Sinar mentari membuat Baekhyun mau tak mau membuka matanya, meskipun tubuhnya lemas sekali. Sepertinya Baekhyun lupa menutup gorden kamarnya, Baekhyun duduk untuk mengumpulkan tenaganya. Tangannya gemetar, melihat mentari yang sudah di atas sepertinya itu karena dia telat sarapan.
"Itulah mengapa aku malas bepergian," gumamnya.
Baekhyun mencuci mukanya, menggosok giginya, menatap wajahnya melalui cermin. Dia sudah tua, sudah berumur, tapi wajahnya mengapa masih terlihat muda. Dia terlihat tidak jauh berbeda dengan Seungwan. Seungwan?
Mata Baekhyun turun ke bawah, menatap bibirnya yang kering, bibir yang kemarin di cium oleh menantunya. Tidak, itu di kecup. Tangan Baekhyun tanpa di perintah menyentuh bibirnya, bayangan itu kembali di benaknya.
"Tidak, itu pasti mimpi iya kan?" Baekhyun membuang bayangan itu, yakin itu hanya mimpi. Tidak mungkin Chanyeol melakukan itu, meski hanya kecupan. Tidak mungkin.
Menghela napas, sepertinya ini efek karena dia terlalu lama sendiri. Baekhyun menggeleng, terkekeh kecil, menertawakan kerandom-annya.
Hari ini dia tidak akan masuk kantor, itu sebabnya dia melewatkan mandi dan memilih untuk sarapan terlebih dahulu. Rumah terasa sepi, sepertinya pasangan muda itu belum bangun. Baekhyun terkekeh kecil saat melihat jam di dinding, ternyata baru pukul tujuh.
"Masih pagi, tapi matahari sangat terik hari ini," gumamnya.
Baekhyun memasak nasi goreng, dan beberapa makanan lainnya. Tangannya dengan lincah bergerak kesana kemari, terlalu fokus pada pekerjaannya dia tidak menyadari jika Chanyeol sudah menatap punggunya sedari tadi.
"Masak apa, Pa?"
"ASTAGA!" teriak ayah satu anak itu.
Sungguh dia terkejut saat ada suara dari belakang punggungnya yang datang secara tiba-tiba.
Chanyeol hanya mengenakan handuk membuat tubuh bagian atasnya terlihat oleh mata telanjang Baekhyun. Ternyata lelaki ini sudah bangun dan memilih untuk berenang di kolam renang belakang rumah.
Baekhyun menelan ludahnya gugup, matanya mengikuti aliran air yang turun dari rambut lelaki itu turun ke dadanya, turun ke perut kotaknya, Baekhyun terdiam menatap perut itu menghitung ternyata ada 8 kotak. Lelaki itu menghela napas pelan, menelan ludah lagi, air itu mengalir mengenai handuk yang Chanyeol pakai, sontak matanya berlama-lama disana.
"Ekhmm"
Baekhyun tersentak, menatap mata Chanyeol yang menatapnya dengan seringai di bibirnya. Baekhyun terdiam, berusaha menampilkan wajah sangarnya.
"Apa?" tanyanya dengan ketus.
"Menikmati?" tanya Chanyeol balik, tidak lupa dengan seringainya.
Wajah Baekhyun memerah, tapi kepalanya dengan patah-patah menggeleng pelan. Pegangannya pada Spatula mengerat. Tanpa sadar matanya kembali mengarah pada handuk yang Chanyeol kenakan, Baekhyun bisa melihat ada gundukan disana dan itu bergerak.
"Besar," gumamnya pelan.
"Dia berkedut malu, karena ditatap oleh mertuanya," bisik Chanyeol serak.
Baekhyun tersadar, melotot pada lelaki itu. Wajahnya semakin merah saja, apalagi detakan jantungnya yang sudah tidak terkontrol.
"Berpakaianlah Chanyeol." katanya dengan ketus. Chanyeol tersenyum kecil, mengusap perutnya masih berusaha menggoda Baekhyun.
"Omong-omong, aku tidak menyesal untuk yang kemarin," ujarnya dengan santai. Baekhyun mengerutkan keningnya, pertanda bingung. Dan Chanyeol tertawa, mengira Baekhyun pura-pura lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Mertua | CHANBAEK ✔️
Фанфик[CHANBAEK][BxB] Park Chanyeol lelaki miskin yang kebetulan tampan, dan diincar oleh kaum hawa yang cantik tiada tara. Ya, setidaknya itulah yang orang pikirkan. Nyatanya Chanyeol hanya lelaki biasa yang mendamba akan cinta, dia menikahi putri dari...