Jangan lupa tinggalkan jejak
Happy reading❌❌❌
"ahh..."
Helanya, menyandarkan punggungnya di atas kursi santai. Sehan baru saja menyelesaikan tiga putaran berkuda.
Ini sudah memasuki minggu-minggu sibuk, dimana para atlet sudah mulai lebih giat berlatih untuk kejuaraan olimpiade nanti. Tidak hanya itu, Banyak dari sekolah luar yang ikut berlatih di gedung serbaguna Aditama.
Jam belajar pun berkurang. Yang biasanya penuh hingga sore, kini hanya di batasi sampai jam sepuluh pagi dan Khusus untuk para atlet perwakilan saja.
"Ini."
Seseorang menyodorkan sebotol air mineral dengan bulir air yang sudah menetes. Sehan membuka matanya, nafasnya masih sedikit tersengal-sengal. "Aku kangen sama kamu." Celetuk Renata sambil tersenyum di depannya. Mereka memang sudah seminggu lebih jarang bertemu, karena kesibukan masing-masing.
Sehan mengambil sebotol air mineral itu. "Makasih." Tuturnya dan langsung meneguk tanpa sisa. "Sehan..." Panggil Renata. Sehan hanya mengangkat kepalanya menatap.
"Ada yang mau aku omongin sama kamu." Ujarnya. Sehan mengusap peluh di keningnya. "Omongin aja." Datarnya.
Renata berdeham. "Udah hampir enam bulan ini kita pacaran. Ya, aku ngerasa nyaman sama kamu. Aku juga sayang sama kamu..." Renata menjeda kalimatnya. Suasana menjadi sedikit dramatis, Sehan menaikan satu alisnya aneh. "Terus?" Bingung Sehan.
Renata menyelipkan rambutnya ke telinga sedikit menunduk, lalu membuka suara kembali. "Aku mau putus."
Sehan mengerutkan alisnya. Apa yang baru saja di katakan Renata benar-benar mengusik pendengarannya. Sehan anggap, ini sedikit sinting. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran pacarnya itu. Renata baru saja memberinya kata-kata manis, tapi ternyata ujungnya akan pahit seperti ini.
"Maksud lo apaan sih?"
Sehan memberi tatapan tidak mengerti. "Ya, aku mau kita putus." Kedua kalinya berucap. Sehan beranjak dari duduknya. "Ta, kenapa sih harus ngomong tiba-tiba kayak gini?" Ia menatap Renata.
"Aku gak suka kamu ketus." Ucapnya lugas. "Gak masuk akal." Sehan mendesis. "Kenapa gak masuk akal? Aku ngomong sesuai sikap kamu selama ini sama aku." Nada bicara Renata mulai menekan.
"Kalo cuma itu alesannya kenapa harus bertahan dari awal." Sehan meluruskan. "Gue gak bisa terima kalo alesannya cuma itu." Tidak maunya dan hendak pergi. Renata berucap kembali.
"Aku terpaksa selama ini. Kamu tau, semua orang juga bakal jengkel ngadepin sikap ketus dan gak berprikemanusiaan kayak kamu." Topeng sandiwara nya terbuka. Sehan membalikan tubuhnya. "Seharusnya dari awal lo gak perlu terima gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
250! SEHAN
Fiksi Remaja[ 250! SEHAN ] Menjadi diri sendiri akan lebih baik, tak perlu dengar apa kata orang. Begitulah Sehan, berperilaku semaunya tanpa campur nasihat orang, termasuk orang tuanya. Tabiat Sehan memang sangat gila jika terus di layani. Ketus, dan dendam ya...