❄ INAT 21

3K 402 42
                                    

"apa Jaemin dan Winter pergi?" tanya Haechan ntah pada siapa saat tak menemukan mobil Jaemin disekitar.

"coba kita periksa" ajak Mark.

Jeno ikut mengokori Mark dan Haechan menuju kamar Winter.

Ditengah tangga Haechan langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Jeno.

"sebenarnya apa yang terjadi sampai kau kemari? Seingatku kau membenci Winter"

Jeno ikut menghentikan langkahnya tanpa menoleh ke arah Haechan. "bagaimana denganmu? Bukankah kau tidak dekat dengannya?"

Haechan menghela nafas kasar, ia lebih memilih menyusul Mark yang sudah tiba di lorong kamar Winter.

Mark berdiri diam didepan pintu kamar Winter , menunggu Haechan.

"Winter, apa kau didalam?" panggil Haechan.

***

Kelimanya duduk di dalam kamar Winter dengan posisi melingkar, dimulai dari Mark dekat pintu, disebelah kanannya ada Jaemin dan sebelah kiri ada Jeno. Disamping Jeno terdapat Haechan dan disamping Haechan tentunya Winter yang bersebelahan juga dengan Jaemin. bisa dibilang kamar Winter terasa sangat sempit saat ini.

"selamat ulangtahun Winter! Ini untukmu" Haechan menyerahkan sekotak kecil hadiah pada Winter yang diduduk disampingnya.

"Gomawo Haechan-ssi" Winter meletakkan hadiah Haechan kedalam papper bag yang Jeno berikan saat masuk tadi.

Jaemin terus membuang mukanya, enggan menatap Jeno. Begitu juga sebaliknya.

"selamat ulangtahun Winter, hadiah untukmu menyusul besok pagi" ucap Mark sembari tersenyum manis.

"tidak perlu repot-repot Sunbae, kalian mengucapkannya saja aku sudah bahagia"

"jangan menolak pember-"

"yak! Kapan kita potong kue nya" potong Haechan karna sedari tadi mereka tak kunjung memotong kue.

Mark langsung menatap sinis ke arah Haechan yang sudah lancang memotong pembicaraannya, sedangkan Haechan buru-buru menatap ke arah luar jendela.

"ah maaf, aku akan segera memotongnya" Winter mencabut lilin diatas kue pemberian Jaemin dengan segera.

Jaemin dan Jeno ikut membantu, sialnya kedua Lelaki itu sama-sama memegang salah satu lilin yang ada disana.

"ck!" decak Jeno, segera ia menarik kembali tangannya.

Jaemin memutar matanya dengan malas dan ikut menarik tangannya.

Suasana terasa sangat aneh saat ini, setelah mencabut semua lilin. Winter mulai memotong kue indah dihadapannya.

"potongan pertama untukku kan?" tanya Haechan dengan berbinar.

"bicara apa kau? Jelas-jelas aku yang bawa kue nya, jadi aku yang berhak mendapat potongan pertama" sahut Jaemin sembari menatap ke arah Haechan dengan pandangan datar.

"aku cucu pemilik SOPA" semua yang ada disana langsung menatap Jeno.

"yak! Apa hubungannya?" protes Haechan.

"tentu saja ada, Winter bersekolah di SOPA, begitu juga dengan kalian. Jadi aku lebih pantas menerima potongan pertama" ucap Jeno bangga, jangan lupakan wajah sombongnya.

"aku lebih tua diantara kalian" Mark berkata dengan tenang.

"Ini tidak bisa di kaitkan dengan umur, bagaimanapun aku lebih berhak karna aku yang membawa kue nya"

"tidak, kalian harus menurut padaku karna kalian bersekolah di tempatku"

"ingat, aku lebih tua dibanding kalian"

"Heol! Saat ini aku yang paling lapar dan aku yang mengusulkan untuk memotong kue, aku tidak mau tau, potongan pertama harus menjadi milikku"

Winter terdiam menatap keempat sahabat itu berdebat hanya karna sepotong kue.

Saking keasikan berdebat, mereka tak sadar Winter sudah membagikan setiap potongan kue dihadapan mereka. Gadis itu tersenyum kecil melihat keempat sahabat itu sudah berbaikan setelah beberapa bulan.

***

Disatu sisi, Ryujin mendapat laporan dari pengawalnya yang menguping pembicaraan Haechan dan Mark bahwa beberapa dari mereka menuju tempat seorang gadis yang bernama Winter untuk merayakan ulangtahunnya.

"Arghh!!!! Sialan! Awas saja kau j***ng!!" erang Ryujin dengan suara tertahan. Mengingat masih banyak tamu di acaranya saat ini.

Ryujin melangkah masuk kedalam rumah dengan kasar hingga membuat keluarga besar Kim yang duduk di ruang tengah menatap ke arah Ryujin dengan heran.

Keluarga besar Kim kembali terkejut saat mendengar Ryujin membanting pintu kamarnya.

"biar aku yang menghampirinya" ucap Kakek Ryujin. Segera ia naik ke atas dan masuk kedalam kamar cucu kesayangannya.

"aigooo, siapa yang berani membuat cucu Kakek menangis?" tanya Kakek Ryujin sembari duduk di samping cucu nya.

"hiks.... Aku benci dengan seorang perempuan di kelas ku, dia selalu saja mengangguku, menghinaku saat aku tidak bisa mengalahkan nya dan sekarang dia menghancurkan pesta ku hikss..." ucap Ryujin sambil menangis segugukkan.

"katakan pada Kakek siapa orangnya, akan Kakek beri pelajaran agar ia tidak menyakiti cucu Kakek lagi" ucap sang Kakek dengan lembut dan mengusap air mata Ryujin.

"Kakek janji akan memberinya pelajaran hiks...."

"tentu saja, apapun untuk cucu yang paling Kakek sayang, katakan pada Kakek siapa orangnya?"

"Shin Winter, dia berasal dari panti. Satu-satunya murid yang mendapat Beasiswa full dari Ayah Jeno tahun ini"

"Kakek akan menyuruh Ayah Jeno untuk mencabut Beasiswa nya, jangan menangis lagi" Kakek Ryujin menepuk pucuk kepala cucu nya dengan lembut.

Di keluarga besar Kim, bisa dibilang Ryujin cucu perempuan satu-satunya dan keturunan perempuan satu-satunya. Karna Kakek dan Nenek Ryujin melahirkan 2 putra, 1 nya Appa Ryujin dan satunya lagi adalah paman Ryujin.

Sang paman dan istri hanya melahirkan seorang putra saja, itulah kenapa saat sang Kakek mendapat cucu perempuan, ia sangat menyayanginya melibihi diri sendiri.







Pempek

I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang