PART : XXXIII

1.1K 106 6
                                    

"Kau ingat?" Baekhyun menatap Chanyeol dalam saat lelaki itu bertanya padanya.

Baekhyun menggeleng, karena dia memang tidak ingat.

...

Mereka kembali melanjutkan perjalanan, kali ini ke tempat makan yang menurut Chanyeol mereka pernah menghabiskan waktu disana.

"Nah, ini makanan yang biasa kau pesan dulu." Chanyeol banyak menjelaskan banyak hal, hal apa saja yang sering mereka lakukan.

Benar, makanan itu memang makanan yang dia suka, tapi sungguh tak ada sedikitpun dalam memorinya, akan keberadaan Chanyeol disana.

"Chanyeol, apa kau pikir aku amnesia?" tanyanya, setelah dia merasa kenyang, Chanyeol juga sudah sedari tadi berhenti makan.

"Ya, kupikir begitu."

"Jika boleh, aku ingin kau menceritakan segala hal tentang aku, yang kau ketahui saja," pintanya. Sungguh Baekhyun penasaran.

"Kau pengusaha yang sudah pernah menikah dengan seorang perempuan, dan punya anak Seungwan, tapi perempuan itu meninggalkanmu karena kau belum bisa lepas dari masalalumu, terlebih kalian menikah karena perjodohan," Chanyeol menatap Baekhyun yang terlihat mengangkat sebelah aslisnya, seakan tak percaya pada apa yang dia katakan.

"Itu yang Seungwan katakan padaku," lanjutnya.

Baekhyun hanya diam, masih menerka, benarkah, momen sepenting itu dia lupakan. Dia hanya ingat bahwa dia pernah mencoba menjalin hubungan dengan Sehun, lalu putus karena hal yang tidak Baekhyun ketahui.

Memorinya berhenti sampai disana, sampai di hari terakhir dia bertemu dengan Sehun di taman tempat biasa mereka berkencan.

"Chanyeol," panggil Baekhyun dengan ragu, agak malu juga untuk mengatakan hal ini, tapi dia harus. "Aku gay, sejak dulu, aku tak mungkin menikah, apalagi punya anak, itu tak mungkin." Baekhyun berkali-kali menggeleng. Matanya dengan yakin menatap Chanyeol, seakan-akan tatapan itu bisa membuat Chanyeol menarik kata-katanya.

"Itulah kenyataannya." Chanyeol mengangkat bahunya acuh, saat melihat Baekhyun masih meragukan ucapannya.

"Masih ada tempat yang ingin aku tunjukkan padamu," ajak Chanyeol pada Baekhyun yang masib terbengong.

...

"Taman bermain?" gumam Baekhyun tidak percaya. Umur mereka sudah tidak muda lagi untuk masuk kesana, setidaknya seharusnya mereka membawa anak mereka bukan hanya mereka berdua, itu terlihat seperti kencan.

"Iya." Chanyeol maju ke beberapa jajanan.

"Kita pernah kesini sebelumnya?" tanya Baekhyun penasaran.

"Tentu, aku kau dan Wan-ah," katanya.

"Wan-ah?" seakan mempertanyakan, manusia mana lagi yang Chanyeol maksud.

"Itu panggilan kesayanganmu, untuk Seungwan."  Baekhyun mengangguk dan tak mau ambil pusing.

"Kita menaiki hampir semua wahana, ah, ayo coba main itu." Chanyeol menunjuk pada permainan menembak, banyak orang yang mengerumuninya.

Dulu Chanyeol akan kalah, sekarang, Chanyeol tidak yakin dia akan kalah lagi.

"Bhahaha, kau itu bodoh sekali, masa main begitu saja tidak dapat apa-apa, lihat aku dapat kelinci besar." Baekhyun yang terus berceloteh membuat hati Chanyeol menghangat, itu artinya Baekhyun mulai mempercayainya.

Papa Mertua | CHANBAEK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang