[ 250! SEHAN ]
Menjadi diri sendiri akan lebih baik, tak perlu dengar apa kata orang.
Begitulah Sehan, berperilaku semaunya tanpa campur nasihat orang, termasuk orang tuanya.
Tabiat Sehan memang sangat gila jika terus di layani. Ketus, dan dendam ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya...
Perihal semalam, Bella memilih pulang ke rumahnya. Ia tidak mau menemani Sehan atau akan mengambil resiko menangis tanpa usai. Bella berdiam diri di depan cermin miliknya, lalu menangkup wajahnya perlahan.
"Kenapa sembabnya belum ilang juga?"
Bella menelak-nelak wajahnya baik-baik sambil menghela kecil. Kemudian bergantian menatap arloji yang melingkar di lengan kirinya. Ternyata sudah pukul 7 kurang 15 menit, Bella hampir terlambat dan Bella akan terlambat jika ia hanya duduk dan tidak bertindak sama sekali.
Di turuninya 25 anak tangga, Bella di sambut kucing mungil yang ia tinggal hampir dua minggu itu. Jingga mengeong kecil mengintari kaki Bella yang sudah terbalut kaos kaki dan sepatu ketsnya. "Jingga..." gumam pelan, kemudian berjongkok untuk mengusap bulu halusnya. "Jangan kemana-mana ya? Di rumah aja, jangan pergi-pergi... nanti kalau main jauh-jauh susah nyarinya. Sehan kan nggak ada di rumah." Pesan Bella, sebelum ia keluar untuk meninggalkan jingga sendirian di dalam rumah.
Saat Bella membuka pintu rumahnya. Mata Bella terbelalak.
"Bella?"
Tatapan Biggo mengundang banyak pertanyaan di kepalanya. "Lho? Kak Bella tinggal di rumah kak Se?" Syerin ikut menyampaikan apa yang sedang berputar di kepala Biggo sekarang.
Azura, Biggo, Kwaki dan Syerin-juga-Bella saling menatap satu sama lain. Sebelum akhirnya Kwaki menggeleng sambil memejamkan mata. "Tunggu, ini maksudnya gimana?" Alis Kwaki saling bertemu, yang pasti mereka semua bingung melihat Bella di ambang pintu itu.
Bella mengunci mulutnya rapat-rapat. Ia tidak tahu harus menjelaskan apa pada keempat sahabatnya ini. Sialnya, Bella juga tidak tahu kapan mereka tiba di sini.
"K-kok kalian ke sini?" Tanya Bella meragu.
"Bella..." Biggo merengek bingung.
"Yang harus kita tanya itu lo, kenapa lo ada di sini?"
Azura menautkan alis, wajahnya juga sama seperti yang lain. Menampakan banyak pertayaan dari tatapannya. Bella menghela kecil menurunkan tatapannya sedikit.
"Kita obrolin di dalam aja ya?" Mungkin ini bukan waktu yang baik, tapi Bella juga tidak bisa terus-terusan membohongi mereka. "Di sini juga bisa, ayolah lo tinggal jelasin sama kami." Sepertinya Biggo sangat penasaran. "Masuk aja dulu." Titah Bella berjalan lebih dulu.
Kini, 4 pasang mata ada di hadapan Bella. Mereka tidak henti-hentinya menatap Bella.
"Kami semua udah di dalam. Lo mau ngomong apa?" Lagi-lagi Biggo yang bertanya. Ia ingin penjelasan sejelas-jelasnya dari Bella, hanya itu.