gue berlari dikooridor rumah sakit. dengan perasaan yang sama saat kak doyoung pergi.
"mark baik-baik aja kan, teh?" tanya gue saat melihat teh lisa panik.
teh lisa menggeleng. "teteh nggak tau berdoa yang terbaik untuk mark ya." ujar teh lisa.
gue memeluk teh lisa. mama mark duduk disamping papa mark yang sekarang berjalan kearah gue.
tiba-tiba papa mark meluk gue. "revanya, menikah sama mark ya. mark sayang kamu." ujar papa mark.
gue diem, nggak tau harus bales apa. karena ini pernyataan yang tiba-tiba banget.
"pa? mark pasti butuh perempuan lain." ujar gue melepaskan pelukan papa mark lalu menundukkan kepala dalam-dalam.
"apa yang nggak kamu percaya tentang mark, revanya?" tanya papa mark.
gue menggeleng. "aku percaya semua tentang mark, pa. tapi, aku nggak bisa." ujar gue menggelengkan kepala.
aku nggak bisa, pa. aku nggak bisa dengan senang hati nerima mark setelah apa yang dia lakukan untuk aku.
setelahnya yang gue dengar hanya helaan nafas dari papa. selang beberapa menit, dokter dari ruangan itu keluar.
"keluarga pasien?" pertanyaan itu yang keluar dari mulut dokter.
"saya papanya. bagaimana kondisi putra saya?" tanya papa mark cemas.
"kondisinya memburuk. doakan saja yang terbaik. dan semoga Allah memberikan keajaiban." ujar dokter itu.
"kalau begitu, saya pamit." ujar dokter itu melangkah pergi.
"aku masuk boleh?" tanya gue yang diangguki mereka semua yang ada disana.
gue masuk kedalam ruangan mark. "mark lee." panggil gue.
gue menangis. seperti saat itu, memeluk mark. "mark, gue kangen. bangun ya? gue nggak suka liat lo gini." ujar gue.
"tadi papa minta lo dan gue nikah. gue nolak. bukan karena nggak suka sama lo. tapi, gue cukup sadar diri untuk nggak nerima itu mark." ujar gue.
gue hanya menghabiskan waktu gue disini untuk menangis. tapi, nggak ada ucapan penenang dari mark kayak biasanya.
"ayo bangun. kita minum latte lagi." ujar gue menangis.
gue menenggelamkan wajah gue didalam tubuhnya. berusaha menemukan tempat ternyaman dalam hidup gue lagi.
pelukan ayah dan mark.
"serem banget." ujar gue.
gue menghapus air mata gue. tadi, ada tangan yang mengelus kepala gue.
"sumpah, kak doyoung. kalau sayang aku, jangan gini ya. ink aku takut. mark gue kedepan deh. nggak beres lo milih ruangan. nggak jadi gue sedih." ujar gue berjalan keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
boyfriend | kim doyoung
Teen Fictionkak doyoung udah galak, nyebelin. untung gue sayang. ©️zlunvrse start: 12/11/20 finish: 13/11/21