xxxii: fact's

298 25 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




gue pulang kerumah. "bunda." panggil gue.

bunda menoleh. a' taeyong juga lagi ada diruang tamu. ayah sama teh lisa nggak ada.

"anak bunda kenapa?" tanya bunda nyamperin gue. "siapa yang berani giniin kamu? bilang bunda, dek." ujar bunda memeluk gue.

gue menangis lagi. "bunda, sebenernya bunda tau kan mark nggak akan balik lagi ke indonesia?" ujar gue.

bunda menggeleng. "anya, mark akan pulang. kita tunggu ya. sebentar lagi. dua bulan lagi. jangan gini, bunda sedih liatnya." ujar bunda.

gue melepaskan pelukan bunda. "bunda jujur. bunda tadi malem nangis. aku denger, aku denger obrolan bunda sama ayah yang nangisin mark kayak mark nggak akan balik ke indonesia? bun, aku mau tanya kabar mark sama mamanya. aku salah?" tanya gue.

gue berkali-kali minta nomor mamanya mark. tapi, nggak pernah dikasih. entah sama bunda atau ayah.

bunda berlari masuk kedalam kamar. "aa mau masuk kekamar juga? mau ninggalin aku kayak bunda lari ke kamar?" tanya gue kepada a' taeyong yang mematung ditempatnya berdiri.

a' taeyong mendekat kearah gue. "tetap disitu, a'. jangan deket-deket aku kalau aa akan lari juga. aku masuk kekamar." ujar gue berlari menaiki tangga.

"ARGHHHH."

"KENAPA NGGAK ADA YANG NGERTI ANYA?"

"KENAPA SEMUA PERGI?"

"APA ANYA CUMA SIAL?"

teriak gue. a' taeyong mengetuk pintu kamar gue. "anya, buka. aa mau ngomong." panggil a' taeyong.

"JANGAN DEKET ANYA. ANYA SIAL A'. ANYA NGGAK MAU AA PERGI!" teriak gue.

a' taeyong ngedobrak pintunya. gue menoleh. lalu memundurkan langkah. "jangan deket. anya nggak mau." teriak gue.

a' taeyong pelan-pelan mendekat kearah gue. "aa nggak akan pergi. percaya aa ya?" pinta a' taeyong.

gue tetap mundur. nggak mau berdekatan dengan siapapun.

a' taeyong merentangkan tangannya. gue menggeleng. "anya nggak mau. nanti aa pergi." ujar gue.

a' taeyong menggeleng. gue terpojok. dia memeluk gue. erat sekali.

"anya capek. anya bawa sial. anya bikin semua orang pergi. anya nggak berhasil." ujar gue.

a' taeyong menggeleng. "siapa yang bilang? anya berhasil, anya selalu buat aa semangat. anya selalu jadi alasan aa untuk bahagia. anya selalu jadi alasan aa kerja keras." ujar a' taeyong.

"anya..." ujar a' taeyong terjeda.

"anya selalu menjadi alasan aa pulang." sambung a' taeyong.

gue menangis dipelukan a' taeyong. "tidur ya" titah a' taeyong.

boyfriend | kim doyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang