annyeong yeorobun!!!!
aku up lagi niii, hehehehe.
jangan bosen² ya nungguin aku up cerita.
______________________________________
"lo mau pesen apa?" tanya eric pada saeron.
kini keduanya sudah berada di salah satu kafe di dekat sekolah mereka, eric sengaja memilih kafe dengan nuansa yang tenang dan agak sepi.
banyak hal yang ingin disampaikan dan di tanyakan kepada saeron, karena eric yakin wanita itu juga pasti sangat penasaran tentang mengapa ia meninggalkan nya selama lima tahun.
eric menatap gadis yang sedang memegang buku menu itu, "emm gua mau cinnamon tiramisu sama lemon tea aja deh ric" ujarnya.
eric mengangguk dan langsung memesankan makanan untuknya dan saeron.
keduanya sama-sama terdiam.
"lo jangan marah ya sama kak hana, gua kok yang nyuruh dia untuk ga bilang ke lo kalo gua udah pulang, gua mau ngagetin lo aja gitu. Dan tentang pertunangan lo, gua juga yang maksa kak hana buat jujur"
"tapi gua gatau sae, bakal serumit ini jalan cerita lo, karna kak hana emang ga terlalu cerita yang lainnya ke gua" ujar eric memberi penjelasan.
saeron mengangguk paham, ia menghela napas berat.
"lo, kemana aja ric selama lima tahun ini? lo tau ga si, kalo gua hancur banget, mama makin ngebenci gua ric," ucapan saeron terputus karena gadis itu sibuk menahan tangis.
eric menggenggam kedua tangan saeron di atas meja.
"maaf sae, gua bener-bener minta maaf sama lo, karna udah pergi tanpa pamit. semuanya waktu itu rumit sae di keluarga gua, mama papa sering berantem, sampe akhirnya mama bawa gua pergi kerumah nenek, dan setelah beberapa bulan, akhirnya orang tua gua milih untuk pisah, dan sekarang....ya, seperti cerita renjun tadi, mama gua nikah sama pamannya dia"
"gua bahkan baru tau kalo renjun itu sepupu gua dua tahun yang lalu, soalnya waktu pernikahan renjun emang ga dateng, dan kita baru ketemu pas renjun liburan ke LA, disana gua sama renjun deket, dan sering kontakan"
eric mengeratkan genggaman nya, "terus waktu renjun liburan lagi ke LA, gua baru cerita ke dia kalo gua punya temen di seoul dan itu lo, gua nunjukin foto lo yang emang sengaja gua bawa, takut kalo gua kangen. dan gua kaget saat renjun bilang kalo dia satu sekolah sama lo, tapi bodohnya, gua baru berani minta nomor telpon lo waktu mau pulang kemaren"
"harusnya gua muncul aja depan lo dari lama ya sae, biar seenggaknya gua bisa nolongin lo waktu lo butuh seseorang" saeron mendengarkan setiap penjelasan dari eric, dan disini ia mulai paham dengan banyak hal yang menggaggu hatinya.
"gapapa ric, gua paham sama kondisi lo saat itu, jadi lo ga usah ngerasa bersalah karna hal ini" ucap saeron.
gadis itu tersenyum menatap eric, binar matanya menyiratkan banyak luka.
"gua ga tau mau kayakmana kedepannya ric, gua....udah nyerahin hidup gua sama keluarga jaemin, mama udah jadiin gua barang ric"
"dan sekarang gua harus hidup sama orang yang ga nerima gua sama sekali"
saeron menundukkan wajahnya, air matanya terus mengalir tanpa ia pinta.
"hidup gua sebecanda ini ya ric?" eric hanya bisa diam.
ia hanya ingin membiarkan saeron melepas segala rasa yang tengah dipendamnya.
"gua cuma minta bahagia sama Tuhan ric, tapi Dia ga ngasih itu ke gua"

KAMU SEDANG MEMBACA
~love is sadness~ [ON GOING]
Fanfictioncerita baru, typo bertebaran⚠️ beberapa part ada yang ga maksud, tapi kalo tertarik ya gapapa. langsung baca aja cusss!