PART : XVI

1.7K 149 17
                                    

Baekhyun tertidur nyenyak, membuat Chanyeol tak tega membangunkan lelaki itu. Apalagi dia tidur dengan wajah lucunya, bibirnya sedikit mengerucut membuat Chanyeol tak tahan untuk tidak mencium bibir mungilnya.

Seungwan tadi ketiduran di sofa karena terlalu lama menunggu Papanya, dia terbangun karena mendengar suara mobil Papa, dia sudah hafal. Tapi, anehnya sudah lebih dari lima menit Papa belum juga masuk ke rumah. Itu membuat Seungwan penasaran, dan juga berpikiran yang tidak-tidak, Papa kan bersama Chanyeol! Seungwan mendekati jendela, tapi tidak ada mobil di halaman rumah, sepertinya mereka di garasi. Kapasitas pemikiran buruk Seungwan semakin menumpuk, dan dia dengan tidak sabar berniat mendatangi mereka.

Tubuhnya terasa panas, itu bukan karena cuaca tapi karena emosi yang menguasainya. Inginnya dia membanting pintu mobil, untuk menyadarkan dua manusia yang ada di dalamnya. Tapi, tidak jadi. Seungwan memilih untuk berjalan pelan dan masuk ke mobil dengan perlahan tanpa suara yang berarti. Betapa terkejutnya dia melihat dua posisi lelaki itu.

Chanyeol sedari tadi fokus menatap wajah mungil orang yang dikasihnya, sangat manis. Hidung Baekhyun mengedit kecil saat Chanyeol terus menyentuhnya, Chanyeol sampai terkekeh kecil melihatnya. Chanyeol terus menatap Baekhyun dengan cinta, matanya tanpa sengaja melihat bibir lelaki mungil itu memgecap, membuat bibir merah jambu itu basah, Chanyeol terpana. Tergoda, untuk membuat basah yang sama disana. Kepalanya tanpa sadar mendekat, dia tersenyum merasakan napas panas Baekhyun, matanya menutup dan...

Arghhh!

Sial!

Kepala Chanyeol ditarik, kepalanya dibenturkan ke kaca mobi dibelakangnya, dengan sangat paksa dijauhkan dari Baekhyun-nya. Kaget? Tentu. Chanyeol mengusap kepalanya dengan pelan, wajahnya tampak kesal, tapi berangsur tenang dengan sendirinya saat melihat siapa pelaku yang dengan kasar dan tanpa perasaan menyakitinya.

Seungwan.

Perempuan itu menatap Chanyeol dengan tajam, tangannya masih ada dirambut Chanyeol. Cengkramannya semakin kuat, dan matanya bahkan memerah.

"Ada apa ini?" tanya Baekhyun penasaran. Baekhyun bisa merasakan atmosfer panas yang dipamcarkan oleh kedua orang ini.

"Dia mau mencium Papa!" jelas Seungwan dengan marah. Baekhyun menatap ke arah Chanyeol yang menatapnya dengan memelas, dan meminta maaf. Baekhyun tersipu, benarkah? Chanyeol akan menciumnya?

"Kau seharusnya tidak sekasar itu sayang," bujuk Baekhyun agar Seungwan melepaskan cengkramannya. Dan, Ya itu berhasil. Seungwan memang melepaskan tangannya, tapi tetap menatap Chanyeol dengan tajam. Dan itu tak pernah lepas sedikitpun, Baekhyun menghela napas melihat itu.

"Maaf," gumam Chanyeol pelan.

Baekhyun tidak menjawab, hanya berlalu keluar mobil tak lupa dengan makanan yang mereka beli, meninggalkan Chanyeol dan Seungwan.

"Kau tak boleh menyentuh Papa!"

"Aku akan membuatmu menderita jika kau melakukannya lagi, camkan itu!" katanya sebelum pergi dari mobil, meninggalkan Chanyeol sendirian. Chanyeol termenung menatap punggung sempit itu, mereka menghilang setelah terhalang dinding.

"Dia itu hantu atau apa, tiba-tiba saja ada di belakang sana," gumam Chanyeol kesal dan penasaran. Sejak kapan perempuan itu masuk ke mobil, bahkan Chanyeol tak. mendengarnya. Biasanya kan telinga Chanyeol sangat sensitif, suara sekecil apapun Chanyeol akan dengar tapi kali iki dia tidak mendengar.

Sejujurnya, Chanyeol tak mendengar bukan karena dia tuli tapi karena saat dengan Baekhyun. Hanya Baekhyun yang menjadi pusat penglihatannya, fokusnya, saat itu rasanya Baekhyun adalah dunianya.

Chanyeol mengusap kepalanya sekali lagi, merasakan denyutan menyakitkan dan perih sekali. Tidak main-main, perempuan itu membenturkan kepalanya dengan kekuatan penuh.

"Dasar iblis," bisik Chanyeol kesal.

...

Chanyeol menatap Seungwan yang sedang bermanja pada Papanya, seperti biasa duduk di pangkuannya. Chanyeol tidak risih, karena itu sudah biasa tapi perlakuan seperti itu tidak di bisa di benarkan.

Hal seperti itu tentu salah, apalagi Seungwan sudah dewasa, sudah tidak sepantasnya bermanja pada orang tua. Apapun alasannya, selalu ada jarak antara anak dan orang tua tapi ini tidak.

Itu yang Chanyeol bingungkan.

Tatapan itu, itu bukan jenis tatapan biasa. Ada yang tidak biasa saat melihat tatpannya, tapi Chanyeol tak bisa menerka. Tatapan Baekhyun juga, bukan tatapan keberatan dia terlihat biasa aja dan menerima semua.

Untuk beberapa saat Chanyeol marah, marah dengan keadaan ini. Setelah Chanyeol menerka-nerka, menganalisis perilaku mereka yang tidak biasa. Chanyeol menyimpulkan, Seungwan gila, Baekhyun juga gila karena meladeni anaknya yang gila itu dan Chanyeol lebih gila lagi  karena dia tidak mau meninggalkan Baekhyun yang Chanyeol pikir gila.

Dia merasa tak apa menjadi gila, asal mereka tetap bersama. Ya, katakan Chanyeol bodoh dan gila. Memang seperti itu keadaannya.

...

Dalam gelapnya kamar mereka, Chanyeol merasakan kehangatan mengelilinginya, itu Baekhyun. Chanyeol tersenyum melihat Baekhyun yang tidur memeluknya, sepertinya lelaki mungil itu tak sadar. Jika sadar, belum tentu dia akan mau memeluk Chanyeol seerat ini. Tangan Chanyeol mengelus punggung mungil itu, agar tidur dengan tenang dan agar suhu tubuh mereka menghangat.

Malam itu mereka tidur nyenyak, yang tidak Chanyeol sadari adalah tatapan Seungwan yang menusuknya karena Baekhyun tidak tidur menghadapnya melainkan tidur menghadap Chanyeol.

Seungwan terbangun dari tidurnya karena merasa tidak dapat menyentuh Baekhyun, ternyata Papa tidur berpelukan dengan Chanyeol. Tidak menghadapnya. Mata Seungwan menatap punggung ayahnya, juga pada tangan yang melingkupi punggung mungil itu dengan erat. Entah berapa lama dia menatapnya, jika saja matanya bisa mengeluarkan api mungkin saja punggung Baekhyun dan tangan Chanyeol sudah hangus habis dibakarnya.

Seungwan berbalik, dia tertidur memunggungi ayahnya. Menghadap tembok dingin di depannya, tersenyum kecil dengan napas teraturnya. Semua sudah jelas, pikir Seungwan. Dibalik gelapnya kamar dia menyembunyikan seringainya yang kejam.

To Be Continue

Holla, makasih untuk vote nya. 🙈

Ayo, 17 vote lagi untuk chapter selanjutnya wkwk. Jangan lupa buat follow dan komen juga ya😚

Papa Mertua | CHANBAEK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang