Winter duduk termenung diatas kasurnya, kalimat yang Kakeknya ucapkan terus saja berputar dipikirannya.
Meski Winter memilih Jaemin, tetapi pada akhirnya ia tetap harus menikah dengan Mark.
Winter menelungkupkan wajahnya di antara lututnya, rasanya dunia sedang mempermainkannya.
Flashback on
Winter memarkirkan mobilnya dengan rapi agar sejajar dengan mobil lainnya, setelah terpakir rapi, Winter turun dan bergegas masuk kedalam rumah.
"Kakek? Kenapa masih disini?" tanya Winter sembari melepas sepatunya.
"Kakek menunggu mu, kemari Winter" Tuan Kim menepuk sofa yang ada di sebelahnya.
"harusnya Kakek istirahat saja di kamar, aku sudah berjanji akan menghampiri Kakek jika sudah kembali" Ujar Winter merasa tak enak.
Winter mendudukkan dirinya di samping Tuan Kim, ia bisa melihat jelas raut wajah Tuan Kim yang penuh kekhawatiran.
Tuan Kim menghela nafas sembari memijat pelan pelipisnya.
"Bulan depan pernikahan mu dan Mark akan dilaksanakan"
"K-Kakek.... Bukankah kita sudah membatalkan perjodohan itu?....."
"Keluarga Lee tidak setuju dengan pembatalan sepihak..... Kakek sudah memberitahu pada mereka jika kau hanya ingin bersama Putra Dokter Na, tetapi mereka....." Tuan Kim tidak melanjutkan perkataannya, pria tua itu kembali menghela nafasnya yang terasa berat.
"Maafkan Kakek..... Kakek sudah gagal membahagiakanmu" Tuan Kim mengusap wajahnya dengan kasar dan menangis dalam diam.
Winter menggigit kuat bibir bawahnya, berusaha untuk tidak menangis. Namun hatinya terasa sakit saat melihat Kakeknya saat ini.
"tidak Kakek.... Aku sangat bahagia, jadi jangan menyalahkan diri Kakek lagi... Aku akan menerima perjodohan itu" Winter memeluk Tuan Kim dari samping.
"karna kebodohan Kakek, kau jadi harus menanggungnya" ujar Tuan Kim dengan suara paraunya.
Winter terus mengusap bahu sang Kakek, ia ingin sekali menolak pernikahan itu, tetapi melihat Kakeknya seperti ini membuatnya jadi tak tega.
Flashback off
***
Winter dan Mark tengah berada didalam butik, melihat design gaun pernikahan dan jas yang akan mereka kenakan 2 minggu lagi.
"satu minggu lagi undangan kita akan disebar, kau tidak mau mengundang teman-teman mu yang ada di Amerika?"
Mark menolehkan pandangannya ke arah Winter, gadis itu terlihat menatap kosong ke arah gaun yang ada dihadapannya.
Senyuman bahagia yang terhias di wajah Mark luntur seketika, tergantikan dengan senyuman sedih melihat calon mempelai wanitanya tak bersemangat.
"Winter-ah" Mark menepuk pelan bahu Winter.
"a-ah nde Oppa?"
"kau kelelahan?"
Winter mengangguk kaku sembari mengusap lehernya.
"nde Oppa"
"setelah ini aku akan mengantarmu pulang, untuk dekorasi tempat biar aku yang urus. Kau harus banyak istirahat, aku tidak mau kau kelelahan di hari pernikahan kita" ucap Mark dengan tulus.
Winter semakin merasa bersalah mendengar perkataan Mark, hingga saat ini ia masih belum bisa membuka hatinya untuk Mark.
"biar ku antar pulang sekarang" Mark menggandeng tangan Winter perlahan.
"Oppa...." Winter enggan bergerak dari tempatnya, Mark menoleh ke arah Winter dan menatap mata Winter yang berkaca-kaca.
"apa Oppa tidak bisa membatalkan pernikahan ini? Aku....." Winter menundukkan wajahnya dan setetes air mata terjatuh dari kedua mata indahnya.
"Aku tau kau mencintai Jaemin..... Maaf aku harus egois saat ini karna aku sungguh mencintaimu Winter, mungkin kau belum bisa menerimaku saat ini, aku tidak masalah untuk itu asal kau jangan membenciku" Mark menggenggam lembut kedua tangan Winter dan mengecup salah satunya.
Winter menggeleng pelan sembari terisak "tidak... Aku tidak bisa..."
"kau bisa, cukup turuti perkataan ku untuk tidak menemui Jaemin hingga hari pernikahan kita, dengan begitu kau bisa melupakannya, aku mohon.... Aku tak meminta mu untuk mencintaku sekarang...."
Winter mengangguk lemah, percuma saja ia terus berkata bahwa dirinya mencintai Jaemin seorang, pernikahan tetap akan dilaksanakan.
***
Sudah seminggu ini Winter menghindar bertemu dengan Jaemin, beberapa kali pria itu ke rumahnya, namun ia tetap menolak untuk bertemu dengan Jaemin.
Winter menatap ke arah handphone nya, notif Line terus terdengar. Winter membuka Line nya dan terdapat begitu banyak pesan, mulai dari Haechan, Jeno, Ryujin dan beberapa orang lainnya yang terkejut setelah mendapat undangan pernikahannya dan Mark. Termasuk Jaemin salah satunya.
Jaemin Oppa
Aku sudah menerima undangan pernikahan kalian.
Jadi ini alasanmu menghindar dari ku beberapa hari belakangan?.
Maaf aku sempat salah sangka saat kau mengembalikan sapu tangan itu.
Aku mendoakan yang terbaik untuk pernikahan kalian.
Air mata Winter semakin mengalir deras saat membaca pesan dari Jaemin, ia merasa sesak di bagian dada.
Dirinya sungguh tak siap bertemu dengan Jaemin di hari pernikahannya nanti.
Taeyon masuk kedalam kamar putri nya, Wanita yang sudah memasuki usia kepala 4 itu sangat terkejut melihat putrinya menangis pilu, segera ia mengelus rambut Winter dan memeluk anaknya.
"putri Eomma, jangan menangis... Eomma tau ini berat untukmu, tapi Eomma yakin kau pasti bisa melewatinya" ucap Taeyon dengan lembut.
"Eomma... Hiks.... Apa aku tidak bisa kembali ke Amerika saja? A-aku tidak bisa menikah dengan Mark Oppa hikss..." ujar Winter segugukkan.
"terkadang kita harus merelakan orang yang kita cintai.... Eomma yakin kau akan bahagia dengan pernikahan ini" Taeyon mengecup pelan kening putrinya, air matanya ikut mengalir.
"jangan menangis lagi, mata mu akan semakin bengkak jika kau menangis terus" Taeyon mengusap pipi putri nya, mata Winter sudah sangat membengkak saat ini karna terlalu banyak menangis.
Kue putu lewat.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )
FanficApa yang akan terjadi jika 2 bayi yang baru saja terlahir di dunia ini ditukar? apakah keduanya akan menikmati hidup dengan baik atau hanya salah satu dari kedua bayi itu yang akan menikmati hidup dengan baik? ❄ Cast : - Kim/Shin Winter (Aespa) - L...