❄ INAT 08

3.4K 410 33
                                    

Winter menelusuri rak buku musik di perpustakaan, ia lebih memilih melarikan diri ke perpustakaan sebelum bertemu dengan Jeno dan teman-temannya.

Winter menarik salah satu buku paduan piano, mata gadis itu terus bergerak. Membaca buku yang ada ditangannya.

"hei"

Winter menolehkan badan nya, ia membungkuk kecil saat melihat Jaemin dibelakangnya.

"yang itu tidak lengkap, lebih baik yang ini saja" Jaemin menarik buku yang ada dibelakang Winter.

Tatapan kedua nya bertemu, Jaemin menatap lekat wajah Winter. Perlahan Jaemin memiringkan kepalanya dan memajukan wajahnya.

Tangan Winter otomatis menutup mulutnya saat wajah Jaemin semakin mendekat.

Jaemin tersenyum kecil, menyingkirkan bulu mata yang terjatuh dibawah mata Winter.

"aku pergi dulu" Jaemin menyerahkan buku yang ia ambil pada Winter.

"terimakasih Sunbae" ucap Winter kembali membungkukkan sedikit badannya.

"bel terakhir nanti tunggu aku di kelas, kita pulang bersama"

"ak-" Winter menghentikan kalimatnya saat melihat Jaemin melesat pergi.

***

Sesuai permintaan Jaemin, Winter menunggunya di dalam kelas. Gadis itu melihat ke arah luar jendela, menantikan kehadiran Jaemin.

Meski dalam hati ia merasa was-was saat melihat Renjun dan Haechan masuk kedalam kelas. Padahal Ryujin dan Chenle tak ada disini.

Suasana kelas mulai sepi, tapi Haechan dan Renjun masih berada di kelas Winter sambil menatap ke arah Winter.

Winter meremas jarinya di bawah meja saat melihat Haechan mendekatinya.

"hei anak panti, Mark hyung mencarimu. Ia menyuruh kami untuk memebritahu pada mu jika dia sedang menunggu di parkiran"

"aku akan menyusul nan-"

"Mark hyung bilang sebentar saja, ada yang ingin dia bicarakan, cepat ke bawah, jangan membuat Mark hyung menunggu" potong Haechan.

Dengan ragu Winter beranjak dari kursi nya, ia rasa tak masalah jika hanya sebentar saja.

Winter menuju parkiran, beberapa mobil mewah berjejer di parkiran. Winter sedikit kebingungan saat melihat mobil hitam mendekatinya.

Mobil hitam itu berhenti tepat disamping Winter, pintu mobil terbuka dan dalam satu tarikan, Winter sudah masuk kedalam mobil.

Mobil itu langsung melaju meninggalkan area sekolah.

"apa yang kalian lakukan?! Lepas!" berontak Winter saat Chenle mengikat tangan Winter ke belakang.

Chenle menarik kuat tali yang melilit di pergelangan Winter hingga membuat Winter meringis kecil.

Pandangan Winter langsung menggelap saat Chenle mengikat mata nya dengan kain hitam.

"lepaskan aku! Sebenar-"

Plak!

Winter merasa perih di bagian pipi nya saat ini.

"diam atau aku akan kembali menamparmu" ancam Ryujin dari depan.

Winter hanya bisa menuruti perkataan Ryujin, bagaimana pun ia tak akan bisa melawan.

"cepat telfon Renjun dan Haechan" suruh Jeno dari kursi pengemudi.

Chenle langsung merogoh saku nya dan menekan nama 'Haechan' di kontak panggilan.

***

Chenle menarik Winter secara paksa turun dari mobil, beberapa kali Winter tersandung saat Chenle menyeretnya kasar.

Chenle mendudukkan Winter di kursi tunggal, Winter bisa merasakan kaki nya yang diikat saat ini.

"hentikan, aku minta maaf jika aku berbuat salah pada kalian" cicit Winter, ia sudah tak bertenaga.

Sebuah tangan kekar menarik dagu Winter mengadah keatas. Winter bisa merasakan nafas seseorang yang menerpa wajahnya.

Bibir Winter gemetaran saat Ibu jari Lelaki itu mengusap bibir Winter dengan lembut.

"mainan yang bagus untuk kita"

Kini Winter tau siapa yang mengusap bibirnya, Lee Jeno.

Pintu kembali terbuka dan tertutup. Winter bisa mendengar langkah kaki lain yang ikut masuk kedalam.

"sudah bawa alatnya?" tanya Jeno.

"tentu saja sudah" jawab Renjun.

"cepat ukir" suruh Jeno.

Winter bisa mendengar suara kotak terbuka, sepertinya Renjun tengah merakit sesuatu dan tak lama kemudian Winter mendengar bunyi mesin yang sangat halus.

"aku harus ukir di mana?"

"bagian dada" ucap Jeno.

"jangan! Kumohon jangan lakukan apapun padaku, aku berjanji tidak akan berkeliaran di sekitar kalian" mohon Winter dengan lemah.

Winter memberontak saat ia merasa kancing bajunya dibuka. Tiba-tiba tangan kekar Jeno sudah merangkul lehernya dari belakang dan menahan pergerakkan Winter.

"jangan bergerak, jika kau terus bergerak, kau akan mendapat ukiran di bagian lain" bisik Jeno.

Renjun sudah membuka 4 kancing teratas Winter, mereka bisa melihat setengah bra hitam Winter.

Winter menggeleng kuat saat ujung jarum itu mulai menyetuh kulitnya.

"yak! Diamlah, jika kau terus bergerak aku tak bisa fokus" ucap Renjun.

Haechan dan Chenle ikut turun tangan menahan bahu Winter. Winter mulai terisak pelan, ia sungguh tak tau harus bagaimana lagi.










Sebenarnya ya, gua tuh mau tulis lebih kejam kan, tapi gua tuh ga sanggup kalau Winter disakitin, bekos i love Winter 〒_〒 jadi adegan siksanya gua kurangin deh.

I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang