❄ INAT 24

2.9K 396 3
                                    

"bagaimana keadaan Winter?" tanya Mark saat melihat Jaemin baru saja masuk ke apartemen.

"seperti biasa Hyung...." Jaemin menghempaskan dirinya diatas sofa dan memejamkan matanya.

"apa dia sudah menemukan pekerjaan?" tanya Haechan.

"sepertinya masih belum" ucap Jaemin dengan mata tertutup.

Saat ini keempatnya tengah berkumpul di apartemen Jaemin. Mereka tak akan berkumpul di markas, terlalu malas untuk bertemu Ryujin.

"aku ada ide" Jeno menjentikkan jarinya.

"apa?" tanya ketiga orang disana.

"aku akan menempelkan lowongan kerja di sekitaran tempat tinggal Winter"

"bagaimana jika orang lain yang pergi melamar?" bingung Haechan.

"aku akan menyampaikan pada manajer disana hanya menerima seseorang yang bernama Shin Winter"

"aku rasa dia akan curiga" sahut Mark sembari ikut berpikir.

"dia tidak akan curiga jika diterima di bagian cuci piring bukan?" Jeno tersenyum puas dengan ide nya.

Mark dan Jaemin mengangguk setuju dengan ide Jeno.

"kau akan menempatkannya dimana?" tanya Haechan.

"Restoran cabang daerah Gangnam"

***

Winter membuka matanya perlahan, ia segera menoleh ke arah jam dinding, jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi.

Buru-buru gadis itu menyikap selimutnya dan menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Setelah siap, Winter segera menuju ke tempat penjualan susu dan mengantar susu di pagi hari.

Matanya menangkap selebaran yang tertempel di tembok tak jauh dari tempat tinggalnya.

Winter mendekati selebaran itu dan membacanya dengan teliti, matanya berbinar saat melihat lowongan yang tertulis diselebaran itu.

Ia langsung mengingat alamat yang tertera disana, bersiap-siap mengantar susu lebih dulu, setelahnya ia akan menuju ke alamat Restoran.

***

"aku sungguh sudah bisa bekerja disini?" tanya Winter tak percaya.

"tentu, kami sedang membutuhkan orang saat ini secepatnya, jadi kau bisa mulai bekerja besok"

Winter langsung mengangguk senang dan membungkukkan badannya berkali-kali.

"Terimakasih Tuan"

Manajer dihadapan Winter tertawa kecil "tidak perlu berterimakasih, besok jangan sampai terlambat, jam 10 kau sudah harus tiba disini, lalu panggil saja aku Mr.Johnny"

"baik Mr.Johnny" Winter kembali membungkukkan badannya sebelum pergi dari ruangan.

Johnny segera mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan pada Jeno.

Johnny
Nona Winter sudah melamar dan akan bekerja besok.

Jeno
Bagus, pastikan dia baik-baik saja selama ditempat kerja.

Johnny
Baik


***

"ada apa nak Winter? Apa sesuatu yang bagus sedang terjadi?" tanya Eomma Haechan sembari menusuk odeng.

"iya Ahjumma, aku sedang bahagia saat ini" jawab Winter dengan senyum manis yang terpasang.

"apa Ahjumma boleh tau?" tanya Eomma Haechan dengan lembut.

Winter terdiam, hingga saat ini ia belum memberitahu mengenai dikeluarkannya dari sekolah.

"aku akan memberitahu Ahjumma saat waktunya tepat" sahut Winter dan kembali memfokuskan dirinya menusuk odeng.

"baiklah Ahjumma tunggu, ngomong-ngomong bagaimana keadaan Haechan disekolah? Sudah seminggu ini Haechan terus berkata dia sibuk hingga tak bisa kemari"

"a-aku juga tidak bertemu dengan Haechan Sunbae di sekolah Ahjumma" ucap Winter sembari tersenyum kikuk.

"aku harap dia tidak lupa makan.... Kau juga makan yang banyak, lihat dirimu semakin hari semakin kurus" ucap Eomma Haechan, memperhatikan tubuh Winter.

"Ahjumma sudah membawa sayur dari rumah, setelah ini kita makan bersama" ajak Eomma Haechan.

Winter tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya.

***

Winter mendengar suara mesin motor dimatikan dari belakangnya, namun ia sama sekali tak menoleh ke belakang dan fokus menyuapi nasi kedalam mulutnya.

"Haechan-ah!" teriak sang Eomma.

Winter menghentikan gerakkan tangannya yang hendak menyumpit telur gulung.

"kemari nak, kita makan bersama" ajak Eomma Haechan.

Winter mengabaikan Haechan yang mulai menarik kursi disampingnya.

"kau juga terlihat semakin kurus, Eomma akan mengambil nasi dulu"

Wanita yang sudah memasuki usia kepala empat itu segera masuk kedalam food truck nya.

"Win-"

"jangan berbicara denganku" potong Winter dengan cepat sembari memasukkan nasi kedalam mulutnya.

Haechan berdehem sambil mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia memilih untuk menurut saja saat ini.

Eomma Haechan kembali dengan semangkuk nasi penuh ditangannya dan meletakkan nasi itu dihadapan Haechan.

"makan yang banyak nde"

Haechan mengangguk, ia menyuapi sesendok nasi penuh kedalam mulutnya, sesekali ia melirik ke arah Winter.








Laper.

I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang