Pagi itu matahari di langit Korea tampak cerah, semua hal berjalan begitu indah di mata seorang gadis yang kini tengah asik menikmati keindahan Seoul dari balkon apartemen nya.
"Woy Sae!" Gadis itu sontak menutup telinganya dan tersentak kaget saat seseorang datang dan berteriak di dekatnya.
"Ih, kak Hana!" Teriak gadis itu tak kalah hebat, sedangkan orang yang di maksud hanya tersenyum santai."Hehe, sorry my sistaa. Lu napa masih disini? Ga sekolah?" Tanya gadis berambut coklat itu.
"Ngga deh kak, lagi suntuk pikirannya." Jawabnya. Hana menghela napas, sedikit tak percaya dengan jawaban adik perempuan nya itu.
"Kenapa lagi lo? Berantem sama Jaemin? Iya?" Tanya Hana.
"Hm, lo udah tau jawabannya."
"Saeron..." Panggil Hana lembut. Membuat gadis bernama Saeron itu menoleh ke arahnya, dengan tatapan bertanya.
"Seburuk apapun masalah Lo sama Jaemin, usahain untuk selesain baik-baik. Mau kaya manapun juga, dia tunangan Lo, kalian bahkan udah tinggal serumah, masa iya mau kaya gini terus, kalo Mama sama Papa tau Lo kabur-kaburan terus dari Jaemin, bisa gawat tau gak? " Ujar Hana pada sang adik. Saeron berdecak.
"Iya gua tau, tapi kak... kenapa harus gua yang salah? Seakan-akan gua kabur dari Jaemin tanpa alasan."
"Gua cuma kabur sebentar kok... paling enggak, sampe hati gw udah baik-baik aja " Ujar Saeron sendu, gadis itu mati-matian menahan air matanya.
"Maaf ya, harusnya di kondisi kaya gini gua sebagai kakak harus support Lo, bukan malah ngomelin " Hana mengusap punggung belakang adiknya. Saeron mengangguk.
"Harusnya Mama sama Papa gak usah ngejodohin Lo kaya gini, cerita Lo udah sama kaya novel-novel tau gak?Ck, padahal Lo masih SMA."
"Maaf ya Lo harus ngerasain hal ini karena mereka berdua " Tatapan Hana tak lepas dari sang adik, ia menatap manik mata Saeron, Hana sangat mengerti bahwa adiknya ini sedang dalam keadaan tidak baik.
"Gak papa, lagian gua juga udah terlanjur suka sama Jaemin, seenggaknya...ngeliat muka dia tiap hari udah buat gua seneng " Jawab Saeron.
"Kalo ada apa-apa jangan sungkan untuk kasih tau gua ya Sae. Gua bakal bantu sebisa mungkin."
"Iya kak, makasih banget."
***Saeron masuk ke dalam sebuah apartemen elit yang terletak di tengah kota Seoul, jantung nya berdegup kencang, ia sedikit takut.
"Gak papa Sae, Lo bisa! Lo tinggal masuk aja kok, oke? Rileks Saeron." Ujarnya pada diri sendiri. Gadis itu mulai menekan tombol password apartemen, hingga akhirnya bisa terbuka.
Saeron melangkah masuk dengan gugup. Ia berharap Jaemin tidak ada di sini. Gadis itu memelankan langkahnya, ia bernapas lega saat tahu bahwa Jaemin tidak ada di apart.
"Dari mana aja lo? " Saeron tersentak kaget mendengar suara dingin itu, ia menoleh ke asal suara dan melihat Jaemin dengan wajah datarnya.
"Oh itu, gua... abis... nginep di apart nya kak Hana, ngga tau kemaren tiba-tiba kangen sama dia, hehe." Jelas Saeron, yang tentu saja tidak di percaya oleh Jaemin, lelaki itu tahu kalau Saeron pergi pasti karena sikapnya.
Namun, Jaemin tetaplah Jaemin, walaupun ia tahu Saeron sedang berbohong ia tetap tak peduli. Lelaki itu pergi menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
~love is sadness~ [ON GOING]
Fanfictioncerita baru, typo bertebaran⚠️ beberapa part ada yang ga maksud, tapi kalo tertarik ya gapapa. langsung baca aja cusss!