xxiii : pagi, sayang

444 31 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






gue udah rapih. udah mandi, hari ini ada kuliah pagi.

jadi, mengharuskan gue untuk tetap terjaga sehabis sholat shubuh tadi.

beneran males sih. tapi, kalau nggak dilakuin. nanti malah kebablas dan gue ga kuliah. dan mendapat cacian dari teh lisa.

gue turun ke meja makan. udah ada ayah, bunda, sama a' taeyong.

teh lisa sih kayaknya kuliah siang. jadi dia tidur lagi mungkin.

"mau dibawa bekel?" tanya bunda.

gue mengangguk. "dua sama punya mark ya, bund." ujar gue. bunda mengangguk.

"itu nggak perlu disuruh kayaknya. nanti mama nya si bule marah kalau anaknya ditelantarkan." ujar bunda terkekeh.

gue mau ngomongin hal yang mark baru kasih tau ke gue semalem. tapi, kayaknya nanti aja. biar mark sendiri yang bilang.

"assalamualaikum, permisi." panggilan salam itu membuat gue terpaksa bangun dari duduk.

karena nggak mungkin bunda atau ayah. dan, nggak mungkin gue nyuruh a' taeyong.

gue membukakan kunci pintu. gue udah beranggapan itu mark. karena emang biasanya mark.

"lo sepagi ini mau ketemu gue, mark?" tanya gue sebelum pintu itu benar-benar terbuka lebar.

gue membeku ditempat saat pintunya terbuka lebar.

"tumben, kak." ujar gue canggung.

jujur, setelah nggak ada sapa-sapa, gue jadi canggung banget. kayak, gue bukan pacar dia.

apa lagi kemarin dia ngajak berantem sih.

kesel aja gitu.

"kenapa?" tanya kak doyoung dengan muka galaknya.

"nggak boleh gue kerumah pacar gue?" tanya kak doyoung lagi.

gue menggaruk tengku yang tak gatal. "boleh sih." jawab gue kikuk.

gue mempersilahkan dia masuk. males memperpanjang kecanggungan ini.

kak doyoung menyalami tangan ayah, bunda dan sempet tos gitu sama a' taeyong.

"makan dulu, doy. ini bunda bikin nasi goreng. kamu mau bekelnya? bunda baru bikin buat anya sama mark." ujar bunda menjelaskan panjang lebar tentang bekal.

nggak lama, suara teriakan mark muncul. dia sempet diem waktu ngeliat kak doyoung.

"pagi, bundanya mark." ujar mark memeluk bunda.

gue memukul tangannya mark. "bunda gue." ujar gue memeluk bunda.

ayah hanya menggeleng melihat tingkah keduanya. mark duduk di kursi yang berhadapan langsung sama ayah. kalau kak doyoung disamping gue.

boyfriend | kim doyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang