[ 250! SEHAN ]
Menjadi diri sendiri akan lebih baik, tak perlu dengar apa kata orang.
Begitulah Sehan, berperilaku semaunya tanpa campur nasihat orang, termasuk orang tuanya.
Tabiat Sehan memang sangat gila jika terus di layani. Ketus, dan dendam ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa tinggalkan jejak Happy reading
❌❌❌
"aduh! Mampus."
Pecah. tawa mereka di tengah koridor dengan tas yang sudah di gendongㅡ di punggung masing-masing. Syerin memaki spontan saat Bella mengatakan pagi tadi, cewek bermata bulan sabit itu di hukum oleh pak Arta.
Mata Bella mendelik kemudian melongok ke sebelah kiri. "jahat banget Lo sye!" decak Bella. Syerin menutup mulutnya setelahnya cengengesan. "Ehehe... Maaf kak bel. Spontanitas tadi."
"Abisnya sih bel. Lo kalo mau panggil gue liat sikon." Biggo menambahkan, Bella melangkahkan kakinya lebih depan lagi. Kemudian menghadap merekaㅡ menjelaskan. "Gue udah liat sikon go! Tapi, tetep aja ketauan. Padahal kan gue gak nyontek. Niat gue itu cuma mau nanya." Bella melipat kedua tangannya di dada.
"Semua gerak-gerik mencurigakan yang di tangkap sama guru. Beliau bakal menyimpulkan kalau muridnya mulai punya taktik untuk kerjasama, alias nyontek."
Sambung Sehan sambil membenarkan tali tasnya. Bella melengos, "iya sih, tapi, ya udahlah, udah lewat juga." Akhirnya mengalah. Mau di bela hingga tenggorokan kering juga, tetap saja waktu tidak bisa di putar kembali.
"Makanya bel. Belajar!"
Biggo mengacak rambut Bella. Bella menepis tangan Biggo dari sana. "Biggo Lo tau ember bocor kan?" Tanya Bella sambil tersenyum ke arah cowok beriris mata coklat terang itu. Biggo menepuk pundak Bella. "Ember bocor? Ya, taulah. Emang gue orang awam ember bocor aja gak tau."
Setelahnya Bella mengangguk. "Nah itu gue. Mau gue belajar terus-terusan sampe berhari-hari. tapi, gue gak paham dengan inti yang gue pelajarin. Ya percuma." Biggo paham sekarang. Ia jadi berbahak setelahnya. "Astaga bel, Iya juga sih... Lo cantik. Tapi Lo minus." Tambahnya hati-hati di akhir kalimat.
Bella mendesis. "Minus di akademik gak buruk-buruk amat bel. Lo masih punya harapan di non-akademik. Iceskat Lo keren, muka juga oke. Coba mulai buka hati..." Kwaki menyarankan saat mereka sudah sampai di parkiran.
Azura mengangguk, Bella mengernyit. "Apa sih Key. Kok tiba-tiba nyambung ke situ." Azura merangkul pundak Bella. "Gini, lho bel. Coba liat orang terdekat Lo, contohnya kwaki deh. dulu anak ini juga goblok minta ampun." Kwaki manggut-manggut. "Tapi, setelah pacaran sama Syerin dan punya penyemangat tersendiri, berapa Key peringkat Lo sekarang?"
Kwaki menunjukkan tiga jarinya. Azura menjentikkan jari. "Liat perubahan besarnya." Tangan Azura menyambut Syerin. "Bahagia dan membantu nilai akademik. Ambil yang positifnya."
Bella membuka mulutnya tidak habis pikir. "Ih sinting ya Lo pada. Gak semua orang pacaran bisa gitu tau!" Bantahnya melirik Sehan. Mana? Bella dan Sehan yang sudah menikah saja tidak membawa pengaruh besar pada nilai akademik nya. Justru Bella malah di beri ujian yang luar biasa.