#7

69 16 2
                                    

Saeron baru saja sampai di sekolahnya, gadis itu berjalan lunglai. Bibirnya dan wajahnya terlihat pucat, ia bahkan tidak mengindahkan sapaan satpam sekolah seperti biasanya.

"Saeron!!" Langkah Saeron terhenti begitu mendengar teriakan dari arah belakangnya, ia menoleh dan mendapati Lana yang sedang melambaikan tangan kepadanya.

"Woi!!" Lana berlari kecil menghampiri Saeron, namun senyumnya seketika pudar saat melihat wajah pucat Saeron.

"Sae, Lo gk papa? Muka Lo pucet banget." Lana memandangi wajah Saeron yang terlihat pucat, raut khawatir terpancar jelas dari wajah gadis itu.

Saeron menggeleng lemah.

"Ga papa kok, tadi sebelum berangkat emang agak sedikit pusing, tapi ga papa kok, nanti juga mendingan." Jawab Saeron diselingi senyum manisnya.

"Ih, Sae suara Lo aja lemes gitu, pulang aja ya, gua cariin taxi deh, nanti malah nambah sakit Sae." Ujar Lana pada Saeron.

"Ga usah, gua dari kemaren udah gk masuk, sebentar lagi kenaikan kelas, ntar gua ketinggalan pelajaran." Lana mendengus kesal mendengar jawaban gadis di hadapannya itu. Ia tahu, membujuk seorang Saeron memang tidak mudah.

"Ck, Lo ngeyel banget sumpah di kasih tauknya. Ya udah, ntar kalo gk kuat bilang ya, biar gw anter ke UKS." Tawar Lana, ia tersenyum saat Saeron menganggukkan kepalanya.

"Ya udah yok masuk." Ajak Lana sembari memegang lengan sahabatnya itu.

Kini semua siswa-siswi di kelas 2-3 sedang sibuk oleh tugas yang diberikan oleh Pak Kyungsoo, kecuali bagi mereka yang memang tidak punya niat belajar sama sekali. Seperti Haechan dan Chenle. Kedua manusia itu malah asik mengusik Mashiho yang sedang serius mengerjakan tugas.

"Ishhh, diem deh Chan, Le, gak gua kasih contekan beneran lorang entar." Ancam lelaki itu mulai kesal. Haechan mengerucutkan bibirnya ketika mendengar ancaman Mashiho.

"Lo mah ga seru ancemannya, jan kek gitu dong, kan Mashiho ganteng mirip Haechan." Bujuk Chenle narsis, Mashiho hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Haechan, Chenle, kalian ga ngerjain tugas?" Tanya Pak Kyungsoo dengan tegas, pertanyaan itu sontak membuat atensi seisi kelas tertuju pada mereka berdua. Haechan tersenyum canggung.

"Ga gitu pak, ini lagi mikir saya, ngerjain kok, yakan Le?" Tanya Haechan yang langsung di acungi jempol oleh Chenle.

"Iya pak, ini kita lagi mikir aja, nih kalo gk percaya cek aja otaknya Haechan." Jawab Chenle dengan wajah meyakinkan.

"Alah, kek yang punya otak aja Lo." Sahut Jinjoo dari bangkunya.

"Eh diem deh Lo, diputusin Haechan baru tau rasa entar." Balas Chenle tak mau kalah. Haechan menatap tajam Chenle.

"Wah Lo, ntar si Jinjoo malah yang mutusin gua ikan lele. Lo kalo ngomong mulutnya di filter kenapa?" Bisik Haechan, sedangkan Chenle hanya tertawa renyah.

"Udah, udah. Kok malah jadi ribut gini?" Ujar Pak Kyungsoo menegahi.

"Oh iya, saya ada urusan sebentar. Kalian lanjut aja ngerjain tugasnya ya, nanti di kumpul aja ke ketua kelas. Saya tinggal dulu." Sambung Pak Kyungsoo langsung meninggalkan kelas.

Kelas langsung begitu berisik sepeninggal Pak Kyungsoo, entah Haechan yang berteriak tak jelas, atau apapun itu. Saeron hanya diam di tempatnya, kepalanya lagi-lagi terasa berat dan sakit, ia sempat melirik sebentar ke arah bangku Jaemin. Lelaki itu tetap diam dengan headphone nya, padahal Haechan yang di sampingnya sudah teriak-teriak tak jelas.

"Sae, ke UKS aja ya, muka Lo makin pucet tauk." Ujar Lana yang duduk di samping Saeron.

"Iya Sae, ntar kita izinin deh." Sambung Jinjoo khawatir. Namun Saeron tetaplah Saeron yang keras kepala.

~love is sadness~ [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang