❄ INAT 30

3.3K 422 30
                                    

Winter yang baru saja bangun dari tidurnya menatap Taeyon dengan pandangan yang sulit dijelaskan.

sedari tadi Taeyon terus menunggu di samping ranjang Winter hingga gadis itu bangun dari istirahatnya.

"bagaimana keadaanmu nak? Apa masih merasa pusing?" tanya Taeyon, ia menyisir surai panjang Winter dengan tangannya.

Winter menggeleng pelan "aku sudah baik-baik saja Ahjumma"

"panggil aku Eomma, ini Eomma nak...." tangis Taeyon kembali pecah. Ia memeluk Winter dengan lembut, mengusap punggung anaknya penuh kasih sayang.

"maaf Eomma baru menyadarinya sekarang hikss...."

Winter terdiam, ia bingung dengan maksud Taeyon.

"A-Ahjumma..."

Taeyon melepaskan pelukkannya, ia menatap wajah Winter dengan lekat.

"Eomma mengerti, kau pasti bingung sekali saat ini" Taeyon tersenyum lembut, air matanya masih terus menetes.

"mata mu persis sekali mirip Appa mu, hidung dan bibir mu persis seperti Eomma" ujar Taeyon, senyuman lembut masih terus melekat di bibirnya.

Winter masih terdiam, semua ini terlalu tiba-tiba, ia masih tak bisa memahami situasi saat ini.

"dengarkan Eomma baik-baik....." Taeyon mulai menceritakan semuanya pada Winter.

***

Jaemin dan Jeno sudah duduk hampir satu jam di kursi tunggu yang berada didepan kamar Winter.

"aku senang, akhirnya Winter memiliki keluarga" ucap Jaemin tiba-tiba.

"apa kau menyukainya?" tanya Jeno.

Jeno melirik ke arah Jaemin karna temannya itu tak menjawab pertanyaannya.

"tidak.... Aku mencintainya" ujar Jaemin terdengar serius.

Jeno menghentikan goyangan kaki nya.

"apa kau juga sama?" tanya Jaemin, ia menatap ke arah Jeno.

Jeno tersenyum tipis, ia mengangkat wajahnya dan merangkul bahu Jaemin.

"tentu saja tidak, aku hanya menganggapnya sebagai teman, aku mendukungmu"

Jeno meninju pelan lengan Jaemin, sedangkan Jaemin hanya tertawa kecil, ia tau Jeno sedang berbohong saat ini.

"Tuan Kim datang" ujar Jeno melepas rangkulannya pada Jaemin dan berdiri. Begitu juga dengan Jaemin.

"apa istri ku didalam?" tanya Taemin Ahjussi.

Jaemin dan Jeno mengangguk bersamaan. Tuan Kim menatap ke arah kedua pemuda itu.

"aku sudah bicara dengan keluarga kalian, maaf....." Tuan Kim menepuk pundak Jaemin dan Jeno sebelum masuk kedalam kamar.

***

Winter menerima suapan Taeyon, ia mengunyah pelan. Rasanya sangat aneh , ia tak pernah menerima perlakuan seperti ini sebelumnya.

"sebentar lagi Kakek mu akan tiba" ucap Taeyon sembari mengelap ujung bibir Winter.

Tubuh Winter menegang , jantungnya berdebar kencang saat ini.

"Kakek sangat menyesali perbuatannya, ia tak akan menyakitimu lagi, kau tak perlu takut dengan Kakek" Taeyon menepuk pelan tangan Winter, guna menenangkan putrinya.

"nde E-Eomma..."

"kau akan terbiasa nanti" Taeyon kembali menyuapi bubur kedalam mulut Winter.

Keduanya menoleh secara bersamaan saat mendengar suara pintu digeser.

Winter mengepalkan kedua tangannya dari balik selimut, ia berusaha untuk tetap terlihat tenang meski rasa takut sudah menyelimutnya.

Tuan Kim berdiri mematung di ambang pintu, berbeda dengan Taemin, ia langsung berjalan ke arah Winter dan merengkuh tubuhnya.

"putri Appa.... Cantik sekali seperti Eomma mu, maafkan Appa selama ini tak pernah menyadarinya... Appa berjanji akan menjagamu dan melindungimu" Taemin mengecup pucuk kepala Winter berkali-kali.

Taeyon tersenyum haru, ia menoleh ke arah Ayah mertuanya yang masih berdiri mematung.

"Abeoji...." Taeyon meletakkan bubur Winter di samping nakas dan menghampiri mertuanya.

"Winter sudah memaafkan Abeoji, mari" Taeyon menuntun Ayah mertua nya mendekati Winter.

Winter mengangkat wajahnya, menatap Tuan Kim dengan ragu. Tuan Kim langsung memeluk tubuh mungil Winter dan tangisnya pun pecah detik itu juga.

"maafkan Kakek.... Kakek tidak pantas hidup hiks.... Kakek sungguh jahat hiks...."

Winter mengusap punggung Tuan Kim perlahan "aku sudah memaafkan K-Kakek"

Tangisan Tuan Kim semakin pecah, Taemin dan Taeyon pun ikut menangis, akhirnya mereka menemukan putri mereka yang sudah lama tertukar.

***

"Kenapa Kakek belum datang hingga saat ini?" tanya Ryujin sembari memakan apel yang dipotong Taeyon.

Sudah seminggu ini Tuan Kim tak mengunjungi Ryujin di rumah sakit, ia lebih memilih menghias kamar cucu nya dan membelikan segala keperluan cucu kandungnya.

"Kakek sedang sibuk saat ini, kau akan bertemu dengan Kakek saat kembali ke rumah nanti" ujar Taeyon berbohong sembari berusaha terseyum.

Ia belum bisa memberitahu Ryujin kebenarannya, mengingat Ryujin baru saja pulih pasca kecelakaan.

"sesibuk apapun Kakek harus tetap kemari, lalu dimana Oppa? Bukankah Oppa masih di Korea?" tanya Ryujin dengan wajah sebalnya.

"Ryujin-ah.... Eomma rasa kau harus tau masalah ini...." Taeyon menghela nafasnya sebentar.

"cepat katakan! Jangan buat aku menunggu" sahut Ryujin dengan nada tinggi.

Taeyon mengusap pelan punggung Ryujin, akhirnya Taeyon mulai memberitahu Ryujin semuanya.










End

Yay

Belum kok.

I'm Not A Toy ( Winter x NCT Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang