Dan Chanyeol memilih jalannya sendiri, meninggalkan rumah besar itu. Meninggalkan Baekhyun, Seungwan, dan kenangan buruk yang ada di rumah itu.
Ya, setidaknya itulah yang Baekhyun pikirkan.
...
Chanyeol sebenarnya tak pernah benar-benar ingin meninggalkan Baekhyun. Dia hanya ingin menenangkan diri, harinya yang panas tak bisa di biarkan terus menerus terbakar. Untuk itu dia butuh hiburan, hiburan yang bisa membuat saraf-saraf di tubuhnya menjadi sedikit rileks.
Chanyeol memilih untuk menghabiskan uangnya dengan membeli banyak minuman, dan menyewa sebuah kontrakan yang sesuai dengan uangnya. Itu kontrakan kumuh, saat Chanyeol mabuk dan banyak mengeluh pemilik kontrakan akan mendatanginya, memarahinya.
"Baekhyunee, kenapa kau menyakitiku! Hah! Kenapa!" teriaknya kesal. Kembali dia meminum soju yang telah di belinya, entah itu botol ke berapa.
"Ya, Seungwan-ah, kau pikir aku menyukaimu! Tidak! Dasar jelek! Yang cantik itu ayahhmu! Sial, kau seperti lesbi!" Chanyeol tertawa setelah berceloteh itu.
Dalam bayangannya dia mengatakan itu di depan wajah menyebalkan Seungwan, dan anak itu akan menangis di pelukan Baekhyun. Tapi Baekhyun menolaknya, jelas karena Baekhyun akan memilih Chanyeol.
"Lihat, aku yang dia pilih bukan dirimu!" ejek Chanyeol menjulurkan lidah main-main. Dia tertawa karena Baekhyun memilihnya, dan bertepuk tangan gembira.
Itu sudah tengah malam, dan pemilik kontrakan sepertinya terganggu. Ketukan keras di pintu membuat Chanyeol dengan sempoyongan terbangun dari duduknya, dia membuka pintu dan dengan riang menyapa paruh baya itu.
"Hallo, ibu kontrakan yang baik dan cantik!" sapanya dengan ramah. Sementara si ibu kontrakan tak sedikitpun luluh oleh sapaan itu, malah memukul kepala Chanyeol kencang hingga lelaki itu mengaduh kesakitan.
"Aduh!"
"Ya! Rasakan itu! Anak nakal! Jika kau kesepian jangan berteriak disini, pergi sana ke neraka! Mengganggu saja!" dalam setiap perkatannya perempuan itu tak pernah berhenti memukul kepala Chanyeol, bukan untuk menghina tapi agar lelaki tinggi itu sadar akan kelakuannya.
"Maaf," rengek Chanyeol lelah. Dia pikir perempuan itu ibunya, jadi dia memeluk kaki perempuan itu.
"Ibu, maaf, aku hilang kendali, maaf," rengeknya lagi. Dia terus merengek seperti anak kecil membuat ibu kontrakan jijik, padahal lelaki ini sudah dewasa pikirnya.
"Sudah, lepaskan, dan jangan berisik, kau menganggu," ujarnya kesal. Setelah itu perempuan itu pergi, meninggalkan Chanyeol dengan wajah yang tak bersemangat.
Matanya sembab, dia kelelahan, lalu tertidur di kasurnya. Ya, hanya itu cara agar dirinya tidak berisik. Iya kan. Dia berharap, dia bisa bermimpi dengan Baekhyun.
Sejak hari itu, dia memutuskan untuk menghilangkan stressnya di club malam. Awalnya dia memilih untuk menghabiskan malamnya di Cafe, tapi setelah kekacauan yang dia buat, dia memilih pergi. Ya, tidak seberapa. Dia hanya menonjok pegawai wanita yang mencoba menggodanya, sial. Dan juga, satu pelayan lelaki yang dengan sengaja menumpahkan minuman pada pakaiannya, ya begitulah yang Chanyeol pikirkan.
Beberapa perempuan sedari tadi terus meliriknya dengan lapar, tapi Chanyeol abaikan. Bahkan tadi ada perempuan yang berusaha duduk di pangkuannya, malah dia dorong sekuat tenaga. Perempuan itu pergi dengan dandanan yang rusak dan air mata yang berurai karena merasa terhina di tolak sedemikian rupa.
Semuanya sudah jelas, Chanyeol membenci wanita. Apalagi wanita jadi-jadian macam Seungwan. Maka saat ada wanita yang mendekatinya, rasanya Chanyeol ingin membunuhnya saat itu juga..
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Mertua | CHANBAEK ✔️
Fanfiction[CHANBAEK][BxB] Park Chanyeol lelaki miskin yang kebetulan tampan, dan diincar oleh kaum hawa yang cantik tiada tara. Ya, setidaknya itulah yang orang pikirkan. Nyatanya Chanyeol hanya lelaki biasa yang mendamba akan cinta, dia menikahi putri dari...