah tertunduk, ia merasa sedih karna Winter meninggalkannya.
"astaga ku kira Mark Hyung" ucap Renjun.
Jaemin mengangkat kepalanya, ia mematung melihat pemandangan didepannya.
"yak! Apa kalian gila?!" teriak Jaemin saat melihat Winter yang tersungkur dengan wajah penuh bercak darah.
"mengapa kau seheboh ini?" tanya Jeno.
"bukankah kalian sudah berjanji untuk tidak mengulangi nya lagi?! Mengapa kalian mengulangi hal seperti ini lagi?!" tanya Jaemin dengan nyaring.
"kau sungguh membosankan Na Jaemin, itulah kenapa aku sangat malas mengajakmu sejak dulu" ujar Jeno dengan santai.
Jaemin menahan kepalan tangannya, ia sungguh sangat ingin meninju wajah Jeno saat ini.
"minggir" suruh Jaemin dengan ketus.
Jaemin langsung menggendong tubuh Winter dengan mudah. Winter sudah lemas tak berdaya , ia bahkan tak tau siapa yang menggendongnya saat ini.
"jika kau membawa nya pergi. Pertemanan kita berakhir Na Jaemin"
Jaemin menatap sinis ke arah Jeno, ia sama sekali tak menggubris Jeno, memilih untuk membawa Winter meninggalkan markas mereka.
Bubur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )
FanfictionApa yang akan terjadi jika 2 bayi yang baru saja terlahir di dunia ini ditukar? apakah keduanya akan menikmati hidup dengan baik atau hanya salah satu dari kedua bayi itu yang akan menikmati hidup dengan baik? ❄ Cast : - Kim/Shin Winter (Aespa) - L...