xxxviii: in he's room

239 16 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





gue udah pergi pagi-pagi banget waktu bunda lagi masak. gue nggak sempet sarapan dirumah.

gue bener-bener nggak tidur semalaman. "bunda, anya pergi ke lembang ya." ujar gue.

biarin, gue mau bohong. gue nggak munafik untuk nggak mau bohong. gue mau bohong sama kayak mereka bohong ke gue.

"assalamualaikum." ujar gue.

gue mengambil kunci mobil. yang harusnya jadi milik gue sih. gue bakal bikin sim kayaknya.

lumayan juga kemampuan gue buat naik mobil. ahahahah.

"ADEK KOK BAWA MOBIL?" teriak bunda. gue denger, tapi seperti saat teh lisa waktu itu manggil gue.

gue nggak ngegubris ucapan bunda. memilih melajukan mobil menuju rumah sakit tempat kak doyoung kemarin dirawat.

dosa banget pasti nih gue pagi ini.

handphone gue bunyi. telfon dari haechan. gue mengabaikan itu.

"gue berasa bego deh." ujar gue kepada diri gue sendiri.

"kayaknya yang ditanya kak jhonny di rumah sakit itu beneran. dan, jangan bilang. luke sama haechan tahu masalah ini?" tanya gue kepada diri gue sendiri untuk kesekian kalinya.

gue menggeleng, tak habis fikir. kenapa mereka semua jadi jahat gini sama gue?

kenapa mereka semua jadi bohongin gue? itu yang gue fikirin.

gue memarkirkan mobil. lalu berlari menuju receptionist.

"sust, pasien mark lee ada diruang mana ya?" tanya gue.

"sebentar ya, saya cek dulu." ujar suster yang berjaga dipagi itu. gue mengangguk.

"pasien yang baru dipindahkan satu satu minggu yang lalu atas nama mark lee." ujar suster itu terjeda.

"sekarang sedang diruang operasi." ujar suster.

gue mengernyitkan alis. "operasi? operasi apa, sust?" tanya gue bingung.

"transplantasi hati. pasien baru saja mendapat donor hati." ujar suster.

gue mengangguk. "makasih, sust." ujar gue meninggalkan suster itu dengan senyum tipis.

"siapa yang ngasih hatinya ke mark? semoga dia bahagia. manusia yang baik." ujar gue.

gue berlari menuju ruang operasi. nemenin kak doyoung dirumah sakit ini bikin gue tahu denah rumah sakit ini.

gue ngeliat mama mark dan papanya. "pa, kalau marki nggak bangun gimana?" tanya mama mark dengan raut panik.

papa mark memeluknya. "hey, tenang. dia anak kuat. pasti dia akan kembali. dia pernah mengatakannya bukan?" tanya papa mark.

boyfriend | kim doyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang