PART : XXI

1.3K 129 3
                                    

Komen dan vote ya juceyooo🙈

Awalnya Baekhyun tidak ingin menjemput lelaki itu, tapi seseorang mengirim pesan padanya mengatakan jika Chanyeol kacau dan nomor Baekhyun adalah kontak teratas yang dia hubungi dan yang paling sering dia hubungi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya Baekhyun tidak ingin menjemput lelaki itu, tapi seseorang mengirim pesan padanya mengatakan jika Chanyeol kacau dan nomor Baekhyun adalah kontak teratas yang dia hubungi dan yang paling sering dia hubungi. Maka Baekhyun mengiyakan, karena memang sedari awal Chanyeol sering menghubunginya diam-diam.

Baekhyun bahkan tidak mengatakan pada Seungwan jika dia akan menjemput Chanyeol, Baekhyun merasa iba pada kekacauan yang Chanyeol alami. Dia jelas merasa bersalah, karena dialah yang menyebabkan kekacauan itu.

Tapi, apa yang dilihatnya membuat hatinya menjerit sakit. Baekhyun tidak tahu jika Chanyeol akan tidur dengan orang secara acak saat mabuk, andai Baekhyun tahu dia tidak akan datang dan melihat kehancurannya sendiri.

Baekhyun menyesal datang, seharusnya dia tidak datang dan membiarkan Chanyeol tak peduli bahkan jika lelaki itu harus membujuk di neraka. Sial.

Ini terulang lagi, para lelaki yang menyukainya mengkhianatinya. Baekhyun tidak menyangka di usianya yang sudah memasuki kepala tiga ini dia akan di khianati, dan merasakan patah hati lagi.

Jelas Baekhyun patah hati, rasanya bahkan sama seperti saat Baekhyun kehilangan cinta pertamanya. Ya, cinta pertamanya juga mengkhianatinya dan sekarang saat dia mulai membuka hati lagi, orang yang dia cintai berkhianat lagi.

Sial, bahkan sekarang Baekhyun merasa jijik pada Chanyeol. Baekhyun membayangkan wajah yang bernafsu pada lelaki bermata bulat itu, membuat Baekhyun mual dan membuat lelaki itu semakin kesal dan bersedih.

Hujan bahkan tak dapat menutupi kesedihan Baekhyun, baekhyun benci dia terlihat kacau seperti ini. Baekhyun tidak pergi kemana-mana memilih untuk pulang, dengan ekspresi kacau seperti ini dia takut disangka orang gila. Ya, walaupun terasa tidak mungkin ada orang gila dengan pakaian mewah dan jam tangan rolexnya.

Sesampainya di mansion Baekhyun tidak menyapa, menyatakan dirinya sudah pulang. Dia tak bisa menyembunyikan tangisnya, sungguh dia sedang bersedih parah. Maka saat melihat Seungwan menurun tangga untuk mengisi gelas susunya dia segera memeluk Seungwan, dan meminta maaf sejati-jadinya.

Beruntung saat itu dia memilih Seungwan, andai saat itu dia memilib Chanyeol mungkin dia sudah sakit hati dibuatnya. Chanyeol bukan mencintainya, dia hanya bernafsu pada Baekhyun karena Seungwan tidak melakukan kewajibannya itu yang ada di pikiran Baekhyun.

"Maaf," kata Baekhyun terisak. Mereka berdua terduduk di lantai, karena Baekhyun sudah tak kuat menopang tubuhnya sendiri untuk saat ini dia merasa lemah.

"Untung aku memilihmu, dia lelaki brengsek, sialan!" racaunya secara random.

Seungwan hanya diam, mengusap rambut Baekhyun dengan sayang. Tidak menampilkan raut wajah apapun, karena saat ini dia merasa iba pada kesedihan yang mendera Papanya. Lelaki kesayangannya itu terlihat kacau.

"Sst! Wan-ah tidak akan meninggalkan Papa, Wan-ah akan selalu disini, bersama bayi kita." katanya mengusap rambut Baekhyun dengan sayang. Lelaki itu bersandar di lehernya, terlihat berusaha menenangkan dirinya dengan menghirup aroma stroberi dari tubuh Seungwan.

"Jangan tinggalkan Papa," bisik Baekhyun dengan sayang. Matanya sembab, hidungnya memerah, Seungwan mungkin akan tertawa melihatnya.

"I'll be there," bisik Seungwan dengan sayang. Itu menenangkan Baekhyun, setidaknya sata seluruh dunia memusuhi dan meninggalkan dirinya, dia masih punya Seungwan yang selalu ada di sisinya.

"Upss, We'll be there," kata Seungwan dengan aksen kekanakannya. Dia melupakan anaknya, jadi dia membawa tangan Baekhyun untuk menyentuh perut ratanya. Baekhyun terkekeh melihat ekspresi polos di mata anaknya itu, terlihat lucu. Benarkah, dia akan jadi ibu?

...

Sejak saat itu Chanyeol tak pernah bisa masuk lagi ke kediaman mereka, sekarang ada beberapa penjaga yang berjaga di sekitar rumah. Sengaja Baekhyun sewa, karena Baekhyun sudah yakin lelaki itu akan mengejarnya. Ya, mungkin saja untuk hartanya. Melihat itu sejujurnya dalam hati  Seungwan bersorak, dan dia tersenyum senang, merki terkadang ikut sedih melihat Baekhyun yang terkadang menjadi pemurung. Jika sudah seperti itu, dia akan mengajak Baekhyun untuk berkomunikasi dengan anak mereka. Pada awalnya Baekhyun baik-baik saja, tapi lama-lama dia tak bisa menyembunyikan semua.

Bayi di perut Seungwan tak bisa membuat Baekhyun benar-benar bahagia, Seungwan tahu itu. Mimpi buruk itu datang lagi, menghantui Baekhyun. Mimpi tentang pemerkosaan itu, sakit yang teramat dalam dan sering membuat Baekhyun ketakutan. Dan Seungwan tahu apa artinya itu, itu artinya Baekhyun sedang stress dan dalam kondisi yang tidak baik. Raganya memang sehat, tapi jiwanya, mental Papanya itu di pertanyakan. Papa sering bermimpi buruk seperti itu saat dilanda banyak masalah, dia merasa semua orang akan meninggalkannya karena Baekhyun merasa dirinya kotor dan hina.

"Tolong," suara Baekhyun tercekat. Napasnya beraturan, kepalanya menggeleng ke kanan dan ke kiri. Kakinya tak bisa diam, dia terus bergerak kesana kemari membuat selimut dan guling berjatuhan.

"Jangan lakukan itu." suaranya terdengar sedih.

"T-tidak, jangan, kumohon jangan," mohonnya. Baekhyun bahkan sudah mengeluarkan air mata, rambutnya basah oleh keringat padahal cuaca malam ini begitu dingin.

"C-Chanyeol," suaranya patah. Lalu Baekhyun menangis, meminta maaf pada Chanyeol. Memohon agar Chanyeol tak meninggalkannya, bahkan Baekhyun berteriak.

"T-tolong aku Chanyeol-ah, " isaknya dengan sendu. Dalam mimpinya, Chanyeol hanya menatapnya dengan raut wajah sedih tapi tidak sedikitpun berniat menolongnya.

"T-tidak!"

"Ti-tidak jangan pergi, Chanyeol-ah!"

"Chanyeol!"

Baekhyun membuka matanya, dan begitu terkejut saat melihat bahwa Seungwan ada di sana, di sisi ranjangnya dan menatapnya dalam diam. Baekhyun menatap sekeliling, dan menghembuskan napas dengan lemas, Chanyeol tak ada di sana.

"Maaf," gumamnya dengan lelah.–maaf karena terus mengharapkanmu, Chanyeol-ah.

To Be Continue

Terima kasih untuk antusias kalian buat cerita ini ☺️

Eh, aku bawa cerita baru tuh, Terlalu Kepo. Tentang Baekhyun murid SMA yang terlalu kepo, sampe bisa bikin sahabatnya Park Chanyeol melayang. Baru prolog, tapi aku pastiin itu bakal banyak adegan dewasanya, bijak dalam membaca ya.

Oh, Gradasi juga. Tapi, Gradasi judulnya aku ubah, jadi Charming Student. Ada beberapa adegan yang pingin aku ubah, tapi itu pasti ganggu jalannya cerita, ya jadi aku masih usaha, di cicil. xixi

Papa Mertua | CHANBAEK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang