xxxxvi: maeva lee

235 19 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









kehamilan kali ini bener-bener mark ngejaga gue. gue bahkan diminta untuk tinggal dirumah bunda.

tapi gue nolak. gue bilang ke dia, "nanti tujuh bulanan atau delapan bulan aku kerumah bunda." ujar gue.

gue seneng banget, jean disini. dia bahkan nggak mau pulang. katanya, "aku mau lihat dedeknya taya. aku mau cium dulu. baru aku mau pulang."

teh lisa anaknya cewek. gue udah liat. anak kedua a' taeyong cewek. kayaknya beruntung banget a' taeyong.

hidup gue setelah nikah sama mark sebenernya banyak yang spesial. tapi, menurut gue susah untuk diceritain.

"ayo bisa." ujar mark.

     
sekarang gue ada diruang persalinan. gue bilang sama mark untuk normal. mark setuju aja.

"ayo bu sekali lagi. ini kepalanya udah mau keluar." ujar dokternya.

gue berusaha untuk mengeluarkan anak gue. rasanya tenaga gue mau habis. tapi, mark justru menggenggam tangan gue erat.

gue menghela nafas saat suara tangisan bayi terdengar sangat kencang.

mark mencium kening gue. "makasih." ujar mark menangis.

"le, liat sini le." ujar teh lisa. mark menatap kamera. iya, teh lisa menawarkan diri untuk fotoin gue sama mark waktu proses persalinan.

mark mendengkus. lalu memeluk gue. anaknya lagi dibersihin dokter.

mark selesai adzanin anak pertama kita. "maeva lee." ujar gue menatap mark lekat.

mark mengangguk. "maeva lee welcome to world, baby." ujar mark girang. teh lisa foto itu waktu mark tersenyum dengan menggendong eva.

jujur, gue bahagia banget liat mark sekarang seneng gitu.

mark ngasih eva kedalam dekapan gue. "eva harus liat kecantikan bunda nya." ujar mark tersenyum tulus.

"aku sayang kamu." bisik mark. gue mengengangguk. "aku juga sayang kamu. makasih, sayang." ujar gue.

"halah najis-najis, gue mau kedepan aja." ujar teh lisa memutar bola matanya malas. teh lisa beneran keluar.

kita udah mulai biasa sayang-sayangan tanpa kenal waktu saat gue hamil muda. gue manja banget mulai sayang-sayang duluan, kecup-kecup duluan.

"udah lah manja-manjanya." ujar teh lisa. teh lisa tuh ya, emang dari dulu seneng banget ngerusak suasana aja. dia masuk lagi. kurang ajar banget.

teh lisa bawa kak ten yang justru ngegendong keponakan gue, tela. yang jelas, teh lisa nikah nggak bareng kak hanbin lagi.

sadar kali ya kak hanbin kalau teh lisa nggak jelas.

"udah pada keluar dulu. biarin mark, anya, sama eva didalem." ujar bunda. bunda tuh emang the best banget lah pokoknya.

mereka semua keluar. nggak cuma teh lisa sama kak ten. trus ayah bunda sama mama papa mark juga.

a' taeyong sama teh jennie nggak bisa dateng. katanya ada urusan dikeluarga teh jennie.

"kamu tau, nya. nikah sama kamu nggak pernah ada di mimpi aku." ujar mark.

gue cuma dengerin aja. karena gue yakin bakal ada sambungannya.

"aku nggak mau berharap sama kamu yang berharap banyak sama kak doyoung. jadi sahabat kamu aja aku udah bersyukur, nya." ujar mark.

gue mengusap pipi mark yang basah karena air mata. "mark, aku nggak pernah berfikir ada dititik aku punya seorang mark lee yang bisa aku peluk kapanpun aku mau dan punya maeva lee didalam hidup aku." ujar gue.

mark senyum. gue suka senyum mark. bener-bener tulus. entah buat siapapun.

"maeva, nanti ayah kenalin sama orang yang pernah buat bunda kamu bucin setengah mati ya." bisik mark ditelinga eva.

"NYA, SENYUM DIA!" teriak mark heboh.

yang diluar jadi masuk. "ADA APA, MARK?" teriak mama. mama yang pertama masuk dengan tergesa-gesa.

mark cengegesan. "eva senyum, ma. hehehehehe." ujar mark.

bunda ayah yang udah biasa liat tingkah mark cuma bisa geleng-geleng. sedangkan mama papa mark bener-bener heran sama tingkah ajaib anaknya.

"bun, lisa pulang ya." ujar teh lisa pamit tapi bukan sama bunda aja.

"hai ponakan baru nteyis." sapa teh lisa. "bukan hasil anak haram." bisik teh lisa yang cuma gue sama mark yang denger.

ah iya, nteyis itu bukan cuma panggilan untuk jean. tapi, teh lisa emang bilang dari kita semua harus punya panggilan masing-masing. kalau, semua dipanggil tante atau ounty. nanti bingung.

jadi, panggil itu semua gue, teh lisa, sama teh jennie yang ngusul. tiga cowok itu mah nurut aja.

"nteyis pulang ya. jangan kangen nteyis." ujar teh lisa justru ngecup kening gue.

gue natap teh lisa heran. seorang lalisa menangis?

"gue nggak nyangka lo udah segede ini sampe bisa ngasih keponakan." ujar teh lisa.

"teteh masih anggep kamu anak kecil ya. kamu masih adek teteh." ujar teh lisa ngotot.

satu ruangan itu ketawa. gue ketawa juga, tapi gue nangis. "teteh udah ah. sana pulang." usir gue.

"yeuu, lisa pulang ya, bun, yah, ma, pa." ujar lisa.

"mark jagain adek gue. masih kecil dia." ujar teh lisa yang diacungi jempol oleh mark.

nggak lama teh lisa pulang. ayah bunda juga memilih pulang. mama papa nya mark juga sama.

jadi cuma kita bertiga doang disini.

"keluarga cemara ya kita." ujar mark yang lagi ngusap-usap tangan gue.

"makasih udah hadir di dunia ini, maeva lee." ujar gue tersenyum tipis.

mark dan maeva adalah kebahagiaan gue.


kak doyoung, makasih untuk semuanya.







kak doyoung, makasih untuk semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a/n:

ini ga lebih dr 1000 kataaaa. baru engeh. nanti aku up lg soree ya.

janjii,

soalnya besok udh part terakhir ehehhhh😁😻

boyfriend | kim doyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang