#0.23[250!SEHAN]

161 33 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yaHappy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Happy reading...

❌❌❌

"Sehan!"

"Sehan!"

"Sehan! Cepet sini deh turun!"

Sejak tadi mulutnya terbuka sumringah. Sehan yang baru saja siap dengan seragamnya buru-buru menghampiri. "Apa sih? Pagi-pagi udah teriak-teriak!" Omel Sehan menuruni anak tangga.

Cepat-cepat Bella mendekat. "Sehan! Liat..." Bella melompat memeluk leher Sehan yang tinggi, membuat cowok ketus itu jadi tebungkuk mensejajarkan tubuhnya. "Akh! Sakit." Pekiknya saat lengan Bella berbenturan cukup keras dengan tekuknya.

Bella melepaskan pelukannya. Tapi, tangan sebelah kirinya masih mengalung di leher Sehan. "Sehan liat ini... Jingga juara satu!" Ia menunjukkan tampilan di layar ponselnya. Potret kucing kesayangannya, Jingga. Di Instagram. Kucing mungil itu memenangi kompetisi hewan khususnya 'kucing' yang Bella daftarkan seminggu yang lalu. Tentu saja sudah dengan persetujuan dari Sehan.

Mata Sehan tak kalah heboh menatap potret jingga di Instagram, apalagi dengan iming-iming hadiah uang tunai sebesar sepuluh juta. "Hah? Ini beneran jingga?" Ia masih tak percaya menatap Bella bergantian. "Iya se! Ini Jingga." Bella juga masih belum biasa.

Sehan menutup mulutnya. Tangannya sepontan memeluk pinggang Bella. "Yeay!" Tubuhnya kembali di tegapkan senang, otomatis tubuh Bella yang mungil jadi ikut terangkat. Mata Bella membulat saat menyadari Sehan memeluknya. Tapi satu detik kemudian Bella sumringah kembali.

Tangannya membalas pelukan Sehan. Sesekali juga mata Bella melirik layar ponselnya. Sehan melepaskan pelukannya, "gak sia-sia gue daftarin jingga lomba." Monolognya masih tak habis pikir.

Bella menarik hidungnya, menunjukkan wajah gemas ke hadapan Sehan. "Liat siapa dulu ibunya. Insting seorang ibu itu kuat." Mata Bella menyipit sombong. Sehan mendesis kecil. "Ibu,ibu. Emang Lo induknya jingga."

Deretan gigi Bella masih mendominasi di wajahnya. "Ya sama aja. Jingga kan selama ini aku yang urus." Masih dengan pendiriannya. Tatapan ragu sambil menggeleng, Sehan mengalah.

"Udah cepet siap-siap. Gue ambil tas dulu ke atas." Titahnya mulai berjalan. "Gak sarapan dulu?" Tanya Bella saat Sehan sudah menaiki anak tangga. "Liat jam. Mau kesiangan?" Balasnya ketus. Lagi-lagi Bella dapat semprotan dari Sehan.

Akhirnya Bella menurut saja. Ia mengikuti apa yang di katakan Sehan. Padahal perutnya terasa keroncongan, Bella menghela lalu kembali pergi ke kamarnya.

Motor gelatik berwarna hitam milik Sehan sudah di panaskan di dalam garasi. Tali yang panjang kini, sudah di ikat simpul oleh Sehan. Ia mulai memakai helmnya. "Bel." Panggil Sehan pelan. Bella belum menyahut.

Bella masih sibuk dengan kucing kesayangannya. "Bel, sini dulu cepet." Pinta Sehan. Bella mulai beranjak, membawa Jingga ke pangkuannya. Setelahnya menghampiri Sehan. "Kenapa se?" Tanya Bella sambil memberikan beberapa butir makanan di tangannya pada Jingga.

250! SEHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang