Jangan lupa tinggalkan jejak
Happy reading...❌❌❌
Mereka; Sehan, Bella, Renata, Biggo, dan Azura. Masih menyantap makanannya, yang di piring maupun yang di mangkuk. Selama melahap makanan itu di kantin, yang terus mengoceh dan banyak bertanya hanya Biggo. Tapi sesekali Sehan juga menyangga, karna Biggo terlalu berisik dan mengganggu menurutnya.
"Bel, jangan di aduk-aduk gitu dong batagornya. Makan. katanya tadi laper."Biggo menegur Bella yang tampak tidak berselera makan itu. Sehan menatap ke arah Bella sinis, sebentar. Mata mereka saling bertemu tapi Bella buru-buru menatap batagornya lagi.
"Oh, iya. Ini juga gue makan." Bella sedikit terbata, agak terlambat membalas teguran Biggo.
"Nanti, gue maㅡaih."
Azura memasang tampang setengah panik. Dan tidak melanjutkan kalimatnya, Saat menatap beberapa anak OSIS dan ketuanya mendekat ke arah mereka. Sehan, Biggo dan Renata. Setengah membalik badan, karena posisi duduknya membelakangi.
Biggo cukup terkejut, Renata juga begitu bahkan Bella pun ikut serta dalam keterkejutan itu. Berbeda dengan Sehan yang paling santai, lalu membalikan tubuhnya seperti semula.
"Emang udah istirahat?!"
Tegur si ketua OSIS dengan nada cukup tinggi. Bahkan bahu Bella pun sedikit bergedik, karena cukup terkejut.
"Ta...tan."
Biggo setengah bangun dari kursi panjang kantin, dengan menyertakan nama belakang si ketua OSIS, Jonathan.
"Gimana sih! Udah kelas dua belas bukan kasih contoh yang baik ke adik kelasnya. Malah bolos ke kantin."
Jonathan anak dari XII IPS 1 sekaligus teman sekelas Renata mulai menyindir. Tepat di belakang Sehan. Bella dan Azura sudah saling mendorong untuk diam-diam kabur tanpa kata.
"Kak, jangan pergi dulu."
Adik kelasnya yang bertugas menjadi OSIS itu malah menggagalkan rencana keduanya. "E...eh, enggak kemana-mana kok." Azura mengelak cengengesan tak jelas.
"Udah. Cepet-cepet masuk!"
Titah Jonathan tegas, tapi sedikit marah dan menguasai. Biggo mulai mengeluarkan kakinya dari kursi panjang itu. Renata juga sudah, tapi Sehan masih mengunyah sambil menekuni layar ponselnya.
"Han, ayo masuk."
Renata mendekat ke telinga Sehan sambil berbisik. "Duluan aja." Balasan Sehan amat sangat datar. Bahkan tak melirik apalagi menoleh. Bella tampak memperhatikan wajah Sehan yang kesal, lalu bergantian menatap Renata yang terus membujuk Sehan untuk bangun dari zona nyamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
250! SEHAN
Teen Fiction[ 250! SEHAN ] Menjadi diri sendiri akan lebih baik, tak perlu dengar apa kata orang. Begitulah Sehan, berperilaku semaunya tanpa campur nasihat orang, termasuk orang tuanya. Tabiat Sehan memang sangat gila jika terus di layani. Ketus, dan dendam ya...