#8

75 15 2
                                    

Saeron masih dengan posisi tidurnya, gadis itu berusaha untuk tidak mendengar percakapan Jaemin dan Yiren yang mulai menganggu telinganya. Pasalnya sedari tadi Yiren terus meminta Jaemin untuk mendatangi Saeron, yang sudah jelas di tolak mentah-mentah oleh lelaki itu.

'cklek' Suara pintu UKS yang terbuka membuat sepasang kekasih itu terdiam, bahkan Saeron perlahan membuka matanya, lalu gadis itu menarik dua sudut bibirnya.

"Renjun." Panggil Saeron, ia senang Renjun ada di sini, setidaknya Renjun bisa mengalihkan pikiran dan hatinya dari Jaemin.

"Iya ini gua." Jawab Renjun sembari berjalan mendekati Saeron, namun langkah lelaki itu terhenti tepat di dekat Jaemin dan Yiren.

"Hai, Renjun." Sapa Yiren ragu, namun bukannya menjawab Renjun malah memberikan tatapan tidak sukanya pada Jaemin dan Yiren bergantian.

"Renjun." Panggil Saeron lagi, wanita itu berusaha mengalihkan atensi Renjun. Dan usahanya berhasil, kini lelaki berwajah mungil itu berjalan ke arah ranjangnya.

"Lo udah ga papa?" Tanya Renjun khawatir, Saeron tersenyum simpul.

"Udah ga papa kok. Oh iya, yang lain mana?" Saeron menatap bingung ke arah Renjun.

"Oh, di kelas Bu Irene lagi ngasih kuis, terus yang bisa jawab boleh keluar." Jawab Renjun.

"Lo bisa jawab?" Renjun terdiam sambil tersenyum kaku, "Pasti pura-pura izin ke toilet ya?" Lelaki itu masih terdiam, hingga akhirnya mengangguk.

"Ck, jangan keseringan gitu Jun, gk baik tau." Ujar Saeron, Renjun mendengus kesal.

"Iya, ga lagi deh, gua kan khawatir sama Lo." Lelaki itu memanyunkan bibirnya yang sontak membuat Saeron terkekeh geli.

"Jun bisa bantuin gua duduk? Bosen banget tiduran mulu." Pinta Saeron.
Renjun langsung menuruti, lelaki itu membantu Saeron dengan hati-hati.

"Lo kenapa bisa sampe mimisan Sae? Mana darahnya tadi banyak banget lagi." Ucap Renjun sembari mengingat kejadian Saeron tadi.

"Saeron mimisan?" Saeron dan Renjun sontak menoleh ke arah Yiren, gadis itu bertanya dengan raut penasarannya.

"Ga usah sok peduli deh Lo, mending diem aja." Sinis Renjun yang langsung membuat Jaemin menatap tajam ke arahnya.

"Jun udah, jangan emosi." Saeron yang menyadari tatapan Jaemin langsung memegang lengan Renjun, berusaha menghentikan lelaki itu.

"Lo bisa kan jawab baik-baik ke Yiren?" Tanya Jaemin yang berjalan maju ke arah Renjun.

"Nana udah aku ga papa kok." Yiren langsung menarik baju Jaemin, ia menundukkan kepalanya.

"Sama cewek kaya dia? Bicara baik-baik? Lo mau ngajarin gua cara bicara sama cewek, kaya Lo yang udah lembut aja ke Saeron. Lo ga ngaca selama ini cara ngomong Lo ke Saeron gimana? Lo pikir dia bukan cewek?" Renjun menekankan setiap kalimatnya yang terdengar sinis, lelaki itu terkekeh.

Sedangkan Jaemin, lelaki itu melepas cengkaraman tangan Yiren di bajunya, ia kembali melangkah mendekati Renjun. Saeron mulai panik, ia sungguh tidak menginginkan keadaan seperti ini.

"Gua bilang sama Lo, ngomong baik-baik sama Yiren." Tegas Jaemin dengan memegang bahu kiri Renjun, wajahnya datar tapi setiap perkataan nya terdengar tegas.

"Dan gua bilang sama Lo, berhenti buat Saeron nangis. Lo tau kan Jae?" Renjun menghentikan kalimatnya, lelaki itu tersenyum miring.

"Cuma cowok pengecut yang bisanya ngelakuin itu." Lanjut Renjun santai, ia menghempas tangan Jaemin dari bahunya.

~love is sadness~ [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang