Special Chapter 2

1.6K 128 7
                                    

Chanyeol tersenyum menatap Baekhyun dengan mata sayunya. Tangan mungil papa mertuanya itu sedang naik turun di atas penisnya yang berurat. Chanyeol mengelus kepala Baekhyun dengan sayang, di sisi lain sebagai pertanda bahwa dia tidak sabar untuk merasakan lidah Baekhyun di kepala penisnya.

"Baekhh...," panggilnya dengan suara serak.

Chanyeol tersentak saat merasakan Baekhyun menjilat kepala penisnya dengan jilatan kucing, jangan lupakan senyum malu-malu di wajah kesayangannya itu.

"Akh!" senyum Baekhyun mengembang begitu mendengar desahan Chanyeol. Itu artinya dia berhasil, membuat Chanyeol takluk.

Tanpa aba-aba Baekhyun memasukan penis itu ke dalam mulut hangatnya, tak lupa tangannya mengocok bola yang menggantung di bawah penis Chanyeol. Membuat lelaki yang lebih muda kelimpungan.

"Ahh sial!"

Semakin cepat kepala Baekhyun bergerak, semakin Chanyeol kehilangan akalnya. Dia tanpa sadar menggerakkan pinggulnya berlawanan arah dengan Baekhyun. Membuat yang lebih tua tersedak beberapa kali, tapi tetap tak menghentikan kegiatan keduanya.

"Mmh..." Baekhyun memberi isyarat pada Chanyeol karena lelaki itu mulai berlebihan, mulut Baekhyun terasa sakit omong-omong apalagi penis Chanyeol tidak bisa di bilang kecil.

"Maaf hah... hah," kata Chanyeol dengan rasa bersalah. Masih dengan berusaha mengumpulkan nafasnya yang masih tersenggal, Chanyeol menatap Baekhyun. Bibirnya masih terbuka, air liur bercampur dengan precum bercampur di mulutnya.

Tanpa malu-malu, justru bahkan dengan tatapan menggoda Baekhyun menelan semuanya. Membuat Chanyeol keras dari detik ke detik, membuat Chanyeol ingin memakannya hingga habis. Chanyeol tidak tahu, lelaki yang ketus seperti Baekhyun bisa melakukan hal yang menggoda seperti itu.

Jika ini keadaan normal, tidak dalam nafsunya, mungkin dia akan tertawa.

"Giliranmu," bisik Chanyeol dengan sensual.

Chanyeol mengecup bibir Baekhyun, menjilatnya berbagi lidah hingga erangan datang dari Baekhyun. Membuat lidah Chanyeol berjalan menjamah kulit lainnya, menjilat leher ke telinga berlama-lama disana. Kembali menjilat leher jenjang itu, dan memberikan beberapa kissmark disana.

"Manis," bisik Chanyeol lagi.

Jilatan Chanyeol turun, tangan Chanyeol juga bermain dengan puting merah muda cantik yang menggoda.

"Sensitif huh?" katanya begitu erangan Baekhyun terdengar lebih keras saat Chanyeol menjilatnya seperti lolipop.

"Chanyeol," panggilnya lirih. Tangan Bakehyun meremas rambut Chanyeol, begitu merasakan gairahnya semakin kuat.

Chanyeol mengerti, tak ingin terlalu lama bermain. Dia segera mengurut penisnya, dan memposisikan tubuhnya diatas Baekhyun. Mereka berbagi napas hangat bersama, membagi tatapan hangat. Sehangat lubang Baekhyun yang mulai membungkus penisnya.

Satu dorongan tajam dan langsung mengenai prostat Baekhyun. Membuat yang lebih tua mengerang pertanda nikmat, Chanyeol menarik penisnya hingga hanya ujungnya uang tersisa, lalu kembali melesakkan penisnya ke dalam lubang itu dengan sekali hentak. Mereka berdua mengerang dengan senang, terkadang Chanyeol tertawa kecil, melihat Baekhyun yang kewalahan memegangi perutnya karena Chanyeol mendorong terlalu keras.

"Akh," erang Chanyeol begitu penisnya terasa diperas dengan nikmat, Chanyeol menatap Baekhyun, ternyata lelaki itu sedang tersenyum menggoda, sengaja ternyata.

Maka Chanyeol menanggapinya dengan senang, mendorong penisnya semakin dalam, sementara dia bersandar di perpotongan leher Baekhyun. Mengucapkan banyak kata cinta, membuat Baekhyun melayang karena senang. Tangannya meremas bahu Chanyeol, sebelahnya lagi meremas rambut Chanyeol dengan keras. Erangannya pun semakin keras, sekeras dorongan Chanyeol.

"Ch-chanyeol-ah ah!" suaranya melengking begitu kuat begitu klimaks datang menghampirinya. Sementara Chanyeol masih mengejar kenikmatannya sendiri.

"Baekh... Baekhyun ahh," hentakan Chanyeol mulai tak teratur, pertanda dia akan datang. Chanyeol segera memeluk Baekhyun, menenggalamkan kepalanya semakin dalam, menghirup aroma manis yang sering membuatnya melayang.

"A-aku mencintaimu," katanya di setiap hentakan yang semakin dalam, Chanyeol melesakkan penisnya begitu air maninya tumpah banyak di dalam tubuh Baekhyun, dia mendiamkannya di dalam dengan dorongan yang kuat membuat Baekhyun yang masih sensitif kembali orgasme karena dorongan pada prostatnya.

"Arghh!"

Tidak langsung tertidur, mereka berdua berpelukan dengan nyaman. Chanyeol tersenyum begitu kepala Baekhyun berbaring di atas dadanya yang bidang.

"Kita juga akan punya anak nanti," kata Baekhyun tiba-tiba, sementara Chanyeol asyik mengusap kepalanya. Chanyeol membayangkan rumah mereka yang berantakan karena anak mereka yang tak bisa diam, sementara Chanyeol sibuk dengan pekerjaannya dan Baekhyun yang mengomel dengan manis padanya.

"Tentu sayang, kita akan mengadopsinya nanti," kata Chanyeol dengan senyum yang tak meninggalkan wajahnya. "Dua anak kembar, pasti lucu," lanjut Chanyeol menepuk kepala Baekhyun, dan semakin erat memeluk Baekhyun. Baekhyun tak terlalu menanggapi ucapan Chanyeol, karena kantuk mulai menyerangnya. Lagipula dia juga kelelahan, jadi dia tertidur begitu saja sementara Chanyeol masih mengoceh tentang masa depan mereka.

"Yah, tertidur?" kata Chanyeol dengan kecewa. Padahal dia sedang semangat-semangatnya. Semangat untuk lanjut ke ronde berikutnya maksudnya.

...

"Chanyeol," panggil Baekhyun dengan wajah tertunduk. Tangannya bersembunyi di belakang tubuhnya, sementara Chanyeol duduk dengan secangkir kopi dan koran di tangannya.

Begitu saja kopi menyebur keluar dari mulutnya, bukan karena panas atau rasanya yang tidak enak. Tapi, perkataan Baekhyun yang membuat jantungnya meledak dengan jutaan kembang api seketika.

Tangan lentik itu memberikan benda persegi yang sudah Chanyeol hafal, Chanyeol menerimanya dengan tangan gemetar penuh euforia. Sial, dia bahkan menangis.

"Aku hamil."

Tamat

Once again, thank you udah mau baca cerita ini. Baca cerita aku yang lain ya, btw tetap vote dan komen ya walau cerita ini udah ending :)

Papa Mertua | CHANBAEK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang