Part khusus Sehan dan Bella.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya...❌❌❌
Sehan tidak memakan mie instan nya. Ia hanya mengaduk-aduk mie instan itu sambil menopang dagunya dengan tangan kiri. Ucapan Renata masih terngiang-ngiang di kepalanya sejak tadi siang.
Bella yang sedang sibuk berkutat dengan masakannya. Kini, meraih Jingga. Kucing mungilnya yang gemas. "Aduh... Gemes banget deh jingga." Decaknya gemas mengusap wajah kucing itu.
"Bel."
Sehan bersuara memanggil namanya. Bella menoleh."apa?" Sahutnya.
"Emang gue ketus?" Pertanyaan Sehan cukup membuat Bella menaikan alisnya. Bella mendekati Sehan, menarik satu kursi dan duduk di depannya. "Ini gak salah ngomong?" Belum percayanya.
"bisa gak? Gak usah banyak tanya? Gue serius."
Lagi-lagi Sehan berbicara ketus menatap Bella. Bella menggembungkan pipinya, "kenapa tiba-tiba nanya gitu?" Penasaran nya. Sehan membuang nafas sambil menggeleng. Lalu, meletakan kepalanya di atas tumpuan lengannya.
"Kalo mau cerita jangan setengah-setengah dong." Ujar Bella meletakkan Jingga di atas meja makan. "Gue cuma nanya, bukan cerita." Balasnya dingin. "katanya kalo ada masalah terus cerita, di jamin hati kita bisa tenang. Gak mau coba?" Bella semakin memojokkan.
Sehan mengangkat kepalanya sedikit. "Sok tau." Lalu meletakkan kepalanya kembali. "Gak perlu gengsi, aku gak akan kasih tau siapa-siapa." Bella berkata lembut.
Lagi-lagi sehan menghela. "Apa iya? Gue seketus itu?" Gumamnya. "Siapa yang bilang gitu?" Tanya Bella, "Renata." Jujurnya. Bella cukup tersentak Sehan mengatakan nama cewek itu di depannya. Apalagi wajah Sehan terlihat murung seperti sekarang ini.
"Kamu berantem sama Renata?"
"Nggak."
"Terus?"
Sehan mengangkat kepalanya. Lalu menatap Bella. "Harus banget ya, gue cerita?" Sehan malah bertanya. Bella menaikan kedua alisnya. "Harus banget mau cerita nanya dulu?" Baliknya bertanya.
Mata sehan mendelik. "Nih makan mie gue." Tawarnya menggeser mie instan yang sudah sedikit mengembang itu. Bella mengernyit. "Kenapa gak di makan?" Heran Bella. "Nggak nafsu."
Mulai beranjak dari duduknya, mata Bella mengikuti pergerakan Sehan. "Terus ini gak jadi ceritanya?"
"Gak." Dinginnya pergi dari meja makan itu.
Bella hanya melongo, sudah sabar sekali sejak tadi ia menunggu Sehan untuk bercerita. Tapi, ternyata tidak jadi. Rasa penasaran Bella semakin tinggi.
"Astaga... Bikin penasaran aja ya tuh orang." Gumamnya pasrah.
Bella melirik meja makan, matanya hanya menemukan semangkuk mie instan yang Sehan berikan tadi. "Eh, Jingga mana?" monolognya. Matanya mulai mencari-cari sekeliling dapur, Bella menelengkan kepalanya ke bawah meja. Tapi, jingga tidak ada juga disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
250! SEHAN
Teen Fiction[ 250! SEHAN ] Menjadi diri sendiri akan lebih baik, tak perlu dengar apa kata orang. Begitulah Sehan, berperilaku semaunya tanpa campur nasihat orang, termasuk orang tuanya. Tabiat Sehan memang sangat gila jika terus di layani. Ketus, dan dendam ya...