PART : XXXVI

1.1K 99 12
                                    

"Lu," panggil Baekhyun. Kepalanya terbaring di bantal sofa, mereka memutuskan untuk menonton acara kesukaan mereka.

"Apa?"

"Berapa lama kau mengenalku?" Baekhyun menatap pada Luhan yang sedang fokus menonton acara di layar persegi itu.

Luhan tidak langsung menjawab, melainkan terdiam sejenak. "Sangat lama."

"Kalau begitu, coba ceritakan masalaluku," pintanya.

Luhan mengernyitkan alisnya pertanda bingung. "Kenapa?"

"Hanya ingin tahu kebenarannya." Kini Baekhyun terduduk di kursi, "Karena Sehun terlihat menyembunyikan banyak hal."

Baekhyun bisa melihat keraguan Luhan, dia yakin itu pasti karena Sehun mengancam Luhan. Jadi, baekhyun memeluk Luhan meyakinkan lelaki manis itu, bahwa dia tak akan mengatakan pada Sehun bahwa Luhan yang memberitahunya.

"Baiklah, Baiklah." Luhan mengangkat tangannya pertanda menyerah, Baekhyun segera tersenyum senang dan memeluknya dengan erat

"Ini akan jadi cerita panjang," gumamnya membuat Baekhyun terkekeh.

"Kita itu bersahabat sejak masuk sekolah menengah pertama, kita begitu dekat hingga kau menceritakan segalanya padaku," Luhan memberi jeda, seperti sedang berusaha mengingat. "Janji jangan marah ya?" katanya menatap Baekhyun. Lalu melanjutkan ceritanya saat mendapatkan anggukan dari temannya itu.

"Kau bercerita padaku, bahwa kau berpacaran dengan sepupumu sendiri, bahkan sampai memperkenalkanku dengannya. Yaitu Sehun." Baekhyun bisa melihat, Luhan yang semakin ragu-ragu untuk melanjutkan ceritanya.

"Sejak pertemuan itu, aku dan Sehun semakin dekat, puncaknya saat aku menjadi pacar Sehun, kami menyembunyikannya darimu." Luhan menatap Baekhyun takut-takut, tapi Baekhyun tidak menampilkan ekspresi marah atau apapun.

"Kau melihat kami bersama malam itu, sebelum kami bisa menjelaskan kau sudah berlari, d—dan sialnya—itu malam terburuk untukmu. Kau di perkosa, oleh teman-teman kita yang mabuk di gang gelap."

"Aku mengetahui kau mengalami hal nahas itu karena Sehun menelponku sambil menangis, dia bilang kau di bawa ke rumah sakit." Luhan meremas tangannya, mendadak keringat dingin mengucur dari dahinya. Kejadian itu benar-benar membuat dia merasa bersalah.

"Hei, tenanglah, aku sudah aman sekarang," kata Baekhyun dengan tenang. Beruntung dia tidak ingat masalalunya, tidak terbayang betapa menyesakkannya itu.

"Tubuhmu penuh luka, aku bahkan tidak bisa menjelakasnnya, mereka manusia tidak biadab!" Luhan akhirnya menangis, memeluk Baekhyun berharap kejadian buruk itu tak akan terjadi lagi pada temannya.

"Sekitar dua bulan, sepertinya orang tuamu mengetahui hubunganmu dan Sehun sebelumnya, mereka memindahkanmu ke korea, dan menjodohkanmu dengan anak kolega ayahmu."

"Mungkin ini akan membuatmu terkejut, kau sedang hamil saat itu." Baekhyun sontak melepaskan pelukan Luhan, dan menatapnya dengan nanar. Dia mengusap perutnya, benarkah? Apa itu Seungwan?

"A-aku hamil?" gumamnya begitu lirih.

"Sejak kau pindah ke korea aku tidak tahu kabar apapun tentangmu, begitu juga dengan Sehun, orang tuamu menjauhkan kalian berdua."

"Sampai kau kembali, kami mengakhiri hubungan kami, meski aku tak rela," Luhan terkekeh pelan, mengusap air mata dari sudut matanya. Biar bagaimana pun, hubungan mereka sudah lama sekali, Luhan berharap mereka segera bertemu di altar, bukan bertemu dengan perpisahan.

"Sehun masih terjebak dengan rasa bersalahnya padamu, itu sebabnya aku tak menghalanginya." Luhan menjelaskan karena Baekhyun terlihat akan bertanya.

Baekhyun terdiam, dan merenung setelahnya, itu membuat Luhan agak khawatir. "Kau baik?" tanyanya pada Baekhyun. Baekhyun melirik Luhan dan tersenyum kecil—aku harap.

Papa Mertua | CHANBAEK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang