❄ INAT 27

3K 426 11
                                    

Jeno menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 6 sore.

"Jaemin-ah, kenapa Winter masih belum sadar juga?"

"biasanya pasien akan sadar setelah kurang lebih dari 24 jam, harusnya ia akan sadar tiga jam lagi" ucap Jaemin sembari mengerjakan tugasnya.

Jeno menghembuskan nafasnya dengan kasar, berharap gadis itu segera siuman.

"apa kau tak mau mengerjakan tugasmu?" tanya Jaemin, mengingat keduanya tidak ke sekolah hari ini.

"tidak"

Jaemin tak menggubris Jeno, ia kembali memfokuskan dirinya dengan tugas.

Drt! Drt!

"Wae?" tanya Jeno tanpa basa basi saat mengangkat telfon dari 'Renjun'.

"Apa? Ah baiklah, kebetulan aku juga di rumah sakit, aku akan turun" Jeno mematikan sambungannya dan beranjak dari duduknya.

"ada apa?" tanya Jaemin penasaran sambil menatap ke arah Jeno.

"Ryujin kecelakaan parah saat pulang sekolah, sekarang dia ada di ruang UGD"

"kau pergilah mengecek keadaannya, aku akan tetap disini"

Jeno mengangguk. "aku tak akan lama"

***

"pasien kehilangan cukup banyak darah, diantara Tuan dan Nyonya siapa yang golongan darah O-? Stok darah O- dirumah sakit sedang kosong mengingat darah O- sangat langka"

Taeyon dan Taemin saling menatap satu sama lain dengan raut wajah yang cemas.

"Dok.... Apa anda tidak salah? Jelas-jelas putri kami bergolongan AB+" ucap Taemin mengingat setelah Ryujin lahir, hasil tes darah langsung keluar.

"benar Dok, sepertinya anda salah, golongan darah suami saya AB+ dan Saya A+ , bagaimana bisa anak saya O-?" sahut Taeyon, raut wajah kecemasannya sangat tertampang jelas saat ini.

"saya tidak mungkin salah Tuan dan Nyonya. Mungkin Kakek atau nenek pasien bergolongan darah O-?"

Taemin dan Taeyon terdiam, pasalnya kedua orangtua mereka tak ada satupun yang bergolongan O-.

Jeno baru saja tiba, ia melihat perdebatan orangtua Ryujin dan Dokter.

"apa yang terjadi?" tanya Jeno berbisik pada Renjun.

"mereka sedang berdebat mengenai golongan darah" bisik Renjun.

"Tuan dan Nyonya, saya harus cepat sebelum keadaan pasien semakin parah"

"Yeobo! Kita harus mencari dimana golongan darah O-" panik Taeyon, air mata nya sudah akan menetes dari kedua matanya.

"tenang sayang.... Apa tidak ada cara lain Dok? Dimana saya bisa menemukan darah O- dalam waktu cepat? Apa tidak bisa menggunakan darah saya atau istri saya?"

"pasien bisa menerima transfusi dari golongan darah O- dan A-"

"golongan darah ku A-" sahut Jeno.

Taeyon langsung menangis lega mendengar perkataan Jeno, begitu juga dengan Taemin.

"mari ikut Saya"

***

Taemin terus menenangkan istrinya yang menangis, ia sendiri juga bingung dengan apa yang baru saja ia dengar.

Taemin menoleh ke belakang, melihat Renjun yang masih berdiri menatap ke pintu UGD.

"Terimakasih nak Renjun, Ahjussi tidak tau apa yang akan terjadi jika kau tak ada di dekat Ryujin"

Ryujin membawa mobilnya dengan kecepatan melebihi batas saat pulang sekolah hingga menghantam pohon besar yang ada di tepi jalan.

Untungnya Renjun berada di belakang mobil Ryujin dengan motornya hingga ia bisa menelfon 119 segera.

"tidak masalah Ahjussi"

Taemin menahan tubuh Taeyon yang hampir terjatuh dan membawa istrinya duduk di kursi tunggu. Sesekali ia mengusap punggung istrinya.

"sebenarnya apa yang terjadi...." ucap Taeyon dalam isakkannya.

"tenanglah, jangan pikirkan apapun dulu untuk saat ini, kita cari tau setelah Ryujin sadar" bisik Taemin sambil mengecup kening istrinya.

"Ahjussi, aku sudah menelfon Jungwoo Hyung, dia akan kemari dengan penerbangan malam" ujar Renjun.

"baiklah, duduk dulu Renjun" suruh Taemin.

Baru saja Renjun ingin mendaratkan bokongnya, ia melihat Tuan Kim datang tergesa-gesa bersama beberapa pengawal pribadi dibelakangnya.

"bagimana keadaan cucu ku?!" tanya pria tua itu dengan suara nyaring.

Taemin mengusap pelan bahu istrinya dan berdiri menghampiri Ayahnya.

"Ryujin kehilangan cukup banyak darah hingga memerlukan transfusi darah, saat in-" Taemin menghentikan omongannya ketika melihat Jeno yang baru saja keluar sembari menekan bekas suntikkannya.

Beberapa saat kemudian seorang suster keluar dengan sekantong darah penuh ditangannya.

Tuan Kim menatap ke arah putra nya, dikepalanya saat ini dipenuhi banyak pertanyaan.

"apa yang terjadi? Kenapa bukan kau atau istri mu yang mendonorkan darah?!" tanya Tuan Kim murka.

Taemin menghela nafasnya sebentar, terpaksa ia harus menjelaskan pada Tuan Kim yang sebenarnya.

***

Jaemin bangun dari duduknya dan mendekati Winter yang masih belum sadarkan diri.

Lelaki bersurai merah muda itu melihat ke arah kantong infus Winter yang baru saja diganti.

"saat kau sadar nanti, aku berjanji akan melindungimu dari segala hal, cepat bangun" bisik Jaemin di depan wajah Winter.

Perlahan Jaemin mencodongkan tubuhnya, mengecup pelan kening Winter dan kedua pipi Winter.

Gerakkannya terhenti saat bibirnya hampir menyentuh bibir Winter.

Buru-buru Jaemin menegapkan tubuhnya dan mengusap kasar wajahnya.









Note : untuk golongan aku udah cek di Halodoc , jadi memang faktanya golongan darah O- itu cuma bisa nerima transfusi darah dari O- dan A- saja.

Untuk anak kesehatan mungkin bisa koreksi jika ada yang salah dengan kata-kata ku mengenai golongan darah.

I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang